Hari ini adalah hari dimana Luna pertama kali masuk sekolah menengah atas. Akhirnya tinggal selangkah lagi menuju dewasa. Cewek itu sudah cantik rambutnya di kuncir dua, pakai name tag yang di bandulkan di lehernya bertuliskan Laluna. Meskipun menurutnya Masa Orientasi Siswa itu merepotkan, namun entah kenapa Luna merasa antusias. Pasalnya ini adalah hari baru dimana dirinya akan bertemu teman-teman baru juga. Luna berdiri sambil menggoyangkan kakinya ke kanan dan ke kiri terlihat tengah menunggu seseorang.
Cewek yang masih mengenakan seragam putih-biru itu berdiri di samping Papa-nya yang setia menemani anak semata wayangnya menunggu seseorang yang bernama; Yunarita. Yunarita adalah sepupu Luna, Mama-nya Yunarita merupakan adik dari Papa Luna. Anak dan Papa itu berdiri di depan mobil Jeep kebanggan Sokjin Papa Luna yang merupakan seorang Jenderal. Sokjin berdiri gagah lengkap dengan atribut Jenderalnya tak lupa senjata yang dia bawa membuat beberapa murid yang hendak masuk ke dalam gedung sekolah merasa ngeri.
Kalau boleh cerita, Luna asli Jogja namun akhirnya pindah ke Jakarta karena Papa-nya dipindah tugaskan. Mama Luna asli Jogja keturunan Keraton, sebetulnya nama panjang Luna yang sebenarnya adalah; Radhen Roro Laluna Saraswati. Tapi Luna menyembunyikan fakta jika dirinya berdarah biru, alasannya karena dia gak mau orang-orang pada sungkem hanya karena dia keturunan Keraton.
Mama Luna sudah meninggal semenjak cewek itu SD, tapi ya udah gak usah sedih itu udah lama kok. Satu lagi Luna juga menyembunyikan satu rahasia besar dimana cewek itu mengidap Chiclephobia. Luna gak mau kalau orang-orang tahu dia mengidap phobia tersebut, dia takut orang-orang yang sirik sama dia memanfaatkan kelemahannya itu.
Masa-masa SD dan SMP itu menyedihkan untuk dirinya. Dia kerap di bully hanya karena memiliki wajah terlalu cantik dan berotak cerdas. Waktu SD ada senior yang iseng menempelkan permen karet di rambut Luna, selain jijik permen karet itu susah diambil dan jalan satu-satunya yaitu memotong rambut Luna. Luna sedih dan jadi trauma karena rambutnya bondol, hal itu selalu terjadi sampai Luna masuk SMP. Dan dari situlah Luna mengidap Chiclephobia.
Dan hari ini di Kota yang baru juga Sekolah yang baru, Luna akan membuka lembaran baru dan membuang diri Luna yang sebelumnya. Mungkin yang tahu kelemahannya hanya Yunarita saja. Tapi gak apa-apa, Yunarita itu baik dan Luna sudah mengenal cewek itu dengan baik.
Dari arah Timur, Jeka yang tengah mengendarai vespa-nya mendadak berhenti saat melihat ada sosok cewek cantik bak bidadari yang berdiri di depan sekolah barunya. Kemudian mata cowok itu menatap sosok laki-laki tegap membawa senjata yang sudah bisa Jeka tebak adalah Papa dari cewek cantik itu. Jeka meneguk ludahnya karena takut, alhasil dia menuntun motornya dengan hati-hati hendak melewati kedua orang tersebut. Tentu saja mata Jeka gak bisa berhenti untuk menatap Luna yang begitu manis aduhai bikin Jeka khilaf.
"Ngapain loe lihatin anak gue?!". Bentak Sokjin galak sambil melotot membuat seluruh murid yang lewat mendadak berhenti, bak di komando. Begitu juga Jeka bersama motor vespa kesayangannya.
"Eung... anu... anu". Kata Jeka tergagap-gagap ditambah gak sengaja lihatin Luna yang juga sedang lihatin dia sudah dipastikan semakin gagap.
"Emang anak gue pisang?! Monyet lu!". Lanjut Sokjin.
"Yhaaaaaaa!". Teriak murid-murid yang mendengar banyolan Sokjin. Kirain mau marahin Jeka gak tahunya si Jendral malah ngelawak. Bukannya ikut ketawa tapi Jeka malah nganga, masa cowok ganteng kayak dia dikatain Monyet? Tapi kalau Luna pisang Jeka rela kok jadi Monyet. Hehe
Karena takut di slepet sama Sokjin, alhasil Jeka memilih masuk ke dalam gedung sekolah dengan buru-buru. Nanti aja kenalannya sama cewek manis aduhai itu kalau udah gak ada Papa-nya. Luna yang melihat Jeka ketakutan hanya bisa tertawa kecil sambil menutup mulutnya, maklum keturunan Keraton ketawa aja anggun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Chiclephobia (JJK-JEB)✔
Novela Juvenil(Selesai) Chiclephobia adalah fobia atau rasa takut mengunyah permen karet, termasuk mendengar orang mengunyahnya ataupun melihat orang mengunyah permen karet- Wikipedia 📣Note: Sebuah tulisan akan menjadi tidak berharga apabila pembacanya tidak tah...