11

25 5 0
                                    

"Rara?" panggil Radit.

"Ada apa yah?" seru Rara saat usai mengantar Aldo pulang.

"Ayah ingin meminta sesuatu kepada mu." kata Radit dengan nada serius.

"Ayah ingin apa?" Rara mendudukan dirinya di depan Radit.

"Ayah ingin kamu meninggalkan Aldo." permintaan Radit membuat Rara terdiam seribu bahasa.

"Kenapa yah?" suara Rara melemah.

"Ayah tau kamu menyukai Aldo."
"Aku bukan hanya menyukai Aldo yah tapi aku juga mencintai dan menyayangi dia." Rara sadar dengan ucapannya dia memang sudah mulai mencintai Aldo.

"Ayah mohon Ra." Radit menggengam tangan Rara penuh harapan.

"Tapi kenapa yah?" tanya Rara lirih.

"Relakan Aldo buat Adelia, dia menyukai Aldo Ra kamu harus mengerti."

Deg!

Ayahnya lebih memilih kebahagiaan putri tirinya dibandingkan putri kandungnya sendiri?

"Adelia sangat menyukai Aldo jadi ayah mohon sama kamu." Radit memohon pada Rara namun Rara masih diam.

"Ayah hanya ingin membuat Adelia bahagia."

Lalu aku bagaimana yah? - batin Rara.

Rara masih menutup mulutnya ia tidak tau harus apa. Hatinya terlalu sakit mendengar permintaan Ayahnya.

"Lalu bagaimana dengan aku yah?" akhirnya Rara mengeluarkan suara.

"Ayah akan cari kan jodoh untuk mu." ucap Radit.

"Kenapa tidak Adelia saja yang ayah carikan jodoh?" suara Rara mulai meninggi.

"Karna Adelia hanya menyukai Aldo." balas Radit dengan suara tinggi.

"Aku juga hanya mencintai Aldo!"

"Kau harus menurut ayah ingin kau meninggalkan Aldo untuk Adelia."

"Ayah selalu mementingkan kebahagiaan Adel tanpa mempedulikan kebahagiaan aku. Ayah gx pernah mikirin kebahagiaan aku! Aku ini putri kandung ayah kenapa ayah lebih sayang kepada putri tiri ayah?  Aku rindu ibu." suara Rara kengecil saat diakhir kalimat.

"Sudah tugas ayah membahagiakan putri tiri ayah."

"Lalu ayah mengorbankan putri kandung ayah untuk dia?" Rara masih menahan cairan beningnya.

"Ayah hanya ingin Adel bahagia." kata Radit menatap Rara.

"ADELIA ADELIA DAN ADELIA YANG AYAH FIKIRKAN!AKU KAPAN YAH? KALAU IBU MASIH ADA IBU PASTI AKAN MEMBELA KU!" teriak Rara lalu berlari mengambil kunci mobil dan pergi meninggalkan kekacauan di Apartemen nya.

Adelia dan Meta hanya tersenyum bangga, baginya pertengkaran anatar ayah dan anak adalah tontonan paling menarik dibandingkan film-film lainnya.

Gadis itu menaiki mobilnya dengan kecepatan diatas rata-rata fikirannya kacau. Untung saja hari sudah malam jadi tidak terlalu banyak kendaraan yang melintas.

"Gue benci mereka,"

"Gue kangen ibu,"

"Gue kangen ayah yang dulu, ayah yang selalu sayang aku,"

Rara terus mericau tidak jelas dan tanpa sadar ia menabrak motor yang sudah terdampar dijalan.

"Ya ampun gue nabrak orang." Rara langsung turun dan menemui orang yang ditambraknya.

"Mas maaf saya tidak sengaja." ucap Rara merasa bersalah.

"Kalau naik mo-" Aldo terkejut saat melihat orang yang menabraknya.

Aldo prihatin dengan penampilan Rara,clana pendek dengan kaos blong kebesaran dan mata sembab rambut berantakan.

"Al." Rara langsung memeluk tubuh Rara.

"Ada apa Ra?" tanya Aldo saat merasakan tubuh Rara bergetar.
Rara tidak menjawab dia hanya menangis dipelukan Aldo.

"Kita pulang ya." kata Aldo.

"Gue gx mau, gue gx mau pulang." kata Rara.

"Yaudah lu ke Apartemen gue dulu." ajak Aldo.

Aldo yang faham diam nya Rara. "Gue gx akan macem-macem."

Akhirnya Rara menganggukan kepalanya tanda menerima. Aldo membawa Rara dengan motornya,mobil Rara ia tinggal atas perintah Rara.

Aldo menuntun Rara memasuki Apartemen nya,didudukan Rara di salah satu sofa yang ia punya.

"Ada Apa Ara?"

"Hiks gx seharusnya lu ketemu keluarga gue." ujar Rara terisak.

"Lu bisa cerita ke gue."

"Ayah Al." Rara menangis dipelukan Aldo.

"Om Radit kenapa?" tanya Aldo yang berusaha menenangkan kekasihnya.

"Ayah minta aku buat ninggalin kamu." ucap Rara hampir tidak terdengar.

"Kenapa?" tanya Aldo dingin.

"Karna Adelia suka sama kamu."
Kata Rara sedih.

"Lu sedih?" tanya Aldo.

"Lu fikir gue gx sedih? Ketika gue dipisahin sama orang yang gue sayang?" ucapan Rara sangat sinis membuat Aldo bergedik ngeri.

Sesaat kemudian Aldo tertawa, itu membuat Rara kesal. Apa yang ia tertawakan? Fikir Rara.

"Lu kenapa ketawa?" tanya Rara galak.

"Gue seneng lu udah bisa sayang sama gue."

Kali ini Rara akan menghukum dirinya karna sudah sangat sangat ember. Aldo yang melihat Rara malu membuat dirinya semangat menggoda Rara.

"Cie yang dulu benci jadi cinta,"

"Cie yang dulu daftarin nama gue di daftar orang paling nyebelin sekarang daftar orang paling disayang,"

"Cie yang dulu galak sama gue sekarang kalem banget,"

Aldo terus melontarkan kata-kata untuk menggoda Rara. Muka Rara sudah sangat siap untuk menerkam lelaki yang di depannya ini.

"Kalau gitu gue berhenti buat sayang sama lu!" Barulah Aldo terdiam.

"Siapa yang izinin lu berhenti sayang sama gue?" tanya Aldo dengan wajah serius.

Rara yang takut melihat ekspresi Aldo, menjawab dengan nada kecil dan menundukan wajahnya.

"Lu sendiri."

"Gue izinin lu buat cinta sama gue tapi ada syaratnya."

Rara mendongakan wajahnya menatap Aldo dengan tatapan bertanya.

"Masa cinta sama orang aja harus ada syaratnya." kata Rara.

"Asal lu juga izinin gue buat cinta sama lu."

Ada rasa senang dan sedih saat Aldo meminta Rara untuk mengizinkan Aldo mencintainya.
"Lu cinta gue apa lucinta luna?" tanya Rara dengan sedikit bergurau.

"Lu cinta Aldo apa lu cinta luna?" Aldo malah tanya balik.
Rara diam dan mengangukan kepalanya dengan malu-malu.

"Gue cinta Aldo." jawab Rara dengan malu.

"Tapi gue cintaluna gimana dong?" kata-kata yang dilontarkan Aldo membuat Rara bingung.

Sedetik kemudian Aldo tertawa
"Gue cinta Rara."

Rara tersenyum. Aldo menggenggam tangan Rara dan.
"Lu mau kan jadi pacar beneran gue em maksud gue jadi pacar bukan karna tantangan tapi karna cinta."

Mereka berdua saling tatap menatap dan Rara menganggukkan kepala tanda ia mau.

"Sekarang kita mulai dari awal." Kata Aldo dengan senyum menghiasi wajahnya.

I Love You ALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang