Part 5

1.6K 111 9
                                    

Hari cepat berlalu hingga tak terasa hari ini adalah ospek terakhir bagi para maba, Nabilah sangat beryukur karena hari ini adalah hari terakhir dia bertemu dengan gadis super galak, siapa lagi kalau bukan Shania. Setelah hari ini dia tidak akan bertemu dengan Shania, rasanya bahagia karena tidak akan ada yang menghukumnya dan memarahinya.

Nabilah mendesah pelan, sedari pagi sampai siang ini para maba di perintahkan untuk berjemur di bawah terik matahari, apalagi hari ini mataharinya benar-benar panas. Nabilah tidak tahan lagi, rasanya kulitnya akan hangus terbakar sinar matahari.

"Panas banget sih, gak ada apa yang mau payungin aku." Keluh Nabilah.

Tiba-tiba seseorang berdiri di samping Nabilah, postur orang itu sangatlah tinggi sehingga Nabilah tertutupi oleh bayangan orang itu, Nabilah menatap keatas dan ternyata orang itu adalah Veranda.

"Panas banget, ya. Pusing gak?." Tanya Veranda.

Nabilah segera menggelengkan kepalanya. "Enggak kok, Kak." Jawabnya.

Veranda tersenyum lalu mengangguk dan memilih untuk berdiam disitu, karena tanpa Nabilah tahu Veranda melakukan itu agar Nabilah tidak terkena sinar matahari, bagaimana pun saat ini Nabilah sudah menjadi tanggung jawabnya.

"Kak.." Panggil Nabilah.

Veranda menoleh kearah Nabilah. "Kenapa?." Tanya Veranda.

"Aku gak apa-apa kok, Kakak gak usah sinar mataharinya." Nabilah merasa tidak enak pada Veranda, selama ini dia hanya merepotkan Veranda saja.

Veranda tertawa pelan, Nabilah memang sangat peka sampai dia tahu alasan Veranda berdiri disitu.

"Perintah Kinal." Ucap Veranda dengan santainya.

Nabilah tersenyum tipis, Kinal sangat menyayanginya hingga dia menyuruh Veranda untuk melakukan ini, padahal Nabilah tidak ingin lebih banyak merepotkan Veranda. Tetapi, bukankah perlakuan Veranda terhadapnya sangatlah manis?

"Kak Ve." Panggil Gracia.

"Kenapa, Gre?." Tanya Veranda.

"Di panggil Kak Lidya, katanya penting." Jawab Gracia.

"Yaudah deh, aku kesana." Dengan terpaksa Veranda harus meninggalkan Nabilah.

Gracia berdiri disamping Nabilah, sebenarnya dia agak khawatir dengan keadaan Nabilah mengingat Nabilah pernah pingsan akibat lari-larian di tengah terik panas matahari.

"Capek? Pusing? Bilang aja jangan takut." Ucap Gracia.

Nabilah hanya menjawab dengan gelengan saja, sejujurnya dia takut pada Gracia, bukan Gracia galak melainkan Gracia adalah ketua himaju, pasti Gracia sangat tegas.

"Sejam lagi kalian bakal masuk ke auditorium kok, tenang aja." Walaupun Gracia adalah ketua himaju, itu tidak menjadikannya sosok yang galak, Gracia adalah tipe gadis friendly dan ramah.

Ternyata kita tidak bisa menilai seseorang dari luarnya saja, awalnya Nabilah mengira bahwa Gracia adalah gadis yang galak apalagi tatapan tajam milik Gracia ketika dia tidak sedang tersenyum, namun Nabilah salah besar.

"Kakak gak kepanasan disini?." Nabilah sedikit heran kenapa Gracia memilih panas-panasan karena dia bisa saja mendinginkan tubuhnya didalam auditorium.

"Gak usah panggil Kakak, aku lahir tahun 99 kok." Ucap Gracia.

Nabilah tampak terkejut, Gracia seumuran dengannya namun sudah terlebih dahulu kuliah dan menjadi ketua himaju, Gracia memang sangat membanggakan.

"Gak sopan kan kalo aku panggil nama." Nabilah rasa itu tidak sopan, apalagi Gracia adalah seniornya.

"Santai aja, gak ada yang marahin kok." Ucap Gracia dengan santainya.

Sorry✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang