04

94 9 0
                                    


Apotek di rumah ku memang dekat, namun aku ingin berjalan jalan menikmati malam malam tersebut.

Aku pun iseng naik bus menuju kampus hanya sekadar untuk minum sebotol soju dan memakan makanan ringan di tenda dekat kampus.

Sesampainya aku di tenda tersebut, ku melihat Eun Woo bersama kedua temannya yang pada sebelumnya aku tak pernah tertarik mengenalnya.

" Eun Woo ya " sapa ku sambil menepuk bahu Eun Woo. Dan benar saja dia memang Lee Eun Woo, adikku.

" Ah Hyung!, kebetulan sekali kau disini! " ucap Eun Woo merasa lega, perasaan ku sudah mulai tidak enak.

" Hyung, aku minta tolong padamu. Antarkan Joo Hee ke rumah nya, aku tidak mungkin membawa dua gadis mabuk ini. Aku akan mengantar Ji Soo dan kau mengantar Joo Hee " pinta Eun Woo frustasi.

Aku pun pertama kalinya melihat dua teman Eun Woo, Ji Soo dan Joo Hee secara intens. Aku sudah mengenal Ji Soo sejak dia masih SMA, tapi untuk Joo Hee rasanya aku belum pernah melihatnya meskipun menurut Eun Woo mereka sudah berteman cukup lama.

Tak lama aku terkejut, dia adalah gadis topi tersebut dan melihat topinya yang duduk manis di pinggir meja.

" Bagaimana Hyung, kau bisa kan?. Sejak tadi aku sudah menghubungi pacarnya namun tak ada jawaban " ujar Eun Woo.

" Janjikan sesuatu untukku " tawar ku singkat.

" Aku akan memberikan game ku " jawab Eun Woo pasrah.

" Oke, berikan aku alamat nya. Akan ku pesankan taksi untuknya " ucapku.

" Jangan Hyung, naiklah bus. Antarkan sampai rumahnya " tolak Eun Woo sambil menuliskan alamat rumah Joo Hee.

" Ini alamatnya, aku benar benar minta tolong padamu " pinta Eun Woo sekali lagi.

" Iyaa " ucapku mengantongi kertas alamat tersebut dan beralih pada wanita setengah sadar.

" Baiklah, aku akan antar Ji Soo. Jika ada apa apa, hubungi aku " ucap Eun Woo mengingatkan.

Se Hoon pov off

🌼

Se Hoon menggandeng lengan gadis yang mabuk tersebut dengan penampilan yang mengerikan.

Rambut panjangnya terlihat kusut, mata bulatnya terlihat lelah, dan mengocehkan beberapa kata absurd.

" Ku rasa aku akan muntah " ucap Joo Hee sambil menarik lengan baju milik Se Hoon.

" Aissh, kau ini " keluh Se Hoon menengok kanan kiri untuk mencari tempat duduk.

Se Hoon pun mendudukkan Joo Hee di bangku taman dekat kampus tersebut.

" Tenanglah, aku akan membeli obat dulu " perintah Se Hoon.

Ketika akan beranjak dari tempatnya, Joo Hee menahan tangan Se Hoon.

" Tetaplah disini bersamaku Oppa, aku takut sendiri " ucap Joo Hee

" Oppa? " tanya Se Hoon.

" Aku bukan Oppa mu " lanjut Se Hoon.

Joo Hee pun menarik lengan Se Hoon untuk duduk di sampingnya.

" Oppa, aku memang tak mengenalmu. Tapi saat ini hanya kau yang aku miliki" ucap Joo Hee dengan suara parau nya.

" Oppa ku sepertinya sudah bosan padaku, bahkan telepon dariku pun dia abaikan " lanjutnya.

Joo Hee pun menangis, dia merasa diabaikan, merasa tak lagi dicintai.

Cuaca malam yang sangat dingin membuat Joo Hee terkena flu dan kedinginan, ia pun terus membuat gerakan menggosokkan telapak tangannya, dan bersin bersin.

Se Hoon yang risih pun secara natural memakaikan jaket nya pada Joo Hee, Joo Hee pun memandang Se Hoon secara intens.

" Oppa " lirih suara Joo Hee.

" Eoh " jawab Se Hoon. Menolehkan wajahnya ke arah suara.

Joo Hee pun mendekatkan wajahnya pada wajah Se Hoon dan mendaratkan bibirnya pada bibir milik Se Hoon.

Se Hoon pun membeku dalam ciuman hangat milik Joo Hee, salju pun ikut turun dalam kejadian indah tersebut seolah menjadi saksi.

Joo Hee pun memperdalam ciumannya, namun Se Hoon masih diam tak merespon.

Joo Hee pun melepaskan ciumannya dan menyadari bahwa salju telah turun.

" Oppa tahu?. Jika sepasang kekasih pergi bersama saat turun salju pertama, maka mereka akan bahagia dan cintanya abadi " gumam Joo Hee sambil menikmati butiran First Snow yang menyentuh wajahnya.

" Sayangnya aku sedang tak bersama kekasihku, tapi sedang bersamamu " ucap nya dengan nada kecewa.

" Itu hanya mitos " gumam Se Hoon mengibaskan sisa sisa salju di baju nya.

" Ayolah, kita harus berjalan sedikit lagi untuk sampai halte " omel Se Hoon menarik tangan Joo Hee memaksanya berjalan.

Joo Hee yang masih sempoyongan berdiri dari duduknya lalu kehilangan keseimbangannya, sialnya lagi dia pun tergelincir salju dan membuatnya terjatuh.

" Akh !!, kakiku sakit !! " erang Joo Hee seraya memegangi kaki nya yang sakit.

Se Hoon berbalik dan melihat Joo Hee sedang terduduk di tanah lalu menghampirinya.

" Naiklah ke punggung ku, kita tak punya waktu banyak. Bus terakhir akan tiba " ujar Se Hoon berlutut membelakangi Joo Hee

Joo Hee pun bergegas naik ke punggung Se Hoon susah payah, sepertinya kaki nya keseleo.

Mereka pun melanjutkan perjalanan menuju halte untuk sampai ke rumah Joo Hee.

Flashback off

Enjoy🌼

Feel SpecialTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang