Chap # 7

20.7K 2.7K 298
                                    

Pertemuan di luar dugaan dengan Alvaro tidak seburuk bayangan ketika kami duduk bersama. Pertanya an yang dilontarkan lelaki itu lebih banyak membahas jurusan kuliah yang kami tekuni daripada menggulik kehidupan pribadiku kecuali di awal perkenalan. Gaya bicara Alvaro tenang. Suara baritonnya jelas dan enak didengar. Tidak ada kesan menggurui selama obrolan meskipun dengan dia bisa saja sedikit menyombongkan diri mengingat pengalamannya terbilang cukup mumpuni di bidang usaha.

Dari pertemuan itu aku mengetahui kalau dia berencana memperluas usaha pada sektor makanan siap saji. Kerjasama dengan jurusan tempatku menimba ilmu termasuk salah satu proses menuju ke arah sana. Aku tidak lagi asing mengetahui hal semacam itu. Selama ini kampusku memang sering bekerjasama dengan sejumlah perusahaan yang bergerak di bidang makanan. Beberapa dosen bahkan pernah menjadi nara sumber di layar kaca terkait bahaya atau tidaknya suatu makanan.

Menurut Alvaro kota yang kutinggali memiliki sumber daya alam dan manusia yang saling mendukung. Jarak yang tidak terlalu jauh dari Jakarta menjadi nilai plus lainnya. Dia bahkan membuka kesempatan pada kami bergabung di perusahaannya lulus setelah lulus kelak. Tentu saja syaratnya harus .

Mia menceramahiku keesokan hari saat kami mengerjakan tugas dari Pak Yudi di rumahnya setelah pulang dari kampus. Alvaro tidak sesuai dengan gambaran lelaki bertangan dingin seperti ceritaku. Dia melihat sisi manis Alvaro. Sosok bos yang bertanggung jawab pada pekerjaannya. Alvaro juga tidak pelit berbagi pengalaman ketika dirinya masih berstatus mahasiswa.

"Bukan galak cuma kadang karakternya susah ditebak. Contohnya kayak kemarin malam. Tawaran mengajak Alvaro bergabung sebenarnya cuma buat mengalihkan perhatian gara-gara Ditto hampir nyebut nama Genta. Aku pikir dia pasti nolak toh dia datang sama temannya eh malah bilang iya. Kalian sih enak mau keseleo lidah juga belum tentu ketemu lagi." Kataku agak kesal saat mengingat kejadian semalam. Rahangku kaku sepanjang obrolan.

"Kamu kurang santai. Terlalu banyak berpikir. Takut ini takut itu. Hidup cuma sekali, Frey. Cukup kuliah kita saja yang memusingkan. Kenapa kamu tidak lihat sisi positif. Kamu bisa belajar dari kesuksesan Alvaro atau setidaknya mendekati teman-temannya. Kan lumayan nambah relasi. Siapa tahu mereka bisa memberimu pekerjaan setelah lulus," cecar Mia.

Aku membuka salah satu buku berukuran lumayan tebal dan mencari-cari jawaban yang kubutuhkan. "Masalahnya kamu tahu kan aku bukan tipe yang mudah akrab sama orang baru. Kalau cuma basa basi sih bisa saja tapi nanti malah kelihatan canggung. Lagian diisi kontrak aku tidak boleh dekat-dekat sama teman Alvaro. Mereka juga jarang datang kecuali Azka sama Lily." Kasur yang kududuki bagai dipenuhi duri tajam karena pembicaraan soal Alvaro tidak juga berakhir.

"Dekat kan bukan berarti menggoda. Hal wajar kok kalau seorang asisten kenal atau tahu orang-orang di lingkungan sekitar bos nya." Mia mengambil kertas jawaban dari hadapanku lalu mencatatnya. "Coba deh kamu singkirkan pikiran negatif sama Alvaro. Maksudku cari cara supaya kalian akrab, dalam konteks masih profesional ya," ucapnya sembari terus menyalin.

Punggungku menegak, bersandar pada dinding di sisi tempat tidur. Badan dan otakku rasanya luar biasa capek. "Aku sudah cukup puas dengan cara kerjaku dan Alvaro hingga detik ini. Kami punya batasan masing-masing yang tidak boleh dilanggar. Dia memberi perintah dan aku mengerjakan kewajibanku. Selesai."

Mia mengembuskan napas. Gerakan tangannya terhenti. Senyuman menyungging saat kepalanya terangkat. Matanya menyipit penuh makna. "Masalahnya kamu terlanjur ada rasa sama Alvaro. Pura-pura abai bukan solusi. Itu bisa bikin kamu makin terobsesi."

Tubuhku bergidik mendengar kata terakhir Mia. Terobsesi dengan seseorang merupakan mimpi buruk. Tidak ada bagian menyenangkan dari mengejar tanpa nalar sesuatu yang secara alam sadar sulit dijangkau. Apa bedanya aku dan Genta andai terobsesi pada Alvaro.

LIMERENCETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang