Friend Request

2.1K 145 10
                                    

Fathir melepas sepatu hitamnya di depan pintu rumah sebelum melangkah masuk.

Dor ! Dor !

Tepat ketika dia menapak, kedengaran bunyi tembakan dari satu sisi rumah yang lain. Bunyi tembakan yang tidak asing lagi di telinga Fathir.

"Udah pulang ? Mama mana ?" Tanya gadis itu tanpa mengalihkan wajahnya dari layar televisi 40 inci. Di tangannya tergenggam stik PlayStation berwarna putih. Dengan pantas dia memencet bulatan berwarna-warni di atasnya.

Fathir melewati adik perempuannya. Ketika sampai di tangga, dia berhenti sebentar. "Mama ada urusan di kantor"

"Trus lo pulang sama siapa ?" Gadis itu bertanya lagi. "Yes ! Gue menang lagi !" Tiba-tiba dia melonjak keriangan.

Mata Fathir membulat. Mengabaikan pertanyaan adiknya tadi. Dia melempar tasnya kehujung tangga dan berlari ke sebelah Athira. Tangannya mengambil stik hitam di sebelah adiknya.

"Gue ga bakalan ngasih lo menang" Fathir menunjukkan senyum liciknya.

"Tenang, gue pasti menang lagi" balas Athira terlihat seperti meremehkan kakaknya.

Dalam beberapa detik kedengaran suara tembakan dengan volume tinggi di rumah itu. Tetangga-tetangga atau orang yang melewati rumah itu pasti mengira bahwa terjadinya perang dunia III di rumah itu.

"GUE MENANG !" Giliran Fathir melonjak keriangan sambil bertawaf mengelilingi rumah. Sedangkan Athira terdiam. Cemberut dengan kemenangan kakaknya. Tetapi tidak lagi ketika Fathir kepeleset di karpet dan akhirnya jatuh terduduk. Athira tertawa terpingkal-pingkal. Rasain tu lantai  

"Diem lo" kata Fathir sambil menatap tajam adik ceweknya-yang setengah cowok. Berbagai bunyi yang terdengar ketika Fathir meluruskan punggungnya. Athira tidak berhenti tertawa. Malah terbatuk-batuk karena terlalu banyak ketawa.

Fathir mengambil tasnya di sisi tangga. Sambil menaiki undak-undak tangga, dia bergumam, "Encok pinggang gue"

Athira yang sudah berhenti tertawa melanjutkan aktivitasnya. Masih banyak yang harus dia pelajari sebelum mengalahkan kakaknya. 

Fathir mendesah pelan ketika mendengar tembakan-tembakan dari medan perang. Dia menutup pintu kamarnya. Dimarahinjugagakbakalandidenger. Fathir membatin.

Cowok itu meletakkan tasnya di sebelah meja belajarnya. Dia mengambil handuk dan berjalan ke kamar mandi. Tetapi dia membatalkan niat ketika melihat komputernya. Fathir menjatuhkan diri ke kursi birunya yang empuk. Jari telunjukknya memencet tombol 'on' pada komputer. 

Fathir tersenyum miring. Inbox-nya dipenuhi pesan dari teman lamanya. Kebanyakannya berbunyi seperti ini:

Gue bahagia lo pindah Dari sini.

Bisa dibilang Fathir itu tergolong cerdas-paling cerdas-di sekolahnya. Selama dia SMP, dia belum pernah remedial. Semua orang membencinya karena satu hal.

Dia mendominasi juara satu.

Sebuah notfikasi tiba-tiba masuk. Membuat jidat Fathir berkerut.

Adelia Zahra ingin berteman dengan anda.

...

Beberapa menit sebelumnya...

Adelia bertengger di depan pintu. Sesekali dia melirik jam yang melingkar di pergelangan tangannya. Sudah beberapa kali dia mondar-mandir di depan rumah. 

Miss Idiot & Mr. Newton [hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang