12

44 5 3
                                    

Hari sudah mulai malam tapi tidak bagi dua pasangan yang sedang bahagia mereka tidak menyadari bahwa hari sudah mulai gelap karna sibuk dengan bercanda dan mengobrol.

"Al ini udah malem aku mau pulang." pinta Rara saat melihat jam di iPhone nya sudah menunjukkan pukul 22.00.

"Kamu tidur di sini aja ya udah malem juga. Nanti biar aku tidur di kamar tamu." tawar Aldo, sebenarnya bukan itu alasan Aldo melarang Rara pulang melainkan karna ia tidak mau Rara bertemu dengan Ayahnya.

Beberapa jam lalu mereka berdua sepakat tidak boleh memanggil dengan sebutan lu gue karna mereka sudah resmi pacaran karna cinta.

"Yaudah deh." Aldo mengantar Rara ke kamarnya dan ia ke kamar tamu untuk tidur.

Rara melihat sekeliling kamar Aldo. Kamar dengan ukuran minimalis dengan warna abu-abu berpandu putih. Dengan bingkai foto didindingnya.

"Kamarnya rapi banget." gumang Rara melihat satu-satu foto yang ada di sana.

Foto pertama adalah foto Aldo dengan Serly(Bunda Aldo) foto kedua fotonya diatas motor yang sering Aldo bawa foto ketiga adalah foto Aldo dengan sahabatnya foto keempat foto Rara saat sedang membaca buku.
"Loh kapan dia foto gue?" Rara mengambil foto yang terpampang di dinding.

Diam-diam Rara tersenyum dan menaruh fotonya seperti semula.

"Tidak ada foto cewe lain seperti di novel yang aku baca berarti Al beneran cinta sama aku." Rara beranjak ke ranjang untuk menyambut mimpinya.

"Good Night Al."

Aldo mengerjapkan matanya saat mencium harum masakan, ia bangun dan mencari sumber bau itu ternyata dari dapur.

Gadis dengan kaos putih kebesaran milih Aldo yang sedang asyik memasak dikejutkan oleh kedatangan Aldo dengan penampilan urak-urakan.

"Huam kamu masak?" tanya Aldo dengan suara khas bangun tidur.

"Iya aku lagi masak nasi goreng." jawab Rara yang kembali fokus kepada masakannya.

"Wangi banget jadi laper." ucapnya sambil duduk dimeja makan.

"Kamu mendingan mandi dulu." kata Rara mematikan kompor.

"Aku laper." kata Aldo dengan nada manja.

Rara mendekati Aldo dan mengusap kepala Aldo lembut.
"Kamu mandi dulu habis itu sarapan aku bakalan pulang ambil baju sekolah."

"Kamu pulang bareng aku." kata Aldo tegas.

"Kalau gitu buruan aku gx mau telat." kata Rara.

Dengan cepat kilat Aldo berlari menuju kamarnya untuk bersiap-siap ke sekolah.

Beberapa menit setelah Aldo keluar dari kamarnya kini mereka telah sampai di depan pintu apartemen Rara.

"Eh kamu kemana aja de kaka khawatir." tiba-tiba Adelia keluar.

"Bukan urusan lu! Al aku ganti baju dulu ya kamu masuk aja." Rara langsung masuk untuk mengganti baju.

Sepeninggalan Rara, Adelia mendekati Aldo yang kini sedang duduk.

"Lu kok mau seh pacaran sama Rara? Asal lu tau Rara itu orang nya suka bohong dulu aja gue pernah didorong sama dia sampe gue jatuh dari tangga untuk aja gue ngga kenapa-napa kalau lu gx percaya tanya aja sama ayahnya." kata Adelia yang berusaha menjelek-jelekan Rara.

"Kan sayang banget kalau lu sama dia." sambung Adelia.

Aldo menatap Adelia dengan tajam dan dalam. "Dan sayangnya gue gx percaya sama lu."

Sebelum Adelia membalas Aldo, Rara sudah datang dengan seragam sekolahnya.

"Gx usah sok deket sama cowo gue." kata Rara ketus.

"Eh adek gue mau sekolah." tanya Adelia berusaha mengambil perhatian Aldo.

"Al yuk berangkat aku udah siap." tanpa memperdulikan Adelia mereka langsung pergi ke sekolah.

Bel istirahat membuat penghuninya berlarian ke kantin untuk mangisi perutnya.
Yang paling Rara benci saat istirahat adalah kantin selalu ramai ia tidak suka kalau harus antri jadi ia hanya duduk. Ia berharap ada pangeran yang membawakan semangkuk bakso favoritenya.

"Nih makan." Rara mendongakan wajahnya melihat orang yang membawa semangkok bakso.

Rara serasa ia sedang ada didunia novel.

"Hei kenapa?" Aldo membuyarkan lamunan Rara.

"Eh ngga kok, kamu ngapain?" sekarang Rara terlihat seperti orang tolol.

"Aku bawain bakso buat kamu." Aldo duduk di samping Rara.

"Wah tau aja aku lagi males antri makasih ya." ucap Rara tulus dan jangan lupa dengan senyumnya.

"Yaudah kalau gitu habisin." kata Aldo mengacak-acak rambut lurus Rara.

Tanpa perintah kedua Rara melahap bakso itu dengan lahap tidak mempedulikan Aldo yang sedari tadi menatapnya.

"Waduh udah berduaan aja lu Do."

"Sadar woy masih di sekolah ini."

2 sejoli yang menggangu mereka adalah Vazo dan Satria.

"Bacot lu pada." jawab Aldo saat 2 sahabatnya duduk di depan nya.

"Eh cantik makan apa serius amat?" goda Vazo.

"Cantik mau abang suapin gx?" lanjut Satria yang menggoda Rara, lebih tepatnya Aldo.

"Lu berdua bisa diem gx?" Aldo mulai geram dengan 2 sahabat nya karna terus menggoda Rara. Namun Rara hanya diam menikmati baksonya.

"Gue juga gx mau sama tuh cewe." Vazo mengikuti gaya bicara Aldo waktu dulu (Part1) 

"Owh jadi lu gx mau sama gue?" kata Rara yang berpura-pura marah.

"Gx kok Ra aku mau sama kamu, itu kan dulu dan sekarang aku cinta sama kamu, kamu percaya sama aku Ra." kata Aldo dengan cemas dan panik.

Melihat Aldo panik membuat kekasih dan sahabatnya tertawa berbahak-bahak.

"Kalian kok pada ketawa?" tanya Aldo terheran-heran.

"Lagian muka lu kocak bat."

"Kaya badut ancol."

"Kamu kaya liat apa aja sampai panik gitu."

Rara, Vazo, Satria tertawa.

"Kan gue takut cewe gue marah beneran." jelas Aldo memandang sahabatnya dengan tajam.

"Mana ada aku marah, aku cuman becanda Al." kata Rara menyudahi tawanya.

I Love You ALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang