Aku tak membutuhkan seseorang yang menungguku dipuncak gunung, aku hanya membutuhkan orang yang mau berjalan bersamaku dengan tujuan berada dipuncak gunung.
____________________________________
Pendakian bersama ku dengan putra yaitu GUNUNG MUNARA, letaknya dibogor, aku pergi dengan temannya putra juga yaitu azhar(kakak kelasku saat mts) dan nanda fikri
Kami memang sudah berencana kesana, malamnya uang putra ditanganku 150,000 tetapi,paginya hilangggggggg entah kemana, itu karena kesalahanku, aku lupa menaruhnya didompet, saat tidur uangnya aku masukkan dalam saku kantongku yang pendek. AHHH SIAL bagaimana bisa kami pergi tanpa ada uang.
Aku sempat berputus asa saat itu, aku bilang kepada putra bahwa uang yang aku pegang itu hilang. Putra tidak marah dia hanya bilang
“kalo emang rejeki pasti bakal ketemu kok”waktu terus berjalan. Jam menunjukkan pukul 07.00
Aku baru ingat, kalau aku masih punya uang simpanan yaa cukuplah untuk aku dan putra jajan disana.
Putra langsung menjemputku, seperti biasa dengan motor beat putih biru, putra kali ini memakai baju kaos oblong warna hitam. Bagiku, lelaki yang memakai baju warna hitam itu sangatlah berbeda, aura kharismanya lebih mencolok. Sedangkan aku, hanya memakai celana lapangan pramuka berwarna coklat, baju putih polos panjang serta kerudung coklat susu.
Kami ber-4 bergegaslah berangkat, disepanjang jalan aku dan putra mengobrol, aku selalu bertanya kepada putra “ini daerah mana?” “nanti tembusannya kemana?” hehehe. Itulah kata-kata yang selalu ku lontarkan saat berpergian jauh bersama putra.
Putra selalu sabar dengan sifatku ini, selalu mencoba berdamai dengan kecerewatanku tapi terkadang jika putra sedang tidak mood putra tidak menjawab pertanyaan serta kata-kataku.
Tibalah kami disana kurang lebih pukul 11.00, kami beristirahat sejenak, putra dan teman-temannya mengambil sebatang rokok untuk me-refreshkan otak, aku hanya terdiam saja, membuka ciki-ciki yang ku beli saat diperjalanan.
Tak lama kemudian, kami melakukan pendakian, GUNUNGNYA tak begitu tinggi tetapi,sangatlah mengeluarkan keringat, nafas kami mulai terengah-engah, mukaku lama kelamaan memerah, kami bodoh sekali, kami hanya membawa air minum beberapa botol saja, aku mencoba mengatur nafasku agar tak terlihat kelihatan lelah.
Sepanjang pendakian kami bercanda, mengobrol, dll…
Tak lama kami sampai puncak munara, aku kira disana tidak ada warung tetapi, dipuncaknya ada satu warung yang dijaga ibu-ibu tua. Sesampainya kami dipuncak kami duduk dibale reot samping warung, melepas dahaga dan lelah,bersantai sejenak.
Tak lama kami melakukan sesi foto, setelahnya aku merasa lapar. Aku dan putra memesan es nutrisari jeruk dan indomie rebus. Nikmat sekali bukan? Dipuncak gunung ada es nutrisari.
Indah sekali bukan? Melakukan pendakian bersama orang yang kalian sayang, jika belum pernah maka kalian harus merasakannya!
Tak lama aku berada dipuncak gunung, kami memutuskan untuk turun. Diperjalanan banyak sekali anak muda smp yang akan turun juga, ada yang memakai flatshoes saat pendakian, aku hanya heran saja. Jalanannya menanjak keatas dan pastinya licin. “ada-ada saja” ucapku dalam hati.
Diperjalanan turun, kami bercanda dalam hati aku bilang “kali aje gue jalan nunduk ada duit jatoh” dan ternyata benar. Ada uang 30,000 diatas tanah. Aku yakin bahwa uang itu milik segerombolan anak-anak smp. Tetapi, jalan mereka lebih cepat dari kami. Akhirnya putra bilang “kasih setengahnya ke kardus yang ada didepan pohon keramat”
Yaa disitu ada kardus seperti untuk sumbangan dan letaknya benr-benar didepan pohon keramat.