Chapter 9

270 30 0
                                    

"Bagaimana keadaan nya?", tanya Grace pada Jane. Grace mengunjungi kamar Richard ketika pria itu sedang terlelap dan Jane sedang menjaganya.

"Dia sedikit membaik", Jane berkata pelan. Jane bangkit dari tempat duduknya di sisi ranjang ketika melihat Grace memasuki kamar.

"Apa kau sudah mengganti perbannya?", tanya Grace lagi sambil berdiri agak berjarak dari tempat tidur Richard sambil memperhatikan pria itu tidur. Hembusan nafas pria itu terdengar begitu berat hingga Grace bisa mendengarnya dari tempatnya berdiri.

"Terakhir kali perban tuan Richard di ganti yaitu pada pagi hari my lady". Jawab Jane.

"Jika dia terbangun tolong segera ganti perbannya", Grace hendak meninggalkan kamar Richard hingga sesuatu menghentikan langkahnya.

"Mengapa tidak kau yang melakukannya?", Richard telah terbangun dari tidurnya entah sejak kapan dan pria itu sedang menatap Grace dengan sorot mata tajam.

Sebenarnya Richard telah terbangun sewaktu pertama kali mendengar suara Grace menanyakan keadaannya, tapi ia memilih untuk tetap berpura pura tidur sambil mendengar istrinya berbicara pada Jane.

Grace mengangguk pelan dan mengurungkan niatnya untuk pergi. Jane yang melihat hal itu kemudian berinisiatif untuk pergi. Ia menekuk hormat pada Grace sebelum meninggalkan kamar Richard.

Sepeninggal Jane, Grace sedang menyiapkan perban baru sebelum mengganti perban Richard.

Tatapan Richard tidak berpaling melihat Grace bergerak. Tangan mungil wanita itu menyentuh perlahan luka Richard dengan kapas basah dan obat merah, Richard mulai merasakan perih yang begitu hebat tetapi juga menikmati sentuhan tangan Grace yang berusaha mengobatinya. Pria itu mulai meringis sehingga Grace menghentikan gerakan tangannya sesaat.

"Ma..maaf", kata Grace canggung. Richard hanya diam kembali menatap mata hijau Grace dengan ekspresi datar.

Grace kemudian melanjutkan mengolesi luka Richard kemudian berujar, "maafkan aku, tahanlah sedikit lagi, ini tidak akan lama".

Richard mengangguk pelan.

Grace kemudian membalut luka Richard secara perlahan. Dan selama itu pula mereka sama sekali tidak berbicara.

Bagaimanapun sejujurnya Richard sangat menikmati saat ini, sentuhan sentuhan kecil tangan Grace yang tanpa sengaja menyentuh kulit telanjang Richard sewaktu membalut perban pada luka Richard terasa menggelitik di tubuh pria itu.

Entah mengapa sentuhan atau gerakan sekecil apapun yang di lakukan Grace selalu membuat Richard sedikit bergetar.

Bola mata hijau Grace kembali menatap mata Richard yang tak pernah lepas memandang Grace.

"Sudah selesai tuanku", kata Grace pelan sambil tersenyum tipis ketika ia telah selesai mengganti perban Richard dengan sangat rapi.

"Rupanya seorang lady mampu mengganti perban dengan sangat baik", kata Richard sarkas tetapi dengan nada pelan. Richard tidak menyangka bahwa seorang lady Grace akan turun tangan langsung mengganti perbannya.

Grace hanya tersenyum membalas ucapan Richard, ia hendak bangkit ketika Richard melanjutkan, "apakah kau tidak merasa takut melihat luka ini?", mengingat luka panah Richard cukup besar sehingga mampu membuat setiap orang yang melihatnya dari dekat dapat bergidik.

Grace duduk kembali di ujung ranjang dan mulai tersenyum tipis lagi.

"Dahulu aku ingin sekali menjadi seorang perawat, tapi profesi itu sangat tidak tepat untuk seorang gadis bangsawan" kata Grace menerawang sambil tersenyum geli.

Daughter Of The DukeWhere stories live. Discover now