kedekatanku dengan jek terus berlanjut, aku yang mulai merasa bahwa ada yang menemaniku. bahkan jek selalu mensupport diriku, memarahiku, bahkan pula memberikan pundak untukku.
saat aku sakit, jek langsung bergegas membaweli room chat wa ku.
"apanya yang sakit?"
"sesek lagi?"
"kerumah sakit mana?"
"tuhkan, jangan kebanyakan minum obat, nanti overdosis bisa mati"sebahagia itu aku mendapat perhatian kecil dari orang yang dekat denganku, aku nyaman dengan jek. sangat nyaman. namun aku tidak akan bisa membangun hubungan dengannya
aku memang nakal, jika stres sedikit tak main-main aku menelan pil obat sekaligus banyak, apapun obat yang ada dirumah itulah yang aku minum.
jangan pernah dicoba! rasanya sangat gila, bisa membuat langsung kedinginan hebat, fikiran seperti dibawa terbang, serta rasa sesak yang menyakitkan.
kegiatanku disekolah biasa saja seperti layaknya siswa-siswi yang lainnya, terkadang setan itu konyol. sedikit melamun langsung terbayang yang tidak penting.
jika aku merasa rapuh, aku pergi ke markas. markas itu rumah deitra, teman seperjuanganku. aku, putu, syahla, ghina, deitra cukup dekat saat ini.
aku yang makin menjadi gila,
putu yang pengen banget punya pacar,
syahla yang ngebucin,
ghina yang masih galau karena diputusin,
deitra yang masih terjebak dimasalalu.semuanya memang punya beban tapi juga punya caranya agar satu sama lain tersenyum.
mereka selalu mengusahakan agar aku gemuk, padahal makanku sudah cukup banyak. memang kadarnya saja yang segini
kami tidak selalu berbahagia, bahkan bisa dibilang kami membicarakan satu sama lain. namun semua itu kalah dengan kedewasaan kami, karena semakin dewasa, semakin kecil lingkaran pertemanan.
jangan tanyakan tentang kebahagiaan kami, semua terasa lepas jika kami sedang berkumpul.
kebahagiaan itu bukan dicari, tapi dibentuk.