chapter 3.

634 53 9
                                    

Fajar Alfian POV

Hari ini adalah hari pertama aku bekerja sebagai direktur di perusahaan yang hampir bangkrut ini. Namaku Fajar Alfian anak dari seorang pengusaha kaya. Aku berhasil seperti sekarang ini bukan karena ayahku, tapi karena memang hasil dari jerih payahku sendiri.

Aku bersekolah di bidang manajemen bisnis, sambil bekerja di perusahaan ayahku. Oleh karena itu setelah lulus kuliah ayahku mempercayakan perusahaan yang hampir bangkrut ini kepadaku. Aku pun berjanji untuk membuat perusahaan ini menjadi lebih baik.

Aku masih single dan belum memiliki pasangan. Lebih tepatnya aku belum mau untuk memiliki pasangan. Aku merasa tidak ada wanita yang cocok untukku. Ayah dan ibuku telah banyak mengenalkan aku pada anak teman teman mereka. Namun aku sama sekali tidak tertarik.

Hanya ada satu nama yang selalu terngiang di kepalaku, dan hanya satu wajah yang selalu menghantui tidurku. Dia adalah mantan kekasihku saat kuliah dulu. Namun karena kebodohanku aku kehilangan dia. Aku selalu memikirkannya dan aku tidak akan pernah bisa melupakannya. Namun aku tak tahu dimana dia berada sekarang. Apakah dia kini sudah bahagia dengan orang lain? Entahlah.

Yang aku tahu aku tidak bisa berhenti mencintainya.

Namun untuk saat ini aku harus fokus untuk melakukan pekerjaanku, aku tidak mau teledor dalam melakukan pekerjaanku.

Aku memutuskan untuk melakukan kunjungan ke semua bagian produksi, setelah berkeliling cukup lama, sampailah aku di bagian gudang. Bagian dimana semua sampel produk kami di simpan.

Ada tiga orang yang sedang menata barang barang di gudang itu. Akupun langsung menghampiri mereka. Dari nametag mereka dapat kulihat nama mereka Ahsan, Kevin, dan Anthony.

Ketiga orang tersebut yang menyadari kedatanganku langsung menyapaku.

"Selamat siang pak."

Para karyawan itu menyapaku. Kulihat dari wajah mereka sepertinya mereka adalah orang-orang yang baik.

"Selamat siang, kenapa kalian hanya bertiga?" ku dengar karyawan gudang ada 4 orang. Dimana yang satunya? "

"Maaf pak teman kami sedang berada di kantor pos untuk mengirimkan paket ke perusahaan kolega. "

"Baiklah kalau begitu, apakah kalian ada kesulitan dalam mengurus gudang? " Tanya Fajar

"Tidak pak, kami disini dapat bekerja sama dengan baik." jawab anthony

"Lalu untuk pembukuan apakah ada kesulitan, karena kalian juga harus menyertakan dokumen saat pengiriman." Fajar kembli bertanya. 

"Tidak pak, kebetulan teman kami itu sangat disiplin dan teliti, jadi kami mendapatkan kemudahan". Kali ini kevin yang menjawab.

Mereka masih berbincang bincang untuk beberapa saat. Dari arah yang berlawanan Rian datang setelah mengirimkan paket ke kantor pos. Dia tidak melihat bahwa bos barunya ada di gudang karena memang terhalang oleh sebuah rak.

Dengan langkah yang ringan Rian menghampiri teman temannya,  tanpa tahu jika Fajar ada di gudang tersebut. 

"Semuanya, aku udah balik, aku tadi kirimnya paket yang kilat, jadi biar cepet, kalian lagi ngapain?"

Tiba tiba sesosok laki laki muncul dari balik rak. Rian terbalalak menatap sosok itu. Sosok yang tidak ingin Rian temui. Sosok yang sebisa mungkin dia hindari. Tapi nasib berkata lain, dia harus bertemu dengannya disini, hari ini.

Sementara itu,  Fajar yang melihat sosok Rian ada di depanya, tertegun untuk sementara,. Ia tidak dapat percaya, orang yang selama ini dicarinya mati matian,  orang yang selama ini di rindukannya ada di depan matanya. 

Permainan Takdir (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang