capter 42: Arkha Laurenzie

2.1K 105 136
                                    

Oke, sorry karna udah 5 bulan pergi tanpa kabar sahabat LDOG, akhirnya author balik nih..

Kangen gak sama author?,,, atau kangen cerita Rina dan Ray?

Iya iya, paham author mah kalo yang di kangenin Rina sama Ray nya, bukan Author..

Ya udah nih author kasih lanjutannya, jangan lupa tapi, harus vote dan comment, kalo bisa share ke temen2 kalian ya

Jangan lupa follow dong author, atau temenan gitu, hehhe

Eh, kok malah ngebacot, ya udah cusss baca ya, readers LDOG, selamat membaca!

================================

2 hari kemudian

Sang surya dengan manis menampak kan pesonanya, menyinari sisi bumi dengan sinar hangatnya. Diruang tengah sebuah bangunan terlihat segerombolan pemuda.

Bahkan bangunan yang cukup tua berlantai dua tersebut dipenuhi oleh anak-anak yang mengenakan jaket sama berwarna hitam, dan tertulis jelas nama oasis dipunggung jaket tersebut dengan hiasan tengkorak dan rantai api yang melingkari.

Diruangan tersebut terlihat beberapa orang yang duduk melingkari sebuah meja, dan beberapa pula ada yang berdiri dan bersandar pada dinding dengan bersedekap tangan.

Semua nampak hening bahkan melebihi heningnya kuburan dimalam hari, bahkan tak ada aura kehidupan walau terdapat makhluk hidup disana.

Mata mereka menunjukkan kekosongan dan kesedihan yang mendalam, terlihat sesekali diantaranya menghembuskan nafasnya dengan kasar.

Pintu ruangan tersebut terbuka, menarik semua perhatian semua yang ada diruangan tersebut. Derap langkah seseorang mendekat kearah perkumpulan manusia tadi.

"Jelasin ke gue apa yang kalian maksud," ucap seseorang tersebut dengan nafas yang tak teratur.

"Jelasin," ulang salah seseorang yang duduk disana, dengan tatapan yang tak bersahabat dan senyum devilnya.

"Jack, bilang ke gue, apa yang sebenarnya terjadi," ucap Ray dengan dada yang masih naik turun mengatur nafasnya.

"Seperti yang gue jelasin ke elo Ray, itu yang terjadi sekarang," ucap Jackson menatap Ray. Bahkan tatapannya tak dapat diartikan antara kecewa, marah, dan sedih.

"Malam itu kenapa lo gak dateng Ray?" tanya Merry. Benar saja diruangan tersebut tengah berkumpul para sahabat.

"Gue waktu itu diajak Ayah sama Bunda keluar kota, dan baru balik tadi malam, jadi gue baru bisa nemui kalian pagi ini," jelasnya kepada sahabat-sahabatnya.

"Ngapain lo keluar kota, biasanya lo nolak waktu diajak bonyok loh?" tanya Zahra akan tatapan mengintimidasi.

"Oh.. Gu..gue-"

"Bertunagan dengan manusia hina dan keji itu," ucap Vita sarkastik. Nampak Ray terkejut dengan apa yang baru saja diucapkan temanya. "Gak usah kaget kali, kita semua udah tau kalo lo tunangan sama Sisi, Ray," sambung Nisa.

Lagi dan lagi ucapan temannya berhasil membuatnya terdiam dan mematung, lidahnya kini kelu dan tenggorokannya kering untuk sekedar menelan salivanya.

"Ba... Bagaimana kalian tau?" tanya Ray dengan wajah penasarannya. Terlihat smirk yang sangat menakutkan dari salah satu diantara mereka.

"Jadi bener lo tunangan sama Sisi, dimalam lo nyuruh kita semua buat kumpul, 3 jam kita nunggu lo dicafe malam itu, bercampur gelisah dan khawatir karna malam itu juga Rina pamit nelefon bang Daniel dan gak balik lagi, disaat kita nunggu kehadiran lo, dan lo dengan seenak hati lo bertunangan sama cewe yang jelas-jelas gak baik,HAH!" frustasi Dimas menatap tajam Ray, Jackson pun menepuk pundak Dimas untuk mengontrol emosinya.

Little Devil | Complete |Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang