Sungguh lucu bukan,
Membayar orang lain hanya untuk menatap mata dan bertanya
“Kenapa hatimu bersedih?”
Lalu menambah biaya untuk pil-pil pengganti hitung dombakau mau tau mengapa aku masih bertahan sampai sekarang?
kau mau tau bagaimana rasanya kepalamu seperti dihantam bebatuan tapi terus diberi nafas?
kau mau tau bagaimana rasanya dunia seperti penuh sesak mengekang rusuk?Kenapa harus aku yang seperti ini?
Saat yang lain bahagia, aku masih bersedih
Saat yang lain berusaha mengejar mimpi
Aku masih belajar mengendalikan diriMereka benar, aku hanyalah sampah
Ingin rasanya memberontak tapi sama saja
Sudah tak ada celah, yang ada hanya lelahKuhanya dapat bersembunyi bersama kepalsuan
Air mataku sudah mengering
Aku sudah tidak sanggup lagiAku tak bisa lagi merasakan kebahagiaan
Karena semua itu palsu
Ingin kubertanya, kapan sang malaikat menjemputku?
KAMU SEDANG MEMBACA
katARTsis
Poetry"Memang disayangkan, bahwa si kancil, Tak dapat mengajarkan berlari cepat pada si keong."