Part 18

1.9K 41 3
                                        

"Masih belum ada kabar dari istrimu Al? Bukannya dia juga di Pulau ini ya?" Ucapnya.

"Belum, adekku gak ngasih tau dimana istriku. " jawabku. "Aku merindukanmu, Sya." Gumamku.

"Sabarlah, mungkin ini cara tuhan membuatmu sadar betapa indahnya kebersamaan. Dan kamu dipisahkan supaya tau apa itu rindu? apa itu jarak? Aku yakin, tuhan memiliki kejutan yang indah suatu hari nanti buatmu. So, keep strong boy brother!" 

"Baiklah, oke. Makasih ya, Ko. Aku juga yakin kok." Ucapku sambil menerawang jauh kedepan.

~•~•~•~•~

16.00 WITA at Kuta Resort

"Bagaimana kelanjutan rumah tanggamu? " tanya seorang perempuan yang usianya berkisar 23 tahunan.

"Aku belum bisa melupakan kejadian itu sin, rasanya perih dihati." Ucap seorang wanita yang ditanya itu.

"Aku mengerti, tapi gak seharusnya kamu lari dari masalah seperti ini, Sya. Harusnya kamu tuh lebih dewasa lagi, dengerin penjelasan nya dulu. Kalau ada masalah itu selesaiin, jangan lari begini. Bagaimana mau tenang? Jika masalah belum terselesaikan, sedangkan hati aja ikut kemanapun kamu pergi. Paham kan maksutku?" Ucap seorang perempuan yang dipanggil SIN tadi.

"Iya, aku paham. Tapi gak begitu juga sin, taukah kamu? Rasanya dikhianati? Apalagi aku melihatnya sendiri dengan mata kepalaku, Sin. Sakit Sin, hancur rasanya tuh." Jawab wanita yang dipanggil Sya tadi sambil menangis sesenggukan menceritakan apa yang ia rasa.

"Aku memang tidak pernah mengalami hal itu sya, tapi alangkah baiknya kamu tidak seperti ini. Alka memang salah telah berbuat seperti itu, tapi kamu dengan seperti ini pun juga salah. Bila masih menginginkan rumah tanggamu langgeng, selesaikan lah masalahmu sya. Aku cuma bisa menasehati, dan ngasih saran aja. Selebihnya cuma kamu yang bisa nyelesaiin apa yang kamu alami. Keep strong baby,-" ucap nya.

"Maafkan aku sin, aku memang masih terkesan seperti anak-anak. Tapi memang, aku tak lagi bisa berpikir jernih saat ini sin. Hancur hatiku, ketika pikiranku memutar balik ke dalam kejadian itu sin." Jawabnya.

"Iya gapapa sya, aku tau kamu kacau kalau mengingat hal itu. Sabar ya sya, aku tau kamu kuat."

"Makasih sin, sekarang aku mengerti apa yang harus aku lakukan."

~•~•~•~•~•~

Didepan sebuah balkon apartemen mewah, berdirilah seorang pria dengan celana jeans selutut berwarna cream, dengan atasan kaos polos warna putih. Sedang asik, memandangi langit senja dihadapan nya sambil ditemani sepucuk rokok di sela-sela jari tengah dan telunjuk nya. Pikiran nya melayang jauh kejadian yang menyebabkan bidadari dalam kehidupan nya pergi jauh, entah kemana dia sekarang.

"Astagfirullah, bang lo apa apan sih? Siapa tuh cewek?" Hardik rezka.

"Hah, a-apa maksut elo? Gg-gue gg-gak ngapa ngapa in." Ucapku, yang entah mengapa malah keluar gagap begini.

"Lo yang apa apaan, bukan nya jawab salam. Bukan nya nyambut kami. Malah asik pelukan sama cewek yang entah dari mana asal usul nya! Lo sadar gak sih bang? Lo tuh udah nikah! Bangsat tau gak lo!" Seru rezka sambil melayangkan tinjunya ke arah mukaku.

"Udah rez, ikut kakak yuk." Ajak Alsya. Aku melihat matanya, bola matanya yang cantik itu mengeluarkan bulir bulir nya. Setelah mengucapkan itu ia pun langsung buru buru ke atas, entah aku tak tau kemana dia. Pikiran ku kacau, dengan terburu buru pun ia langsung keluar tanpa memedulikan teriakan demi teriakanku. Ucapanku tak ada yang digubrisnya. Seakan ia menulikan semua panca indera nya dariku.

"Lo harus tanggung jawab sama masalah ini bang! Gak nyangka gue. Punya kakak sebangsat elo anjing!" Sinis rezka.

"Rez, ini gak seperti yang elo kira." Ucapku. 'Lo gak tau apa yang sebenernya terjadi, Rez.' Terusku dalam hati.

"Peduli setan anjing! Dan elo! (Sambil nunjuk cewek yang sedari tadi jadi penonton ftv dadakan di ruang tamu tersebut) dasar jalang, bisanya ngerusak rumah tangga orang!! Lo tak lebih berharga dari sampah anjing!" Teriak rezka.

"Bang, ini ada apa?" Tanya alfa sambil menuruni tangga dengan mengucek ucek matanya. Keliatan kalo dia keganggu dengan keributan disini.

"Gadak apa apa, ayo dek ikut abang sama kakak. Gak perlu kita liat anjing ini." Sinis rezka sambil ngelirikku.

"Rez, lo apa apaan sih! Lo gak berhak gini in gue. Lo tuh adek gue! Yang sopan dong sama abangnya. Papah sama mamah gak ngedidik anaknya buat jadi berandal kek elo gini ya!" Geramku.

"Oya? Setau gue, mama sama papah juga gak pernah tuh ngajarin anaknya jadi pengkhianat seperti elo! Yang sukanya nyakitin hati cewek! Bahkan lebih memilih jalang daripada istrinya sendiri. Ck, gak sudi gue punya kakak macam elo!" Sinis rezka. Dan dengan cepat keluar menyusul alsya yang sedari tadi menunggu dimobil rezka.

"Bang, aku gak nyangka. Sorry, gue lebih milih kak alsya!" Ucap alfa. Lalu pergi menyusul Alsya dan Rezka.

"Aarrggghhhh, kenapa semuanya begini?" Sesalku.

"Mengapa kau tega meninggalkan ku tanpa sepatah kata yang keluar dari mulutmu, Sya? Mengapa kau tak mau mendengarkan penjelasanku? Bagaimana bisa kau pergi begitu saja? Tanpa mau mendengar pembelaan ku sedikit saja? Bagaimana bisa sya? "

"Mengapa sya? Mengapa?"

.
.
.
.
.
.

Next or stop? 😁



Suamiku Kacang IjoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang