'jek, aku nyaman'
'maksutnya?'
'aku nyaman chattingan sm kamu'
'kenapa gitu?'
'semua bisa karena terbiasa'serontak aku memberanikan diri mengatakan bahwa aku nyaman dengan dirinya. coba katakan! apa aku salah membuka hati untuk orang lain?
setelah pembahasan yang degdegan seperti itu, aku dan jek semakin dekat, sangat dekat. jek memang lumayan tampan tapi, aku tidak menilainya dari posisi itu.
aku cuma tau, selama ini jek selalu memberikan pundaknya untukku, entah karena apa, bisa jadi karena iba.
ADA YANG TAU SIAPA JEK?
yang aku tau, dia sosok lelaki yang suka dengan level cewe sedikit terbuka, kalau jek memakai topi kharismanya sangat berbeda bisa membuat perempuan salah fokus dengannya.
tepat tanggal 7-8 desember 2019
aku mengikuti ujian LSP yang kedua kalinya namun, ditempat yang berbeda.kali ini aku berkesempatan ikut diSMKN 47 JAKARTA, tidak ada persiapan sama sekali yang ada rasa ketakutan yang menjulang tinggi.
namun, aku tidak khawatir karena jek selalu menenangkan ku.
'yakin gamau ikut lsp?'
'iya yakin'
'kenapa?'
'aku takut kejadian kemarin keulang lagi'
'enggak bakal rizka, aku janji'
'janji apa?'
'janji gaakan seperti kemarin'
'hanya kalimat penenang'
'yauda gini, selagi kamu ujian aku gaakan on wa. kamu selesai lsp jambrpa?'
'2 hari, daripagi sampe sore. mungkin jam 5'
'yauda, pas jam 5 aku jemput'
'gausa, aku bawa motor'
'kenapa si? kan aku mau jemput'
'aku gamau ngerepotin siapa-siapa, aku bisa bawa motor sendiri'
'kan aku mau kayak orang-orang'
'wkwk yauda kamu sama orang-orang aja sana'
'nanti kamu nangis lagi kalo ditinggalin' ucapnya sambil ngeledek
'enggaklah, kan aku bukan siapasiapa kamu'
'kamu pacar aku'
'iya,pacar online'
'wkwkwk'tidak mau aku terlalu jauh menceritakan tentang aku dan jek, yang harus kalian tau bahwa jek adalah laki-laki yang baik.
nakal? yaaa, dia sangat nakal. tapi, selagi yang bersamanya bisa menuntunnya kenakalan itu akan hilang dengan tiba-tiba.
malam sebelum aku ujian, jek selalu memberikanku support, dia sangat yakin kali ini aku akan lolos.
entah mengapa dia sebegitu yakin, padahal aku tidak memiliki persiapan sama sekali. mungkin temen-temenku yang ikut ujian lagi sedang belajar saat itu, tapi yang aku lakukan hanya menghabiskan waktu dengan jek secara online.
aku bukan tidak mau usaha, aku hanya didalam keadaan yang sangat trauma. saat diumumkan bahwa aku ikut kembali ujian itu aku menangis, aku sangat takut.
takut karena tidak bisa membanggakan nama sekolah, takut gagal untuk kedua kalinya, takut tidak bisa membahagiakan umi dan yang lainnya.
'lulus tidaklulus itu urusan belakang, yang penting kamu udah berusaha , tapi aku yakin kalo kamu pasti lulus'
dengan keyakinan jek yang begitu besar, maka aku juga yakin aku pasti bisa.