" Joo Hee ya, bagaimana mungkin dia sekejam itu. Keterlaluan " dumel Ji Soo saat mendengar penuturan Joo Hee soal Tae Hyung semalam.
Tadi, pagi pagi sekali Joo Hee pergi ke rumah Ji Soo untuk bermain ke sana sekaligus mengerjakan beberapa tugas yang ditinggalkan selama liburan.
Joo Hee menceritakan tentang pertemuannya dengan Se Hoon, Tae Hyung, dan perempuan yang bersama Tae Hyung semalam. Plus, curhat tentang Tae Hyung yang belum mengabarinya sejak semalam.
" Jangan mengabarinya dahulu, jangan terlalu agresif " larang Ji Soo.
" Aku bingung "
Joo Hee merebahkan tubuhnya di atas ranjang milik Ji Soo, pikirannya menerawang jauh.
" Apa harus ku akhiri? " ucap Joo Hee.
" Jika kau hanya terluka saat bersamanya, untuk apa bertahan? " ujar Ji Soo menyusul Joo Hee ke atas ranjang.
" Karena.. Aku mencintainya. Tidak ada alasan lain "
" Itu bodoh, bukan cinta "
Ji Soo bangkit dari posisi terlentangnya dan memfokuskan diri pada sahabatnya yang sedang galau.
" Kalau cinta itu keduanya sama sama membahagiakan, jika salah satu diantaranya menderita itu bukan cinta. Ayolah, jadilah dirimu yang sesengguhnya Joo Hee ya! " desak Ji Soo.
" Kau takkan mengerti Ji Soo ya, ini bukan perkara mudah. Aku pernah berpikir untuk menyerah, tapi selalu kuurungkan "
" Kenapa? "
" Ya itu tadi, karena aku mencintainya "
Tok tok...
" Masuk saja Oppa " ujar Ji Soo.
Seok Jin memasuki kamar Ji Soo seraya membawa sarapan untuk Ji Soo dan Joo Hee.
" Hari ini spesial kubawakan sarapan untuk kalian "
Seok Jin menaruh nampan yang berisi sarapan itu di atas meja belajar Ji Soo, sedangkan Ji Soo mencoba menebak apa yang sedang diinginkan kakak nya itu.
" Apa yang kau inginkan Oppa? " tanya Ji Soo, memicingkan matanya seolah menginterogasi.
" Tidak ada " balas Seok Jin.
" Aku sudah bertahun tahun hidup denganmu ya, mana mungkin kau berbuat baik seperti ini jika tidak ada sesuatu yang kau inginkan " tukas Ji Soo.
" Kau ini, selalu berprasangka buruk pada orang lain "
" Ji Soo memang selalu seperti itu " kali ini Joo Hee yang bersuara.
Seok Jin mengangguk setuju pada tanggapan Joo Hee.
" Aku bukan berprasangka buruk. Aku hanya waspada dan logis " bela Ji Soo.
" Sama saja kau menuduh " balas Seok Jin.
" Ah, sudah. Jangan bertele tele. Kau ingin apa? "
Ekspresi wajah Seok Jin berubah seperti tengah berpikir sesuatu. Bibirnya sesekali terkulum dan dahinya berkerut.
" Aku rasa malam ini, aku tak pulang ke rumah " ujar Seok Jin akhirnya.
" Jadi? " tanya Ji Soo.
" Itu saja. Aku tak pulang, kemungkinan besok aku akan kembali "
" Kau mau kemana? " tanya Ji Soo.
" Ya! Ji Soo ya. Seok Jin Oppa mau berkencan. Kau ini, cepat cari pacar sana. Aku seperti mengajari bocah smp yang sedang puber " balas Joo Hee, meminum susu yang dibawakan Seok Jin tadi.