Hari ini adalah hari dimana direktur baru akan datang dan mulai bekerja di kantor tempat Rian bekerja. Seluruh karyawan berkumpul di aula kantor untuk menyambut direktur baru mereka.
Mulai dari manajer sampai pagawai bawah semua berkumpul. Termasuk Rian dan kawan kawannya. Mereka semua berbaris berjajar dengan rapi. Rian dan kawan kawanya berbaris di barisan paling belakang.
"Denger - denger diretur baru kita ini masih muda, trus tampan bah."
Anthony pria mungil itu memulai pembicaraan."
"Katanya sih gitu, cuman katanya galak setengah mampus."
"Masak sih bah?"
"Yang aku denger sih gitu, kalo ada yang salah dikit aja, langsung dipanggil ke kantor, entah diapain."
"Jangan - jangan langsung pecat bah, ngeri amat sih, kita mesti kerja bener - bener nih bah"
"selama ini emangnya kamu nggak kerja bener bener apa?"
Rian dan Kevin hanya tertawa menimpali pembicaraan kedua kawan mereka.
Tidak lama, seorang laki laki yang masih muda dan sangat tampan memasuki ruangan tersebut dan naik ke atas podium.
"Selamat siang semuanya, saya Fajar Alfian direktur baru di perusahaan ini. Saya berharap kita semua dapat bekerja sama dengan baik untuk memajukan perusahaan ini."
Rian langsung mendongak ketika mendengar suara itu serta mendengar nama itu. Rian menatap wajah direktur baru itu dengan pandangan tidak percaya. Laki laki itu berdiri di hadapanya, laki laki yang telah menghancurkan hidup Rian, laki laki yang sangat ingin Rian lupakan, laki laki yang pernah sangat dicintai Rian.
Rian merasa sedang dipermainkan oleh takdir. Di saat Rian sudah mulai melupakannya disaat Rian sudah mulai membangun kebahagiaannya dengan Aiq. Rian harus bertemu kembali dengan seorang Fajar Alfian.
Ahsan yang melihat wajah terkejut Rian langsung bertanya padanya.
"Kenapa ian bengong, kamu kenal sama direktur baru kita?"
Rian tersentak mendengar pertanyaan dari ahsan, dia menjawabnya dengan gelagapan."Ja , , jangan bercanda lah bah, mana mungkin aku kenal sama direktur, aku aja cuma pegawai gudang." kata rian mencoba untuk meyakinkan ahsan.
"Iya juga sih, mana mungkin kamu kenal ya."
Rian terpaksa berbohong, dia tidak mungkin menceritakan hal yang sebenarnya pada kawannya tersebut. Rian tidak ingin mereka tahu, Rian tidak ingin membuka luka lama, lagi pula itu hanya cerita di masa lalu.
Acara penyambutan telah selesai, para karyawan telah kembali ke tempat mereka masing masing. Rian masih tidak percaya bahwa bos barunya adalah Fajar Alfian. Orang yang sangat ingin dia lupakan.
Seharian ini Rian hanya bisa terdiam, dia lebih diam dari biasanya. Ahsan sebagai yng tertua menyadari ada yang aneh dengan Rian, kemudian duapun menghampiri Rian.
"Ian, lagi ada masalah ya, kok diem aja sih. Nggak kayak biasannya."
"Nggak ada apa apa kok bah, semua baik seperti biasanya."
"Kamu kepikiran sama bos baru kita?"
Rian tertegun mendengar pertanyaan dari Ahsan
"Maksud babah?"
"Menurut rumor kan dia galak banget, salah dikit aja langsung panggilin ke kantor."
"Iya bah inget, kenapa emangnya?"
"Ya kan kita kemaren ini ada masalah pembukuan, kalo misal nanti ada apa apa, si bos nyalahin kamu, kita siap bantuin kok. Ini kan bukan salah nya kam. Ini semua gara gara cecunguk satu dulu."
"Iya bah makasih."
Memang benar, sebelum Rian yang memegang pembukuan gudang ada seorang lagi yang bekerja di gudang tersebut. Namun dia bukanlah orang yang baik, untungnya dia sekarang sudah di pecat.
Rian mencoba ubtuk mengalihkan pikirannya dari Fajar Alfian, dan mencoba untuk mengerjakan pembukuan yang ada.
Hari sudah sore jam menunjukkan pukul 16.00 saatnya Rian pulang. Seperti biasanya dia menjemput Aiq dan langsung menuju ke rumah. Melupakan semua masalah yang ada di tempat kerjanya.
Bersambung
KAMU SEDANG MEMBACA
Permainan Takdir (End)
RomancePertemuan kembali Rian dengan masa lalunya. Masa lalu yang telah menghancurkan hidupnya, masa lalu yang juga memberikan harta terindah untuk Rian. Dan sebuah rahasia besar akan terungkap Boy x boy / Mpreg