★彡 tigα

379 291 336
                                    

₊˚ˑ༄ؘ happy reading!

akhirnya setelah mereka melihat, ternyata sedang ada tanding basket dengan sekolah sebelah.

"woah rachel lagi tanding basket woi!" heboh kanaya sembari bertepuk tangan.

"AYOO DITO SEMANGATT!"

"WOYY RACHEL SEMANGAT DONG!"

"AYO RACHEL SEMANGAT, AKU SELALU DI SINI MENDUKUNGMU!"

"AYO DITOKU TERCINTA SEMANGAT!!"

banyak sekali terdengar teriakan teriakan di lapangan dan sibuk menyemangati tim masing masing.

"akhh!"

di lain tempat, di lapangan sana, darka tiba tiba terjatuh saat ingin memasukkan bola ke dalam ring, karena ada orang curang yang dengan sengaja menendang kakinya.

permainan di berhentikan sementara dan akan di lanjutkan nanti.

"eh syaa tolongin ini cepat!" teriak winda- selaku ketua pmr.

seseorang yang di panggil namanya pun bergerak cepat, "iyaa ada apa win?" tanya nasya cepat.

"ini tolong bawa ke uks dan obati lukanya, gue mau ngurus hal lainnya, makasih yaa."

"oke siap baik win."

nasya merangkul darka dan membawanya ke uks. sampai di uks, nasya mendudukkan lelaki itu di atas ranjang dan nasya segera mengambil kotak p3k di dalam lemari obat.

"sini lukanya gue obatin dulu."

darka hanya diam dan menurut saja perkataan gadis itu.

nasya mengobati luka lelaki itu dengan sangat telaten dan terlihat tulus. tak lama darka meringis kesakitan,

"akhh! pelan pelan dong, sakit nih!"

"yaudah obatin sendiri udah di tolongin juga."

"lo kan anak pmr, tugas lo lah! masa nyuruh gua."

"yaudah makanya diem biar ga sakit!"

akhirnya beberapa menit kemudian, nasya telah selesai mengobati lelaki itu.

"thanks" ucap darka dan di balas nasya dengan kata sama sama pastinya.

nasya segera membereskan peralatan kotak p3k yang telah selesai ia gunakan tadi.

setelah selesai nasya kembali duduk di sofa yang sudah di sediakan di dekat ranjang yang sedang darka duduki.

keadaan hening, mereka sama sama diam dan terlarut dalam pikiran masing masing.

"lo ga ikut tanding lagi nanti?" tanya nasya memecah keheningan.

"mata lo ga liat apa." jawab darka datar sambil menunjuk kakinya.

"ya kan gue cuma nanya." balas nasya dan kembali diam seperti semula.

entah kenapa darka diam diam tersenyum kecil melihat gadis itu.

tak lama beberapa menit kemudian, seseorang masuk ke dalam ruangan itu.

"untuk darka, sekarang kamu lebih baik pulang saja dan beristirahatlah di rumah, karena kondisi kamu sekarang juga sangat tidak memungkinkan untuk bertanding lagi." ucap guru pelatih itu.

end to start Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang