2

39 9 0
                                    

Sebelum dan sesudah baca alangkah baiknya kalian klik tombol vote dan jangan lupa Follow bagi yang belum jangan lupa coment juga ya hehe...

Berharap sama manusia itu berujung menyakitkan


Seorang lelaki dengan baju dikeluarkan dan rambut acak-acakan memasuki kelas yang bertulisan 10 Ipa 2 Ia melihat Rara yang sedang fokus dengan novel nya. Aldo merebut novel itu hingga membuat pemiliknya kesal.

"Mau ngapain lagi sih lu ke sini?" Rara paling tidak suka jika diganggu saat sedang membaca novel.

"Gue mau ngasih tantangan buat lu." Kata Aldo duduk dibangku kosong depan Rara.

"Gue masih punya kesibukan sendiri." Rara menatap Aldo kesal.

"Kesibukan lu cuman perhatiin idola lu aja." Sahut Aldo. Ya Rara memang sering diam-diam memperhatikan kakak kelas nya yaitu Rio. Cowo dengan perawakan tinggi dan jago main basket dan banyak cewe yang mendekatinya tapi tetap saja Aldo yang menjadi most wanted.
Dia tau? - batin Rara.

"Gue tau semua yang lu lakuin." Kata Aldo membuat Rara menjadi semakin bingung. Apakah kakak kelasnya memiliki kelebihan?

"Bukan urusan lu!" Jawab Rara.
"Apa bagusnya sih tuh cowo? Masih ganteng juga gue." Kata Aldo dengan sangat percaya dirinya.

"Ya jelas lah ka Rio itu pinter ganteng terus jago main basket pula dan lu? Bisa apa?" Ucap Rara membuat Aldo tersenyum kecut.

"Kalau gitu kita buktin. Kalau benar idola lu itu lebih baik dari pada gue."
Kata Aldo dengan senyum sinisnya.

"Siapa takut?" Ucap Rara.

"Kalau gitu terima tantangan gue."

"Tantangan apa?" Tanya Rara.

"Gue bakal tanding basket sama Rio kalau Rio menang lu bisa ngatur gue jadi babu lu tapi kalau Rio kalah lu harus jadi pacar gue." Rara membulatkan matanya. Apa katanya tadi? Kalau Rio kalah ia harus jadi pacar Cowo gila itu?

"Gue gx mau!" Jawab Rara menyilangkan tangannya didadanya.

"Berarti bener idola lu ga ada apa-apa nya sama gue." Aldo memancing Rara untuk menerima tantangannya.

Rara terdiam sejenak. Ia fikir Rionya akan memenangkan pertandingan ini. "Oke gue terima." Kata Rara Menjabat tangan Aldo.

"Deal."

"Deal."

"Siap-siap jadi pacar gue."

"Lu yang siap-siap jadi babu gue."

"Rio gx ada apa-apanya sama gue dia bakalan kalah dan lu bakalan jadi milik gue." Kata Aldo.

"Kayanya lu harus belajar dari sekarang buat jadi seorang babu deh soalnya gue gx mau punya babu gx berguna." Kata Rara melangkah pergi menuju lapangan karna Rio pasti ada di sana.

Rara berdiri di pinggir lapangan tanpa memalingkan pandangannya dari cowo yang sedang berusaha memasukan bola basketnya ke ring.

"Yeeyyy." Rara bersorak saat Rio berhasil memasukan bolanya ke dalam ring.

"Gue yakin ka Rio pasti menang." Kata Rara penuh keyakinan.

"Gx usah banyak berharap cuman buat lu sakit."

"Gue berharap sama orang yang tepat." Jawab Rara dengan tawanya.

"Kita liat nanti." Aldo meninggalkan Rara.

"Nyebelin banget Seh!"

"Siapa yang nyebelin?" Rara menengok kesumber suara.

"Hai?" Rara terdiam saat tau siapa yang menyapanya. Rio cowo itu kini telah berdiri tegap di depan Rara yang sedang terdiam.

"Hai." Sekali lagi Rio melambaikan tangannya di depan wajah Rara membuat Rara terkejut.

"Eh i-iya ka?" Sial, Rara sangat gugup.

"Haha kamu lucu ya," Kata Rio tertawa melihat tingkah adik kelasnya.

"Hehe." Rara tertawa canguh untuk menutupi gugupnya.

"Kamu kelas 10 ya?" Tanya Rio yang diangguki Rara.

"Iya ka aku Rara Alexia Ghyfani anak kelas 10 Ipa 2." Rara mengulurkan tangannya.

"Owh, aku Rio Mahendra kelas 11 Ipa 1." Rio memjabat tangan mungil Rara.
"Iya ka udah tau kok." Rara menutup mulutnya.

"Haha kamu diam-diam perhatiin kaka?" Tanya Roi dengan sedikit tertawa.

Sial muka gue mau ditaruh dimana? -batin Rara meruntuki dirinya karna ember.

"Eh itu ka anu apa?" Rara sangat malu dan gugup.

"Haha kamu lucu banget. Yaudah kantin yuk laper." Rara menganguk antusias karna kapan lagi diajakin makan bareng?

Rio menggandeng tangan Rara hingga menyebabkan bisikan para netizen.

'Gila pacar gue digebet orang.'

'Siapa sih tuh cewe?'

'Berani dia deketin Rio?'

'Dasar genit.'

'Adik kelas aja belagu.'

'Anjirr suami gue sama cewe lain?'

'Lu berurusan sama gue cewe centil.'

Rara yang mendengar hanya menunduk antara takut dan malu serta kesal, Rio yang melihatnya langsung mempercepat jalannya.

"Udah jangan didengerin anggep aja angin lewat." Kata Rio tersenyum tulus dan dibalas senyum oleh Rara.

"Iya ka."

"Mau pesen apa?"

"Samain aja." Rio hanya menganguk dan pergi untuk memesan untuk mengisi perutnya.

"OMG gue makan bareng ka Rio? Gue mimpi gx ya?" Rara menepuk-tepukan pipi nya sambil tersenyum.

"Sekarang lu boleh deket-deket sama tuh cowo tapi kalau lu udah jadi pacar gue gx akan izinin lu deket sama cowo siapa pun." Rara terdiam ketika mengetahui asal sumber suara itu. Suara itu adalah Aldo.

"Apaan sih lu? Lu yang harusnya bersenang-senangnya dulu sebelum jadi babu gue karna gue gx bakalan ngasih kebebasan buat babu gue.Paham?" Rara membalas perkataan Aldo dengan puas.

"Aldo? Ngapain lu di sini?" Tiba-tiba Rio datang dengan membawa makanan.

"Gue cuman nemuin CALON pacar gue aja." Aldo menekan kata calon dalam kalimatnya.

"Hah?" Rio yang mendengarnya dibuat binggung.

"Gx usah diladenin ka dia orang gila." Kata Rara.

"Orang gila ini bakalan jadi pacar lu kok." Aldo tersenyum dan selangkah mundur "By Sayang gue pergi dulu."

"Dasar cowo gila." Gumang Rara.

"Apa Ra?" Tanya Rio karna ia tidak begitu jelas mendengarnya.

"Eh ngga kok ka." Rara tersenyum dan memakan makananya hingga habis.

Kalau ada typo mohon untuk coment ya biar nanti author benerin. Makasih udah baca cerita ini.
Jangan lupa vote and coment👍

I Love You ALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang