Prolog

196 44 2
                                    

Kalian pasti tahu kok cara menghargai karya seseorang 😉😉





⚠️Cerita ini murni dari pemikiran author⚠️

























🍒🍒🍒🍒🍒🍒🍒🍒🍒🍒🍒🍒🍒🍒


































Tok tok tok

Tok tok tok

Kriettt.....

"Eh nak Rashika pagi sekali datangnya?"

"Eeh iya bun soalnya Rashika gak sabar mau ketemu Ian bun hehe."

"Minggu pagi gini emang gak bantu mama beres-beres rumah?"

"Udah kok bun."

"Ouh yaudah silahkan masuk seperti biasa Ian di kamarnya."

"Terima kasih bunda." Rashika langsung masuk dan segera menuju kamar Hangyul tujuan utamanya buat mampir pagi-pagi sekali ke sini.

Sudah menjadi rutinitas bagi Chayeon Rashika setiap hari libur untuk mengunjungi rumah tetangga sebelah.

Bukan tanpa tujuan, Chayeon mampir kesana untuk bermain dengan anak laki-laki tetangganya
Kenapa harus Chayeon yang selalu menjemputnya? Alasannya klasik anak tetangganya itu sangat jarang dan takut buat kerumah tanpa dirinya.

Sampai dipintu kamarnya Chayeon langsung masuk tanpa mengetuk bukan karena tidak sopan tetapi pemilik kamarnya yang mengizinkan Chayeon langsung masuk tanpa mengetuk.

"Pagii Iaaan." seru Chaeyeon semangat sambil menghampiri Hangyul yang sedang duduk termenung diatas kasur menghadap jendela yang terbuka.

"Pagi juga Rashika, pagi sekali kamu kesini." Jawab Hangyul sambil mencari-cari tangan Chayeon berada.

"Tentu soalnya aku tidak sabar ingin bermain denganmu! Ayo keluar!" Ajak Chayeon semangat sambil mengenggam tangan Hangyul lembut.

Hangyul menghela nafasnya sudah tau alasan Chaeyeon datang kesini untuk mengajaknya bermain bersamanya di taman dekat rumah mereka.

Bukan karena ia tak mau tapi sangat sulit baginya jika ia pergi keluar dari rumah tapi sekarang ada Chayeon mungkin Hangyul akan merasa baik-baik saja

"Sebentar yaa Ian aku akan mengambil kursi roda mu terlebih dahulu."













_______________________________________












Disepanjang perjalanan Chaeyeon tak berhenti mengoceh tentang keadaan yang dia alami seminggu ini mau itu di sekolah, ekskul ataupun dirumahnya.

Hangyul hanya menanggapi dengan senyuman dan komentar singkat yang kadang terdengar.

Sesampainya ditaman Chaeyeon langsung membawa Hangyul ketempat biasa mereka singgah.

Ujung taman dekat kolam ikan, Chaeyeon memilih tempat ini agar dia bisa melihat indahnya cahaya matahari terbit yang dipancarkan sang semesta lagi pula jarang orang kesini jadi Hangyul tidak akan mendengarkan olok-olokan dari orang lain

Hangyul mencari keberadaan tangan Chaeyeon, Chaeyeon yang tahu pun langsung mengenggam tangan Hangyul dan langsung membalikkan fokusnya melihat cahaya matahari dan menghirup udara sejuk pagi yang indah ini.

"Seandainya aku jadi kamu seberapa untungnya aku bisa melihat warna cahaya matahari itu."

Chaeyeon hanya diam membiarkan sang pria nya berbicara lagi.

"Setiap malam aku berdoa agar bisa melihat banyak warna di dunia ini termasuk melihat wajah mu pasti sangat cantik."

"Jangan mengeluh Ian kamu bisa melihat semua warna yang kamu sukai because i could be every colour you like." balas Chaeyeon sambil mengelus tangan Hangyul-nya.




























🍒🍒🍒🍒🍒🍒🍒🍒🍒🍒🍒🍒🍒🍒🍒
































Haaiiii:*
Bagaimana dengan prolognya?
Seru atau tidak?

Eumh....
Maaf ya kalau ceritanya Na kurang menarik:(
Soalnya ini cerita pertamanya Na:(
Dan Na juga masih amatir ngetiknya ehehe

Okelaaah

See You Next Chapter Guys 😍👋

I Could Be Every Colour You LikeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang