S19

74 6 1
                                    

'Like a star's semakin gue pengen
ngegapai lo semakin gue sadar kalau gue cuma ngehalu'

Pionca melihat Gemi yang fokus makan dan terlihat tak ingin diganggu siapa pun,lain dengan Gemi yang tak na melihat Pionca lagi selama seminggu Pionca terus melihat Gemi walaupun dari kejauhan

Ia memang ingin melupakan segala urusan yang berhubungan dengan pria itu namun sengaja atau pun tidak ia malah terus melihat Gemi Pionca merasa dipermaikan oleh waktu saat ia sangat ingin bertemu dan melihat Gemi ia harus berusaha untuk pergi kesini atau kesana hanya untuk berjumpa dengan sang pujaan
Namun disaat ia ingin melupakan dengan mudahnya ia melihat Gemi

Pionca sadar menghindar hanya akan membuang waktunya maka dari itu ia lebih memilih untuk mengikuti alurnya toh sekarang respectnya terhadap Gemi semakin berkurang ia yakin dengan perlahan waktu ia bisa melupakan perasaannya kepada Geminion

******

Pionca tahu hari ini Leo tak bisa menemaninya namun Leo memberitahu jika ada yang akan menggantinya menemani Pionca tak banyak protes Pionca mengikuti saja perintah Leo seperti biasa Pionca segera menuju lapangan

Gemi yang sedari tadi menunggunya melihat kemunculan Pionca yang selalu saja sama tidak memerhatikan sekeliling dan hanya fokus melihat ke arah langkahnya
'Kebiasaan'batin Gemi

Entah mendapat firasat dari mana Pionca merasakan ada yang berbeda dari suasana sekitarnya mendadak menjadi lebih hangat dan aneh Pionca sendiri tak bisa menjelaskannya

Deg..
Gemi sedang menatapnya dari kejauhan mungkin yang dimaksud Leo adalah Gemi,Pionca tidak ingin lagi terjebak dalam perasaanya sendiri ia berusaha membuat dirinya seolah anti dengan seorang Geminion
Pionca menatap Gemi datar dan memerhatikan Gemi dari ujung kaki sampai ujung rambutnya dengan tak berperasaan memandangnya dengan tatapan tak suka setelah itu Pionca dengan santai membalikan tubuhnya hendak berjalan keluar dari area lapangan

Gemi yang melihat sikap Pionca terhadap dirinya sedikit terkejut hatinya sedikit tergores karna tatapan Pionca tadi,dengan langkah panjangnya Gemi berusaha menggapai Pionca saat sudah didekat Pionca Gemi mencekal pelan lengan Pionca dan membalikan tubuh gadis itu agar berhadapan dengannya dan tangannya yang lain mencekal lengan Pionca yang satu agar Pionca tidak memiliki ruang untuk terlepas

"Lepasin"ucap Pionca memberontak

"Ngak akan"bentak Gemi

"Lo apaan sih"jerit Pionca

"Suru siapa lo natap gue kayak tadi heh"ucap Gemi yang berusaha menahan rontahan Pionca

"Hak-hak gue mata-mata gue suka-suka gue dong mau liatin lo kayak gimana"ujar Pionca mencari pembenaran

"Oke kalo gitu tatap mata gue sekarang"tantang Gemi kepada Pionca ia ingin tahu seberapa berani Pionca bisa menatapnya

Karena merasa ditantang dan tanpa aba-aba sekalipun Pionca mengangkat kepalanya agar tatapan keduanya bisa bertemu, postur tubuh Gemi yang lebih tinggi jelas dirinya harus menurunkan pandangan kebawah agar bisa dengan jelas melihat mata Pionca keduanya mulai beradu tatapan sedetikpun Gemi tak memalingkan pandangannya begitupun Pionca

Namun saat Gemi lebih dalam menatap Pionca hatinya mendadak menjadi luluh perasaanya menghangat tatapan yang tenang dan yang belum perna ia lihat dari Pionca membuat dirinya sedikit tidak fokus dan akhirnya Gemi yang memalingkan tatapannya terlebih dahulu

"Kenapa lo?heh"tanya Pionca sarkas

"Mata gue kelilipan"Alibi Gemi,dengan sekali rontahan akhirnya Pionca bisa lepas dari cekalan Gemi dan beranjak pergi

"Kemana lo?"tanya Gemi yang sama sekali tak digubris oleh Pionca,Pionca terus saja berjalan menjauh

Gemi tak hilang akal untuk menahan Pionca ia ingin melihat Pionca sedikit lama lagi

"Kalo lo pulang gue bakal laporin lo ke Leo"ancam Gemi sedikit berteriak

Langkah Pionca lagi-lagi terhenti ia merasa gemas dengan tingkah kekanak-kanakan Gemi ia memutar tubuhnya Pionca melihat Gemi yang sepertinya sedang menunggu respon darinya sambil melipat kedua tangan

"Lo pikir gue peduli"jeda Pionca

"Ngak"lanjut Pionca sambil menggeleng pelan kepalanya

"Berenti lakuin hal yang makin buat gue masukin lo dalam blacklist gue"sarkas Pionca dan benar-benar pergi dari tempat itu Gemi yang mendengar penuturan Pionca hanya membuang nafas lelah ia kehabisan cara membuat Pionca bertahan

******

'Kenapa lo pulang'
'Gue ngak mau latihan sama dia'
'Gue kira demen'
'Apa sih Leo'
'Iya maaf'
'Gue ngak mau latihan lagi kalo gitu'
'Kan emang tujuan lo latihan biar bisa bareng dia kan'
'Sekali lagi lo bacot gue tutup telfonya'
'Ih baperan'
'Tuh kan ngeselin'
'Iya maaf Oca'
'Iya'
'Sibuk ngak?'
'Ngak'
'Jalan sama orang ganteng mau ngak'
'Kemana?'
'Ikut aja'
'Yaudah'

Sambungan telfon dimatikan sepihak oleh Leo Pionca segera bergegas ia bersemangat akan diajak jalan bersama Leo

20 menit waktu yang cukup untuk Pionca mempersiapkan diri jeans biru panjang dan sabrina hitam ia padukan dengan sneakers putih terlihat manis ditubuh Pionca ia sedikit memakai liptint Pionca jarang berdandan ia tidak terlalu mengetahui jenis make up yang lain

Saat turun kebawah ternyata Leo sudah menunggunya sedang berbincang dengan sela

"Oca udah siapnya?"tanya Sela yang melihat Pionca sudah rapi

"Udah oma,Oca pergi sama Leo ya"pamit Pionca dan menyalami sela

"Leo ijin bawa Oca ya oma pulangnya gak telat kok oma"Leo pun meminta ijin dan juga menyalami Sela

"Iya oma percaya jagain cucu oma ya"Pesan Sela

Pionca juga tidak tahu kemana Leo membawanya ia hanya mengikuti saja namun dari arah jalan yang dilalui keduanya Pionca bisa menebak mungkin mall jadi tempat tujuan mereka

"Kita ke mall ya?"tanya Pioca dari balik punggung Leo yang sedang mengendarai motor

"Gue ngak suka nonton tapi katanya filmnya bagus makanya gue ngajak lo biar ngak sendiri"jawab Leo seadanya

"Iya kalau lo pergi sendiri kebangetan ngenesnya"sungguh tak terkontrol mulut Pionca

Sesampainya di mall mereka jalan beriringan sambil tertawa pecah karena kekonyolan keduanya sampai mengudang perhatian dari sekeliling mereka jika orang yang tak mengenal keduanya akan mengira mereka  adalah sepasang kekasih terlihat begitu serasi dan bahagia

Sepasang netra sedang memerhatikan langkah keduanya dengan senyuman 'Lo berdua cocok,sama mengerikanya'
nya'


Maklum typo
.
.
.
.
.
Please voment

Star'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang