chap # 23

9.3K 1.1K 132
                                    

Cuaca siang ini sepanas kabar yang beredar di kampus. Hampir semua orang yang kukenal membicarakan vidio itu. Sejumlah artikel di dunia maya membahas kejadian itu. Penjaga kantin sampai ibu kos teman di sekitar kampus juga tahu.

Sekali lagi prediksi Mia benar. Berita hubunganku dan Alvaro kalah menarik. Semua menyorot perkembangan vidio itu. Detektif dadakan bermunculan. Keingintahuan membuat orang-orang mencari tahu siapa pelaku sampai lokasi kejadian. Bahkan tidak sedikit potongan vidio dijadikan lelucon.

Situasi ini tidak menguntungkan Genta. Siapapun yang berada diposisinya pasti berat. Jangankan ke kampus, keluar dari pagar rumah saja jadi ujian menantang. Roda kehidupan berputar. Tatapan kagum berganti lirikan sinis. Puja puji berubah cemoohan. Kepopuleran berbalik menghancurkan.

Hampir satu minggu berlalu setelah vidio itu beredar Genta hilang bak ditelan bumi. Pamannya yang dosen pun lebih sering melewati jalan belakang demi menghindari keramaian.

Meski hubungan kami bermasalah, tidak ada niat ikut-ikutan mencela. Hatiku bukan batu. Tersisa sedikit empati untuknya. Bukan berarti diriku sok suci karena terkadang pernah berdoa agar Genta mendapat balasan atas perbuatannya. Jujur aku merasa kasihan terlebih kejadian ini melibatkan keluarga. Kami dikecewakan oleh seseorang yang seharusnya menjadi panutan.

Bola mataku berputar mengamati kantin. Keramaian yang sama setiap hari menjelang makan siang. Hampir semua meja terisi. Setiap meja dipenuhi kerumunan mahasiswa. Samar terdengar pembahasan tentang berita vidio itu dari meja-meja di sekelilingku. Berita ini mungkin akan bertahan agak lama sampai ada berita yang lebih menghebohkan atau mereka bosan.

"Nih minumanmu." Mia menaruh botol minuman teh dingin ke hadapanku lalu menyeret kursi di sebelah dan mendudukinya. Ditaruh tas miliknya di atas meja. Ikatan rambutnya berantakan saat mengusap anak rambut ke telinga.

"Kamu tidak makan?" tanyaku melihatnya menyeruput botol minuman cola dingin.

"Sudah pesan ayam bakar tadi. Kamu lihat sendiri antreannya." Ia menoleh ke samping, menunjuk dengan dagunya ke salah satu kios. "Untung aku sudah langganan jadi kuminta makanannya diantar. Biasanya tidak seramai ini. Gara-gara skandal itu kantin mendadak jadi sarang gosip. Laki-laki dan perempuan sama saja. Kamu sendiri gimana? Sudah pesan makanan belum?"

Kepalaku menggeleng. "Barusan makan roti."

"Yakin kenyang?"

Belakangan ini pola makanku agak kacau. Terkadang malah tidak ada nafsu makan sama sekali. "Yakin."

Mia menopang dagu sambil memerhatikan keriuhan di sekeliling. Ia mulai bercerita. Topik hangat meluncur dari bibir mungilnya. Cerita yang sama. Kabar terakhir polisi sedang menyelidiki pelaku dan siapa yang menyebarkan pertama kali. Andai vidio itu tidak viral mungkin beritanya cepat terkubur.

Semua kudengarkan tanpa antusias. Aku lebih tertarik memerhatikan mimik Mia. Gurat kekesalan ketara dalam setiap tarikan napas. Ia belum melupakan perbuatan orang-orang di sekitar Genta. Sebagai teman dekat kadang Mia terkena imbas ketidaksukaan mereka. Alih-alih menjauhi masalah, sikap tak acuh Mia membuat teman-teman Genta gerah.

Tindakan kekanakan teman-teman Genta membuatku tak enak hati meskipun Mia santai menanggapi. Permintaan maafku tidak digubrisnya. Semua kalimat tak menyenangkan dianggap angin lalu. Baginya mereka sekumpulan perundung licik dan picik. Para penjilat pencari keuntungan dari inangnya lalu ditinggalkan saat tak lagi bermanfaat.

"Kamu tahu, Frey, Genta kayaknya dijauhi teman-temannya. Padahal wajar saja kalau mereka ditanyai tentang Genta. Satu kampus tahu mereka teman dekat. Setiap pertanyaan selalu dijawab bukan urusan mereka. Solidaritas macam apa itu, cuma kamuflase dibalik kata memanfaatkan. Padahal Genta tidak terlibat langsung. Siapa juga yang mau keluarga apalagi orang tuanya terlibat skandal memalukan. Setidaknya meski tidak bisa membantu atau tidak ingin terlibat, mereka bisa menjelaskan supaya Genta tidak semakin terpojok karena ulah ayahnya."

LIMERENCETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang