1

279 8 0
                                    


(Rafael Nazar & Sandara Milena)

Suasana pasar yang riuh oleh suara-suara pedagang, tak menyurutkan seorang gadis yang terlihat masih mengenakan seragam putih abu-abu itu tengah berlari kecil seraya membawa bermacam-macam bunga dalam keranjang kecil. Gadis itu terlihat tergesa-gesa, berjalan dengan langkah cepat, tanpa peduli bahunya sesekali menyenggol para penjual di pasar itu. Seringkali ia terkena cipratan omongan dari pedagang atau pembeli yang tak sengaja ia senggol. Gadis itu hanya mengucap kata maaf seraya membungkukkan badan, lalu berlari lagi tanpa menghiraukan. Terpenting saat ini ia harus sampai tujuan membawa keranjang berisi beberapa jenis bunga hiasan. Ia berlari menuju puncak bukit yang berada disebelah utara pasar.

Setelah berlari kecil, gadis tersebut menghampiri seorang Kakek tua yang berdiri dengan memegang sebuah tongkat ditangan kanannya. Gadis tersebut memanggilnya Kek Rahman. Gadis itupun memberikan keranjang berisi beberapa jenis bunga hiasan kepada Kakek tersebut.

“Kek? Ini bunganya sudah aku petik di kebun bunga yang ada disana. Oh iya Kek, aku punya kabar gembira. Aku bahagia, karena aku mendapatkan nilai matematika tertinggi di kelasku, yey!” Ucapnya sumringah.

“Kakek bangga sama kamu Sandara. Kamu anak yang pintar, baik, dan patuh sama Kakek. Kakek bangga punya kamu. Teruslah jadi anak yang pandai, biar sukses kedepannya. Jangan sampai seperti kakek yang tak berdaya ini.” Ucap Kakek tersebut.

“Kakek? Aku seperti ini juga karena aku di didik oleh seorang Kakek yang luarbiasa. Suatu saat nanti aku akan membuat Kakek bangga memiliki cucu seperti aku.” Ucap gadis tersebut.

“Baiklah, Kakek selalu mendukung keinginanmu.” Ucap Kakek tersebut seraya membenahi syal-nya. “Tolong antarkan Kakek ke makam Nenekmu.” Sambungnya, dengan segera gadis itu membantu Kakeknya berjalan.

Sandara Milena. Ya, gadis itu bernama Sandara Milena. Gadis dengan segudang cerita kesulitan yang kerap menerpa. Ayah serta Ibunya tidak jelas keberadaannya. Karena saat ini Sandara hidup dan dibesarkan oleh seorang lelaki lanjut usia, yang ia panggil dengan sebutan Kek Rahman. Bukan Kakek kandung, melainkan Kakek angkatnya. Sandara bukanlah cucu kandung Kakek tersebut. Entah, dimana Ayah dan Ibu Sandara, mengapa tega membuang Sandara?
Sandara ditemukan oleh Nyai Rasih--Istri Kek Rahman--ketika Sandara masih bayi. Keadaan Sandara ketika itu terlihat begitu iba. Sandara dibuang sejak bayi, dibuang kedalam kardus dan diletakkan dipekarangan rumah Kakek Rahman. Ketika itu Nyai Rasih yang tak lain--Istri Kek Rahman--tidak sengaja menemukan seorang bayi dari kardus diperkarangan rumahnya, dengan segera Nyai Rasih mengambilnya dan mengadopsinya sebagai cucu. Awalnya Kek Rahman tidak mengizinkan istrinya itu untuk mengadopsi bayi tersebut. Namun mengingat usia Kek Rahman dan Nyai Rasih yang sudah semakin tua, tapi belum juga dianugerahi anak. Semenjak itulah kedua pasang suami-istri lansia ini memutuskan dan sepakat untuk mengadopsi bayi perempuan yang mereka temui diperkarangan rumah, dan diberi nama Sandara Milena. Namun, tak lama setelah itu, kondisi tubuh Nyai Rasih semakin rentan terkena penyakit. Membuatnya tak berdaya. Perlahan pun, Nyai Rasih meninggal dunia, karena penyakit diabetes yang terus menggerogoti tubunya. Sungguh berat bagi Kek Rahman, baru saja ia dan istrinya merasakan indahnya rasa menjadi orangtua, namun Istrinya itu malah pergi untuk selama-lamanya. Maka Kek Rahman pun membesarkan Sandara hanya seorang diri. Mendidik Sandara menjadi gadis yang ulet dan tekun.

Kini Sandara sudah besar, ia pun saat ini sudah duduk di bangku Sekolah Menengah Atas (SMA). Ia menjadi anggota kelas XI-01. Sandara terkenal lebih acuh dibanding teman-temannya yang lain. Acuh dalam artian tidak terlalu kekinian. Sandara lebih memilih untuk terus belajar dan memperhatikan ketika guru menerangkan, pada saat jam pelajaran. Justru sebalikknya, teman-temannya lebih acuh dalam pelajaran. Ketika istirahat, Sandara lebih acuh sedangkan teman-teman kelasnya malah asyik bercanda riang ataupun nge-gosip..

Dia Bukan Pelacur (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang