Joo Hee membawa mangkok besar ditangannya yang berisi air hangat, beserta handuk kecil di bahunya. Menghampiri Se Hoon yang terduduk meringis karena luka pukul nya tersebut. Itu memang hanya satu pukulan, tapi mampu membuat wajah Se Hoon hampir mati rasa.
" Biarkan aku mengobati lukamu " ujar Joo Hee yang duduk disebelahnya.
" Aku bisa sendiri " tolak Se Hoon.
" Kumohon kau jangan keras kepala, dengarkan saja aku " paksa Joo Hee.
Joo Hee pun mulai membersihkan dan mengompres luka Se Hoon, Se Hoon kembali meringis.
" Tahan sebentar, jika dibiarkan begitu saja lukanya bisa membengkak " ujar Joo Hee.
" AW! Kau menekannya tadi! " pekik Se Hoon. Se Hoon reflek mencengkram kuat lengan kanan Joo Hee yang menekan lukanya.
" Lepaskan tanganmu itu dari tanganku " pinta Joo Hee dengan jutek. Se Hoon pun melepaskannya.
" Kau kenapa jadi jutek padaku?, padahal tadi aku sudah menolongmu " tanya Se Hoon.
" Kau mengambil kesempatan dalam kesempitan bukan? " Joo Hee bertanya balik.
" Siapa yang seperti itu?. Dimohon kepada nona Joo Hee, keluarlah dari halusinasi mu itu " ujar Se Hoon.
" Kau diamlah, ini tidak akan berakhir jika kau banyak bicara " omel Joo Hee seraya merendam handuk kecil ke mangkok besar yang dibawanya tadi.
Se Hoon hanya diam memerhatikan Joo Hee. Tiba tiba saja dia merasa kasihan pada Joo Hee, gadis baik sepertinya justru disia siakan oleh kekasihnya itu.
Dan Se Hoon pernah merasakan apa yang Joo Hee rasakan, diselingkuhi itu bukan sesuatu yang menyenangkan.
Joo Hee membalurkan obat merah karena ada luka sobek juga disana, kemudian menempelkan plester.
" Sebentar " ujar Joo Hee mambawa mangkok besarnya dan kotak p3k nya dan meninggalkan Se Hoon sendirian.
" Nak Se Hoon "
Se Hoon menoleh ke arah suara, dilihatnya Seo Joon yang melipat kedua tangannya di dada.
" Hm, Iya? " jawab Se Hoon berdiri.
" Kau tidak memiliki hubungan itu dengan putri ku kan? " tanya Seo Joon.
Se Hoon mengangkat sebelah alisnya, bingung dengan pertanyaan Seo Joon.
" Kau tidak berkencan dengannya kan? " jelas Seo Joon.
" Aaa.. tentu saja tidak Abonim. Joo Hee adalah sahabat Eun Woo, maka dari itu saya juga menghormatinya " terang Se Hoon.
" Hm. Baiklah, jika kau sudah selesai dengan urusanmu itu kau bisa kembali ke rumahmu " perintah Seo Joon lalu berbalik meninggalkan Se Hoon begitu saja.
Tak lama Joo Hee kembali membawa coat milik Se Hoon.
" Appa pasti menanyakan yang aneh aneh ya padamu? " tanya Joo Hee, tangannya menyerahkan coat Se Hoon.
" Tidak, kau tak perlu tahu " jawab Se Hoon.
" Kenapa? "
" Ini urusan para pria, wanita tak boleh tahu " jawab Se Hoon sekenanya.
Joo Hee mendengus sebal, pria disampingnya ini benar benar menyebalkan.
" Ah, ini milik Oppa mu " Se Hoon menyertakan paper bag berisi hoodie milik Chan Yeol.
" Hm oke "
" Aku pulang dulu " pamit Se Hoon lalu melenggang keluar dari rumah Joo Hee.
Joo Hee mengantar Se Hoon sampai depan pintu rumah. Se Hoon pun berbalik melihat Joo Hee sebentar dan mendekati Joo Hee.