S15

59 9 1
                                    

Kejadian kemarin tentu membuat
hati seorang Scorpionca hancur
Namun bukan Scorpionca namanya jika ia menyerah bagi hal yang ia inginkan cukup sudah ia pasrah dan lemah akan segala perbuatan Gemi kepadanya,sedikit tegas untuk kebaikan dirinya sendiri tidaklah berat untuk Pionca mencobanya.
2 hari cukup bagi Pionca mengistirahatkan fisik dan juga hatinya

Sedari tadi Pionca tidak mengeluarkan suara ia hanya terdiam dan melamun mungkin kondisi tubuhnya belum sepenuhnya pulih

"Ca udah baikan belom?"Tanya Cera khawatir melihat  wajah Pionca yang pucat pasih

"Kalo belom istirahat aja gih dirumah lo ngak harus maksain fisik terutama hati lo"jangan kira Cera tidak tahu apa yang terjadi sekalipun Pionca berbohong Cera tetaplah mengetahui yang sebenarnya terjadi

Pionca tetap terdiam dengan memandang kosong ke depan,Cera yakin kali ini bukan hanya tentang Gemi namun pasti ada hal lain yang tengah Pionca rasakan

"Oca lo denger ngak sih"bentak Cera yang mulai gemas dengan tingkah Pionca saat ada dalam mode galau seperti ini

"Gue lagi ngak mau ngomong"ucap Pionca datar dan lebih memilih tidur di atas lipatan tanganya di meja

"Cerita kalo lo punya masalah,gue temen lo oca bakal gue bantu sebisa gue"ucap Cera dengan tenang

Berbicara menggunakan nada tinggi dengan seorang Scorpionca hanya akan membuang tenaga,Pionca tidak suka jika ada yang berbicara dengan nada tinggi atau kasar terhadapnya ia tak akan menanggapi apa lagi memberi respon kepada siapapun itu ia lebih memilih diam agar lawan bicaranya merasa lelah dan berhenti berbicara dengan sendirinya

Terkadang hal tersebut yang membuat banyak orang berpikir jika Pionca adalah gadis yang judes dan angkuh tatapannya yang menusuk dan suka berbicara sesuai yang ia pikirkan jelas banyak orang yang menjudge Pionca seorang yang harus dijahui namun disisi lain Pionca akan suka berbagi senyumanya kepada siapapun yang ia jumpai aneh memang,terkadang ramah dan terkadang tak tersentuh intinya semua sikap yang Pionca berikan terhadap sekitarnya itu tergantung bagaimana sekitarnya memperlakukan dia

"Gue butuh tidur sekarang"jawab Pionca lirih

"Bilang kalo lo ngak bisa lanjut biar gue anter lo pulang"ucap Cera sambil mengelus-elus bahu Pionca

"Heemm"jawab Pionca dengan deheman karena mulai malas dengan sifat protektif Cera

Setelah setengah hari pelajaran berakhir yaitu ditandai dengan bel istirahat berbunyi semua siswa dan siswi berhamburan keluar dan menuju kantin hal yang sama pun dilakukan Gemi dan Leo pergi k1e kantin dan ingin mengganjal perut mereka yan sudah meminta jatah

Namun ada hal yang aneh dari Gemi dan Leo saat ini mereka yang biasanya memesan dan langsung duduk di tempat yang disediakan kali ini tidak mereka malah tetap menunggu pesanan tersebut dan nampaknya keduanya sadar akan hal itu

"Tumben ngak langsung duduk"Gemi yang pertama berkomentar

"Lo sendiri?"Leo pun balik bertanya

"Gue mau bawa makanan gue"jawab Gemi jujur

"Kemana?"tanga Leo yang dibuat heran,sejak kapan Gemi mau repot-repot makan ditempat yang jauh dan harus membawa makanan pula

"Sejak kapan lo jadi kepo kayak gini"ucap Gemi sinis

"Lo sendiri ngapain masi nunggu?"bukan hanya Leo Gemi pun penasaran dengan yang dilakukan Leo saat ini

"Oh gue mau bawain bakso anget buat si Pionca kasian masi ngak enak badan"ucap Leo jujur

"Ngak usah"Ucap Gemi dengan raut wajah yang tiba-tiba berubah dan susah diartikan perubahanya

"Kenapa?"tanya Leo sinis

Star'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang