3 tahun kemudian
Seorang pemuda tengah berada di kamarnya dengan mulut yang di sumpal dengan bahan nikotin, asap berkepul disekitarnya.
"Ray disuruh Ayah ke kantor," seorang laki-laki masuk dan duduk disofa yang ada disana.
"Hm," Ray tetap pada posisinya tanpa menoleh dan bergerak sedikitpun.
"Kalo Abang nya ngomong dijawab yang bener, gue suruh jual beneran rumah Om Danu baru tau lo, biar lo gak bisa tidur dikamar dia lagi kalo kangen," Ray langsung duduk dan menatap tajam Aldo yang hanya cengar-cengir.
"Kenapa?" ucapan ambigu Ray membuat Kakak laki-lakinya tersebut mengangkat salah satu alisnya.
"Kenapa apa nya, ngomong yang jelas," walau sudah terbiasa dengan sikap Adiknya tetap saja dia tak paham apa yang maksud Adiknya.
"Ayah,"
Aldo menggeram marah berjalan ke arah Adiknya lalu menarik telinganya, dan-
"AYAH NYURUH LO KE KANTOR BUAT BELAJAR JADI CEO, MUMPUNG KULIAH LO MASIH LIBUR RAYHAN, PAHAM GAK LO" suara toa tersebut membuat telinga Ray berdenyut sakit.
Ray menatap bagai elang ke arah Laki-laki gila didepannya, sungguh malang wanita yang akan menikah dengannya nanti, pikir Ray.
"Apa thu mata mau gue colok sini," tantang Aldo mengangkat lengan kaos hitamnya bersiap-siap akan mencolok mata Adiknya.
"Keluar, gue mau mandi," Ray dengan santai nya berjalan ke kamar mandi meninggalkan Aldo sendirian.
"Heh gue belum nyolok mata lo, dasar Adik keparat!" Aldo bisa naik darah tinggi jika berbicara pada manusia seperti Adiknya tersebut.
"Kita satu rahim, jika gue keparat, lo juga sama keparatnya kayak gue," Ray pun menutup pintu kamar mandi.
"Lah iya juga, kan gue sama dia saudaraan, kok gue goblok ya," Aldo menggaruk kepalanya yang tak gatal seraya keluar dari kamar Adiknya.
"JANGAN LUPA DITUNGGU AYAH DISANA, DIKANTOR PUSAT, JANGAN LUPA ADIKKU SAYANG!"
Buk
Suara lemparan benda dikamar mandi membuat Aldo terkikik membayangkan betapa menggemaskan wajah Adiknya saat marah.
"JANGAN BUANG ANAK CUMA-CUMA RAY, MENDING LEPASIN KE LOBANG SURGAWI, KASIAN SPERMA UNGGUL LO SIA-SIA"
Blam
Pintu kamar mandi terbuka menampilkan Ray yang kepalanya masih tertutup busa shampo dan tubuh terlilit handuk dari pinggang sampai lutut, menatap dengan aura mematikan pada Aldo.
"Abang sarapan dulu, bye," Aldo keluar dengan cepat dari kamar Adiknya sebelum kena bantai singa kelaparan.
Ray pun berbalik menuju kamar mandi guna menuntaskan ritual mandinya, matanya tak sengaja memandang foto diatas nakas nya, foto dia dengan senyum indahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Little Devil | Complete |
Teen FictionCahaya yang terang telah hilang Mentari yang hangat telah tenggelam hingga senyuman malaikat kecil menjadi LITTLE DEVIL Akankah semua yang hilang akan kembali dengan cahaya rembulan namun tak memberi kehangatan Editing cover by @queennastusha_