Sebelumnya makasih yang udah follow, vote dan coment dan yang belum mohon kasih vote nya ya😊
"OMG!" seru Rara.
Kini ia sedang berada di kantin bersama Aldo, padahal Rara sudah menolaknya tapi cowo itu tetap saja memaksa.
"Kenapa lu?" tanya Aldo.
"Itu gue emm anu." Rara bergeser agak menjauh dari Aldo dan meraba belakang roknya.
"Kenapa sih lu?" tanya Aldo.
"Bocor." suara Rara hampir tidak terdengar Aldo.
Untung Aldo gx budeg- Author.
"Bocor? Di sini gx ada hujan." katanya menengok ke atas."Dasar cowo gx peka!" ujar Rara kesal.
"Kan gue bener." kata Aldo agak bingung.
"Dah lah males!"
"Lu kenapa sih?" tanya Aldo.
"Ada tamu tak diundang." Kata Rara dengan suara kecil dan pipi merona karna malu.
Aldo terdiam sebentar "Terus?"
"Lu tolol atau oon sih!"
"Lu kenapa sih?" Aldo masih belum peka.
"Gue bocor!"
"Boc- eh maaf gue gx tau." Kata Aldo.
Kenapa gue gx peka coba? - batin Aldo.
"Terua gimana?" tanya Rara.
"Gue anter lu pulang ayo." Aldo berdiri namun tidak dengan Rara.
"Gue malu!"
"Lu tunggu sini gue ambil sesuatu dulu." Aldo bergegas mengambil jaket di tasnya.
Untung gue bawa - batin Aldo.
"Nih pake." Aldo melilitkan jaketnya pada pinggang Rara.
"Nanti jaket lu kena darah dong." Kata Rara malu.
"Bisa di cuci sekarang gue anter lu pulang ya." kata Aldo.
"Kan belum waktunya pulang."
"Gue udah izinin kok." kata Aldo membuat Rara lega.
"Makasih ya."
Aldo mengantar Rara menggunakan mobil Vazo dan meminta Vazo untuk pulang dengan motornya. Aldo menghela nafas panjang melihat Rara tertidur dengan tangan terlipat di depan perut nya.
"Ra udah nyampe." ucap Aldo dengan pelan.
Rara mengerutkan alisnya dia masih tidak bergerak dari posisi tangan terlipat di depan perutnya.
"Lu kenapa? Sakit?" tanya Aldo sedikit khawatir.
"Perut, gue sakit," jawabnya singkat.
"Lu punya obat di rumah?" tanya Aldo.
Rara hanya mengangguk.
"Ayo gue bawa lu masuk." Aldo menggendong Rara masuk ke apartemennya.
"Lu tinggal sendirian di sini?" tanyanya.
"Iya." jawab Rara dengan suara pelan.
"Lu emang ngga apa-apa ditinggal sendirian?" tanya Aldo.
"Iya, nggak apa-apa mending lu pulang sana berisik." katanya pelan sambil menahan sakit.
"Yaudah gue cabut dulu ya kalau ada apa-apa kabarin gue." kata Aldo meninggalkan Rara.
Di warung tongkrongan"Kenapa lu do?" Vazo menepuk bahu Aldo.
"Kesambet kali tuh bocah." kata Satria.
"Tenang Sat biar gue keluarin setan yang ada di tubuh Aldo." kata Vazo.
"Ayo Zo keluarin sekarang kasian Aldo."
Vazo menatap Aldo dengan serius dan "Entah apa yang merasuki mu hingga kau tega menyakiti aku yang tulus mencintai mu." ucap Vazo sambil menggerakkan tangannya seperti anak tik tok.
Satria memukul kepala Vazo karna tingkah konyolnya. "Lu homo?" tanya Satria.
"Sembarangan lu Sat cowok tamvan banyak duanya gini dikatain homo!" ujar Vazo pura-pura marah.
"Lah tadi lu bilang cinta sama Aldo?parah lu Zo." kata Satria menggelengkan kepalanya pelan.
"Gue cabut." Aldo melangkah pergi dan menancapkan gasnya menuju apartemen Rara.
Aldo bisa dengan mudah masuk ke apartemen Rara karna ia tahu kodenya.
"Ara?" Aldo menyentuhkan tangannya pada dahi Rara yang mengeluarkan keringat dingin.
"Kok lu ada di sini?" ucapnya sadar akan kehadiran Aldo.
"Masih sakit?" tanya Aldo tidak memperdulikan pertanyaan Rara.
Rara mengangguk.
"Gue ambilin minyak kayu putih dulu ya."
Sepanjang hari Aldo menjaga dan merawat Rara yang akhirnya tertidur lelap karna efek obat pereda nyeri yang diminumnya.
Rara sukses mengalihkan semua perhatiannya hari ini, membuatnya mengkhawatirkan dan ingin selalu ada di sisi gadis itu.
Aldo menepatkan dirinya di samping Rara menatap wajah pucat gadis itu, ia ingin menemaninya sampai gadisnya bangun dan sehat lagi.
"Nggh.. " Rara mengeluh dalam tidurnya membuat Aldo tersentak.
"Apa yang sakit?" tanya Aldo khawatir.
"Lu belum pulang?" tanya Rara dengan setengah sadar.
"Belum, gue mau jagain lu dulu di sini. " katanya.
"Gue ngga apa-apa mending lu pulang udah malem."
"Masih sakit ngga?" tanya Aldo tanpa berminat menjawab perkataan Rara.
"Udah mendingan kok." jawab Rara.
"Yaudah lu istirahat lagi ya gue mau pulang dulu." kata Aldo.
Ka Aldo kok baik banget? - batin Rara
"Iya maksih. Nanti jaket lu gue balikin." kata Rara tanpa emosi.
"Lu pake aja pasti lu nyaman pake jaketnya orang tamvan." katanya dengan sangattt percaya diri.
Dugaan gue bener nih cowo punya kepribadian banyak. - batin Rara .
"Gx usah pede!" jawab Rara ketus.
"Lu kalau sehat berani ya sama gue." katanya.
"Emangnya lu siapa? Harus banget gue takut sama lu?" tanya Rara kesal. Kenapa kakak kelasnya berubah lagi menjadi orang yang super duper nyebelin?
"Kalau lu lupa gue ini pacar lu." kata Aldo mengingatkan.
"Gue gx lupa." ketus Rara.
"Pacar pintar." katanya sambil mengelus puncak kepala Rara dengan halus.
"Udah sana balik lu gue mau istirahat!" usir Rara.
"Iya iya pacar, nih juga mau pulang." kata Aldo dengan terkekeh.
"Jijik anjir."
"Eits pacar gx boleh ngomong gtu sama pacar." ucap Aldo yang mendapat lemparan bantal guling.
"PERGI LU KALAU GX GUE MAKAN!" kata Rara emosi nya sudah meledak.
"Pacar gue galak kalau lagi laper pas lagi pms jadi ngeri." ledek Aldo.
"PERGI LU KA GUE KESEL SAMA LU!" teriakan maut Rara mampu membuat Aldo kabur.
"JANGAN LUPA MAKANANNYA DIMAKAN ADA DI MEJA MAKAN TERUS OBATNYA DI MINUM." teriak Aldo dari balik pintu dan pastinya terdengar oleh Rara yang tersenyum.
Lu nih aneh ka kadang nyeselin kadang baik kadang tolol. - batin Rara.
Follow, vote and coment👍
KAMU SEDANG MEMBACA
I Love You AL
RandomKarna perjanjian bodoh itu gue harus terjebak hubungan bersama kakak kelas gila, menurut gue - Rara Alexia Ghyfani. Karena dendam gue harus terjerumus dengan kata "cinta" - Aldo Saputra Ghyfano.