Dibandingkan kepergianmu, senja jauh lebih paham cara berpamitan.
_____________________________________
Setelah seminggu aku mengetahui itu semua, tiap malam aku hanya bisa mengeluarkan air mata tanpa berbicara. Pikiranku kacau, hatiku risau, bahkan aku merasa dikeramaian sekalipun aku tetap merasakan kesepian.
Bagaimana tidak kesepian? Perhatian serta pamitan berpindah pada orang. Sebelumnya, aku sudah mencoba bilang baik-baik kepada perempuan itu, yaa awalnya perempuan itu sopan, bahkan selalu meminta maaf pada diriku, aku merasa tidak enak dengannya saat itu.
Aku sudah mencoba baik dan mengatakan hal sopan juga kepada perempuan itu. Panggil saja perempuan itu mawar. Tapi setelah aku berbuat hal seperti itu apa yang aku dapat?
HAHAHAHAHA AKU MENERTAWAKAN DIRIKU SENDIRI
Mawar berdusta padaku, sama halnya dengan putra. Ku rasa mereka berdua sama saja. Aku tidak bisa menyalahkan mereka, aku hanya menyalahkan apa yang mereka rencanakan berdua.
Hari terus berganti, seperti hal kesedihanku mulai pergi.
Baiklah putra, aku berjanji!
Akan tiba saatnya kamu akan mencariku kembali. Ketika mulutmu tak sabar memberi jawaban atas semua tindakan, ketika kau ingin membela hakmu sebagai pemilik perasaan, ketika rasa sesalmu memuncak dan rindumu akhirnya meledak.Waktu akan menamparmu dengan sangat bijaksana. Terimakasih atas kesadaran yang terlambat, dititik itu aku hanya akan mengucap kalimat : MENANGISLAH