Part 26

1.3K 94 17
                                    

Sudah 2 minggu ini Shania rajin ke rumah sakit untuk mencuci darahnya, tentu saja ditemani Melody karena perusahaan miliknya dikendalikan oleh Kinal jika dirinya tak ada disitu. Bukan hanya Melody saja, jika Nabilah sedang libur maka dialah yang menemani Shania. Sementara keadaan Shania saat ini sudah lebih baik dari sebelumnya, mungkin karena cuci darah dan obat yang dia konsumsi setiap harinya, untuk masalah kampus Shania tetap menjalankan aktifitas perkuliahannya hanya saja teman-temannya tidak tahu soal penyakitnya.

"Shania, kamu harus makan banyak sayuran sama buah-buahan, pokoknya kamu gak boleh makan snack lagi." Ucap Melody.

Melody menjadi lebih protektif pada Shania, apalagi jika menyangkut pola makan Shania, karena kata dokter Shania tidak boleh makan makanan sembarangan, harus banyak makan makanan protein dan seimbang, paling penting rajin minum air putih.

"Iya, Bunda." Walaupun setiap hari Melody sudah memberitahu Shania tentang itu, tetapi Melody sepertinya tidak bosan.

"Bekal buat Kakak gak lupa kan, Bun?" Tanya Nabilah.

"Udah Bunda siapin, pokoknya kamu harus mastiin Kakak kamu makan bekalnya." Ucap Melody sekaligus menyinggung Shania.

Melody tahu terkadang Shania malas untuk memakan bekalnya, mungkin karena bosan menu makanannya hanya itu-itu saja, tapi ini demi kesehatannya juga.

"Iya, nanti juga aku makan kok." Balas Shania malas.

Jika bukan untuk kesehatannya mungkin Shania tidak akan mau memakannya lagi, dan Shania baru sadar jika makanan sehat itu tidak enak. Setiap hari kalian harus makan sayur, Shania membencinya.

"Jangan lupa bawa obatnya, Kak." Ucap Nabilah.

Shania menepuk jidatnya, bukan hanya Melody yang lebih protektif padanya tetapi Nabilah juga, untungnya Kinal tidak seperti mereka. Kinal memang sangat perhatian padanya, tapi dia tidak protektif seperti Melody dan Nabilah.

"Iya, aku bakal minum obatnya tepat waktu." Ucap Shania saat Nabilah hendak mengucapkan sesuatu.

Shania sudah sangat tahu apa yang akan Nabilah ucapkan, sudah menjadi kebiasaan Nabilah setiap harinya jadi Shania sudah sangat hafal.

"Hari ini dan seterusnya Kak Kinal yang bakal jemput kalian." Kinal memang mendapat tugas dari Melody untuk menjemput Shania dan Nabilah mengingat pekerjaan Melody sangatlah banyak.

"Ingat Shania, jangan coba-coba ikut kegiatan kampus." Tegas Melody.

Shania yang saking nyamannya dengan kegiatan kampus sampai dia selalu lupa dengan kesehatan, Melody tidak ingin jika penyakit Shania semakin parah. Selain Nabilah, Melody juga mempunyai mata-mata di kampus, dia adalah Shania Gracia yang tak lain ketua himaju. Melody sangat mempercayai Gracia, bahkan setiap kegiatan Shania dia pantau melalui Gracia.

"Aku udah batasi setiap kegiatan aku di kampus kok." Sebenarnya Shania risih, biasanya dia sangat rajin mengikuti kegiatan kampus tapi kali ini dia harus membatasinya.

"Bukan dibatasi, kamu memang harus berhenti dari kegiatan itu. Sekarang yang kamu harus lakukan fokus ke kesehatan dan pelajaran, sebentar lagi kamu lulus." Melody mulai sadar jika Shania sama sepertinya yang terlalu suka dengan kegiatan atau pekerjaan.

Melody tidak ingin jika nantinya Shania akan menjadi workaholic sama sepertinya, biarlah dia saja karena bagaimana pun Melody ada tulang punggung keluarga.

"Kamu tahu kesehatan kamu itu gak memungkinkan kamu ikut kegiatan kampus, Shania. Jangan buat Bunda kamu khawatir, kasihan dia." Ucap Kinal.

Shania orangnya keras kepala, jika di satu orang menegurnya tetapi tidak mau dia dengar, jadi orang lain juga harus ikut menegurnya.

Sorry✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang