Luna sama sekali gak jawab pernyataan Jeka tadi. Dia cukup bingung dan terkejut dengan apa yang Jeka akui. Tadi Jeka bilang kalau Luna gak perlu terburu-buru untuk menjawab pernyataannya. Ingin Luna menjawab 'Iya Jeka saya juga suka sama kamu' tapi Luna tak sampai hati. Ditambah Jeka yang bilang kalau permen karet bisa mengurangi kecemasan berlebih yang cowok itu alami, membuat Luna urung untuk menjawabnya.
Luna berjalan ke arah dapur dan melihat Bi Mimi tengah mengunyah permen karet. Jelas saja Luna mendadak geli, cewek itu membuka kulkas dan menegak minuman dingin tanpa menatap kearah Bi Mimi.
"Non ngapain merem kayak gitu? Nanti nabrak loh". Komentar Bi Mimi sekarang malah gelembungin permen karet yang dia makan.
"Ish... Bibi makan permen karet di depan Luna, ya saya geli lah Bi". Bi Mimi yang baru inget kalau Luna phobia permen karet langsung buang permen karet itu.
"Hehe ya maaf Non, Bibi lupa. Lagian phobia kok sama permen karet sih Non, padahal Bibi punya banyak mau dibagi ke Non Luna". Luna menatap seplastik permen karet yang Bi Mimi tunjukkan.
"Bi, itu permen karet yang bungkusnya ada huruf-hurufnya?". Tanya Luna mendadak sumringah. Siapa tahu kalau bukain semua bungkus permen karet Bi Mimi, Luna bisa dapetin huruf N dan bisa bikin Jeka berhenti makan permen karet. Kalau udah gitu cintanya akan berlayar yuhuu...
"Iya Non, emang kenapa. Non mau ngumpulin bungkusnya kayak anak jaman now?". Luna nyengir dan mendekat ke arah Bi Mimi.
"Bi, Luna minta satu ya?". Luna cepat-cepat membuka bungkus permen karet itu dan melempar permen karetnya ke arah Bi Mimi. Saat melihat bungkusnya Luna tersenyum girang.
"Bi, Luna dapat huruf N". Luna nyengir dan menunjukkan bungkus yang dapat huruf N, Bi Mimi ikutan girang.
"Wah, kok bisa sih Non. Anak-anak yang di warung aja sampai borong permen karet itu biar dapat huruf N". Luna gak jawab dan malah ngacir ke kamar. Cewek itu bahagia akhirnya bisa punya alasan untuk nerima Jeka. Luna memasukkan bungkus permen itu di kantong kecil di dalam tasnya. Jadi gak sabar buat ketemu Jeka.
Esoknya Jeka, Jimi, dan Tama bolos karena ikut tawuran sama senior. Ketiga cowok itu ikut kelompok gangster di sekolah namanya; White-Grey squad. Kelompok itu isinya cowok badung semua mulai dari kelas sepuluh sampai kelas duabelas. Ketuanya Jeyhop anak kelas sebelas yang gak pernah akur sama Jooni. Jooni bertekad buat bubarin kelompok badung yang sudah turun-temurun itu. Padahal kelompok gangster itu sering membawa nama buruk sekolah, tapi Jeka tetep mau ikut. Dia suka kebersamaan dan solidaritas, apalagi gelut.
Luna sempat kaget pas Rinbee cerita kalau Jeka gabung sama kelompok gangster di sekolah. Selain cemas Jeka kenapa-kenapa, Luna gak suka cowok yang nakal. Luna takut Jeka terpengaruh hal yang buruk. Dan lagi niatnya hari ini Luna mau ngasih bungkus permen yang hurufnya N ke-Jeka, sekaligus nerima pernyataan suka cowok itu.
"Rinbee, kamu jangan makan permen karet di depan saya!". Jerit Luna sambil menutup wajahnya membuat Rinbee heran. Tanpa di sangka ada Juwi and the geng yang gak sengaja denger. Juwi langsung memasang kupingnya buat dengerin percakapan mereka.
"Loh emang kenapa? Loe mau?". Dengan polosnya Rinbee mengulurkan sebuah permen karet.
"Saya phobia sama permen karet Rin". Akhirnya Luna mengakuinya sendiri pada Rinbee. Rinbee segera membuang permen karet yang dia makan dan minta maaf.
"Aduh maaf ya Na, gue gak tahu". Rinbee terlihat merasa bersalah, apalagi melihat wajah Luna yang jadi pucat.
"Iya, gak apa-apa kok". Jawab Luna dan melanjutkan acara makannya lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Chiclephobia (JJK-JEB)✔
Fiksi Remaja(Selesai) Chiclephobia adalah fobia atau rasa takut mengunyah permen karet, termasuk mendengar orang mengunyahnya ataupun melihat orang mengunyah permen karet- Wikipedia 📣Note: Sebuah tulisan akan menjadi tidak berharga apabila pembacanya tidak tah...