Part 24

1.6K 114 18
                                    

Malam ini Kinal terlihat begitu sibuk memasak makan malam, yang membuat Nabilah bingung saat ini, begitu banyak makanan yang Kinal masak padahal biasanya hanya satu atau dua menu saja, tetapi malam ini Kinal memasak kurang lebih 5 menu makan malam. Padahal Nabilah sudah bertanya tetapi jika hanya menjawab...

"Lihat aja nanti, Dek." Jawab Kinal.

Nabilah pun sadar akan satu hal, mungkin ada yang akan bertamu malam ini mengingat Kinal memiliki banyak teman dan mungkin yang akan datang malam ini adalah teman kantor Kinal.

"Dek, tolong kamu bawa makanannya ke meja." Ucap Kinal.

Nabilah pun menaruh makanan yang sudah matang itu di meja makan, bahkan di meja makan itu pun Kinal sudah menaruh piring dan juga gelas untuk 4 orang.

"Ada tamu beneran?." Tanya Nabilah sekali lagi.

"Iyalah beneran, yakali ghoib." Jawab Kinal dengan sedikit gurauan.

"Siapa tahu, kan Kakak teman sama sejenis Kakak." Balas Nabilah dengan gurauan juga.

"Enak aja, maksud kamu Kakak setan." Ucap Kinal yang tak terima.

"Bukan aku loh yang bilang." Nabilah tertawa puas karena berhasil membuat Kakaknya kesal.

"Awas kamu."

Nabilah pun langsung berlari dan memutuskan untuk mandi mengingat sepulang kampus Nabilah lebih memilih rebahan sampai akhirnya ketiduran. Berbicara soal hubungannya dengan Shania, Nabilah masih sengaja menghindari Shania. Shania pun masih berusaha untuk mengajak Nabilah berbicara, tapi memang dasarnya Nabilah keras kepala seperti Shania, jadi Nabilah terus-menerus menghindar.

Setelah mandi dan memakai pakaian serta menyemprotkan sedikit parfum ke badannya, Nabilah pun kembali ke dapur untuk menemui Kinal. Nabilah melihat semua makanan sudah tersaji di atas meja makan, dan Kinal pun sudah tidak ada di dapur.

"Dek, kita duduk di ruangan tamu yuk." Ucap Kinal.

Nabilah bingung kenapa Kinal memakai pakaian rapi malam ini, mungkin yang akan bertamu di rumah mereka adalah orang penting. Seperti yang Nabilah pikirkan, mungkin teman kerja Kinal.

"Rapi banget deh." Ucap Nabilah.

"Wajib."

Keduanya pun menunggu tamu di ruangan tamu, dan Nabilah memilih untuk bermain game di handphone nya karena tidak ingin bosan karena terlalu lama menunggu, bagi Nabilah menunggu itu adalah hal yang paling tidak enak.

"Dek, kalo tamunya udah dateng, handphone nya di simpan ya." Ucap Kinal.

"Siap, Kapten." Balas Nabilah lalu kembali fokus pada game di handphone nya.

Kinal mulai tidak tenang, sudah lama mereka menunggu tapi orang yang dia tunggu-tunggu pun belum juga datang. Kinal takut jika mereka tidak jadi datang, sia-sia Kinal sudah memasak banyak makanan malam ini. Namun, saat Kinal sedang asik dengan pikirannya sendiri, suara ketukan pintu rumah pun menyadarkan dirinya.

"Pasti mereka."

Kinal tersenyum lalu dengan cepat dia membukakan pintu tersebut, benar saja ternyata yang datang adalah orang yang sedari tadi Kinal tunggu-tunggu.

"Selamat malam, Kinal."

Nabilah yang sedang asik bermain pu. kaget mendengar suara milik tamu Kinal, dia sangat hafal dengan suara itu. Nabilah segera menyimpan handphone nya tak peduli jika dia akan kalah dalam permainan itu, dengan dada berdebar Nabilah menatap dua orang yang berada di depan pintu tersebut, benar saja dugaan Nabilah.

"Selamat malam juga, Bu Melody, Shania." Ucap Kinal.

"Kak Kinal makin cantik, ya." Puji Shania.

Sorry✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang