S22

17 4 4
                                    


"Lagian Pionca memang harusnya jadi milik gue"


Sesampainya dirumah,Pionca melihat 2 mobil yang tak asing baginya terparkir rapi tepat di depan rumah megah yang selama ini ia naungi.Sedikit merutuki dirinya sendiri karena pulang terlalu cepat.

Selama diperjalanan Pionca tidak membahas apapun tidak seperti biasanya Pionca sedikit banyak akan berbicara untuk sekedar basa-basi,keanehan Pionca mulai ditangkap oleh Leo apalagi sekarang sudah hampir 5 menit motornya terhenti namun Pionca tidak berniat untuk turun

"Kok ngak turun?"tanya Leo dengan suara yang hampir tak jelas,karena wajah yang ditutupi helm

"Ada orang tua gue"jujur Pionca

Ok,kalimat Pionca menjelaskan semua benang kusut yang ada dipikiran Leo sedari tadi

"Lo ngak mau masuk?"tanya Leo dan hanya dijawab dengan endikan bahu oleh Pionca pertanda jika ia juga kebingungan

"Turun"titah Leo dengan nada tak terbantah
Dengan lesuh Pionca hanya bisa menurut,pemilik motornya mengusirnya apa yang harus ia buat selain mengikuti
Tanpa Pionca kira ternyata Leo kembali memarkirkan motornya di halaman rumah Pionca

"Loh ngapain"kaget Pionca dan cepat-cepat menghampiri Leo

"Gue temenin"ucap Leo sambil memarik lengan Pionca masuk kerumah

"Perasaan ini rumah gue,kenapa lo berlagak layaknya yang punya rumah"protes Pionca dengan kesal

"Bawel"sembur Leo

"Oca pulang"teriakan wajib Pionca ketika hendak masuk kerumah.Membuat orang-orang dalam ruangan tersebut sontak menoleh kearah suara

"Oca udah oma tungguin dari tadi"sambut Sela kepada cucunya
"Eh ada Leo juga,pulangnya bareng yah"

"Iya oma sekalian mampir"ucap Leo sopan dengan menyalami Sela

"Waduh rumah oma lagi rame"ucap Sela dengan diselingi tawa

Leo memperhatikan orang-orang yang berada dirumah Pionca,Pria tinggi dengan usia kira-kira kepala 4 disampingnya wanita parubayah yang memiliki wajah nyaris seperti Pionca.Leo mengambil kesimpulan jika mereka adalah orang tua Pionca,dan lagi ada seorang gadis bersurai pirang dengan kulit putih terawat namun masih tetap dengan wajah wanita asia.

Mungkin keputusan Leo untuk masuk adalah keputusan buruk,ia dihadapkan dengan situasi mencekam Pionca yang saat ini nampaknya sedang tidak bisa diganggu menampilkan mode badnya dingin dan menyeramkan.Leo tetap memasang tampang setenang mungkin walau mereka sudah saling melempar tatapan tak mengenakan

"Oca mau keluar dulu sama Leo" ucap Pionca memecah keheningan. syukurlah Pionca masih mengingat dirinya yang hampir mati berdiri

"Ngak bisa,suru temen kamu pulang dulu kita perlu bicara Pionca"ujar Orion dengan tegas

"Ngak Oca ngak mau"bantah Pionca
"Ngak usah larang-larang aku,selama ini aku jalanin hidup aku tanpa kalian jadi jangan harap bisa ngatur aku dengan seenaknya kalian"ucap Pionca

"Pionca berani kamu"Karina mulai kehilangan kesabarannya

"Iya Oca berani"ucap Pionca dengan lantang
Keadaan semakin mencekam Sela hanya memandang khawatir kepada Pionca ia takut jika Pionca akan melakukan sesuatu yang ia sesali kelak

Leo hanya menduduk,ia seharusnya tidak berada dalam situasi keluarga yang rumit seperti ini,mungkin sebaiknya ia pergi tapi bagaimana nasib Pionca jika ia pergi

Dengan ragu Leo menggenggam lengan Pionca berusaha mengisyaratkan agar Pionca tidak memperkeruh suasana.
Berhasil!! terlihat dari tatapannya Pionca sepertinya sudah lebih tenang.Terdengar helaan nafas lembut dari Pionca

Star'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang