SEASON 2 - 32 (END)

4K 114 13
                                    


# MIKA POV #

Aku membiarkan J bermain dengan kakek dan nenek nya yang sesungguhnya, sekarang yang harus aku lakukan hanya menangani laki-laki itu, suamiku.

" kau marah..?" aku bertanya begitu aku masuk ke kamar Jovian dan melihat laki laki itu sedang tidur membelakangiku. Tidak ada sahutan. Aku mendengus kesal. " baiklah nikmati rasa marahmu, aku akan keluar dan menemai Daniel kalau begitu, dia pasti kesepian saat ini, karena J sibuk bermain dengan grandpa dan grandma nya.." ucapku acuh. Baru saja aku akan beranjak dari ranjang ketika aku merasakan, Jovian menarik lenganku dan menghempaskan ku, lenganya yang kokoh mengunci tubuhku. Jovian memposisikan tubuhnya diatasku tanpa menindihku. Aku mengamati rahangnya yang mengeras dan sorot matanya yang menggelap dan tajam " maaf.." ucapku lirih, aku tahu dia marah saat ini, dia marah karena cemas dan khawatir. " damn..!! bagaimana aku bisa mengurus wanita satu ini... aku bahkan tidak bisa memberikan kemarahanku padanya!" runtuk nya kesal pada diri sendiri , membuatku tersenyum, Aku meraih wajahnya dan memberikan ciuman singkat di bibirnya. Jovian menutup matanya sesaat dan detik berikutnya melahap bibirku, menciumnya tanpa ampun. Aku berusaha mendorongnya begitu aku kehabisan stok oksigen di paru-paruku. " aku benar benar tidak akan melepaskanmu kali ini, " ucapnya sebelum kembali menyerang bibirku. Kali ini jemarinya juga bergerak menelusuri seluruh bagian tubuhku, membuatku bergidik. Ada gelenyar aneh begitu jovian memasukan lenganya ke dalam dressku. Aku mengumpulkan segenap kesadaranku yang tersisa dan menyingkirkan tangannya. " not now.." ucapku serak. Alis jovian mengkerut. " masih ada daniel di bawah.. aku harus mengucapkan terimakasih dan salam perpisahan padanya.." rajuk ku. Jovian memutar bola matanya, membuang muka kesal.
" dan aku juga masih harus menghubungi ayah dan ibuku... aku rindu mereka..." imbuhku. Jovian hanya mengangguk dan mencuri ciuman singkat sebelum mengajaku keluar.


---
" thanks dan..." ucapku memeluk Daniel cukup lama. Aku banyak merepotkan nya. Aku memintanya membantu mencari tahu siapa diriku sebenarnya saat kami bertemu di Nom cafe sebelum kecelakaan beberapa hari lalu, aku juga ingin membatalkan rencana pernihakanku dengan nya, karena aku merasa ada yang salah dengan nama Nic dan identitas yang kusandang saat itu. Jovian berdeham , membuat aku buru-buru melepas pelukan ku pada Daniel. astaga... dia masih saja pencemburu yang menyebalkan, batinku.
" bye uncle dan..." J mencium pipi daniel sekilas dan memeluk leher laki-laki itu. " it's okay Nic, ah... I mean mik...I'll go now.." ucapnya berpamitan kepada kami semua.


---
" Jadi sampai dimana kita tadi...?" ucap jovian mengurung tubuhku ke tembok begitu kami kembali ke mansion kami. " ah.. aku harus menelepon mom, memastikan J baik-baik saja.." kilahku. " Jovian menahan lenganku. " J bersama dengan kakek dan neneknya saat ini, dia bersama dua kakek dan neneknya... dia pasti baik baik saja.." ucap jovian dengan suara bariton nya yang sangat kurindukan.
Aku mengamati wajah laki-laki di depanku dengan seksama, tidak ada yang berubah, matanya, hidungnya, bibirnya semua masih sama dia masih setampan dulu, hanya saja... dia begitu kuinginkan saat ini, sangat.. sangat kuinginkan....semakin kuinginkan.

# JOVIAN POV #

Aku mengamati wajah wanita dalam kurungan lenganku, dia sangat cantik, semakin cantik. " Jadi sampai dimana kita tadi...?" ucap ku. Mika tampak gugup dan panik mendengar pertanyaanku. Tanpa aba aba aku meletakan tubuh mungilnya kedalam gendongannya dan memastikan tautan bibir kami tidak terlepas sampai ke kamar utama.


# MIKA POV #

aku membuka kelopak mataku dan menoleh kesamping. Aku menemukan Jovian yang tertidur disampingku setelah aktivitas melelahkan yang kami lakukan sampai pagi buta tadi.

 Aku menemukan Jovian yang tertidur disampingku setelah aktivitas melelahkan yang kami lakukan sampai pagi buta tadi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

aku memeriksa seluruh tubuhku yang penuh dengan bercak merah kehitam, ulah Jovian. betapa menyenangkan nya semua kembali seperi semula , batinku.

Aku memainkan jari-jariku dan membuat pola abstrak di punggung Jovian, membuat laki-laki itu terbangun dan menatapku sebal. "morningg.." ucapnya serak khas orang yang baru bangun tidur.
" morning..." balasku tersenyum kearahnya. " kita harus menjemput J.." ucapku mengeratkan pelukan padanya. "biarkan saja dulu, mom dan dad pasti ingin bermain lebih lama dengan nya, mereka juga mengajak J kerumah ayah dan ibu..." jovian mengecup pucuk kepalaku singkat, membuat aku bergidik tak kentara. " ah... aku lupa, aku ingin bertanya bagaimana kau bisa datang dengan Daniel kemarin ?" tanya nya penasaran. Aku berfikir sesaat sebelum memberikan jawaban padanya. apa aku harus mengatakan bahwa aku memberitahu daniel terlebih dulu begitu aku mengingat siapa diriku setelah kecelakan itu ? apa aku harus memberi tahunya bahwa daniel dan bodyguardnya lah yang menyelamatknku dari rencana penyekapan sarah waktu itu ? dia pasti akan marah nantinya " ah... itu... mmm...anu... aku...." aku menggantung kalimatku sendiri dan semakin mengeratkan tubuhku padanya, membuat kulit kami yang tidak tertutup sehelai benang pun saling bersentuhan , menciptakan gelanyar aneh di tubuhku. " apa kau mencoba menggodaku Mrs. Dimitri ?" tanyanya. Aku menggeleng. " well, sudah terlajur, aku sudah benar benar bangun sekarang kau tidak bisa mundur lagi..." ucap Jovian, mengecup leherku yang terbuka dan meninggalkan bekas kepemilikan (lagi) disana. dan melanjutkan aktifitas fisik yang sungguh sangat digemarinya.

---

BEBERAPA BULAN KEMUDIAN

" Kau yakin kau tidak mau kupanggilkan dokter..?" tanya Jovian cemas begitu melihat aku mondar mandir ke kamar mandi. " mom are you okay?" J dan Jovian berbicara bersamaan. membuatku terkekeh, " kalian benar benar seperti copy paste " ucapku disela rasa mual yang terus mengangguku.
Aku duduk di tengah Jovian dan J, membiarkan mereka menyandarkan kepalanya di pahaku. " aku hanya.. perlu... testpack saat ini.." ucapku kemudian membuat Jovian terlonjak dari tidurnya. " mikh... apa katamu? kau... kau...?" tanya nya tak percaya. " aku belum yakin sampai melihat hasilnya.." ucapku acuh. " J kau akan punya adik.... dad akan menjadi dad lagi ..." Jovian membawa J dalam gendongan nya dan kami tertawa bersama.

entah akan bagaimana jalan kami kedepan nanti, karena tidak ada yang benar-benar berakhir dalam sebuah kisah, selalu ada jalan bagi takdir untuk mengukir sebuah masalah atau bahagia menjadi sebuah cerita.


---
EPILOG

" Daniel , bagaimana ini... Sarah memintaku pergi membawa J dengan anak buahnya, aku merasa cemas akan ada sesuatu yang terjadi pada kami..?" ucapku begitu aku mendengar Daniel menerima panggilan telepon ku. " pergilah Nic, ahh... maksudku Mik... maaf aku belum terbiasa dengan nama barumu..." kekehnya. " pergi saja supaya aunty tidak curiga, aku dan bodyguardku akan mengurus kalian nanti begitu mobil kalian sudah menjauhi apart mu.." ucapnya meyakinkanku.
---

ah... author nim sedih benar-benar menutup kisah Mika dan Jovian karena author nim dalam tahap pemikiran cerita baru saat ini.... semoga suka dengan cerita THE CEO dan THE CEO SEASON 2 ya...
terimakasih buat yang udah bersedia baca, vote, komen sampai masukin reading list... terimakasih banyak.

THE CEO - SEASON 2 (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang