Part 13 : Bicara soal hati.
'Lo gak pernah tahu tentang apa yang gue rasain, San. Gue gak tahu tentang cinta, dan gue anggap ini bukanlah cinta, tapi ini adalah rasa suka yang terus menghantui gue. Kadang gue berpikir; lo selalu bilang kalau gue gak pernah ngertiin lo. Tapi lo salah, San, justru lo yang gak pernah mau ngerti apa yang gue rasain.' Batin Rafael, dengan posisi yang masih sama, menyandarkan punggungnya pada tihang tembok kantin tersebut, lihatlah ia menekukkan sebelah kakinya ke belakang, lalu tangan kiri yang ia masukkan ke dalam saku celana abu-abunya, sementara tangan kanan yang memegang sebatang rokok, dan mulut yang menghisaphembuskan asap rokok, cool.
Lalu, suara koor cetar membahana dari teman-teman Rafael itu mulai terdengar saat seorang perempuan cantik memakai seragam SMA melintar di hadapan mereka.
“Gilak, cantik amat!”
“Wow, man, cantik sekali. Kalau gue seganteng Rafael gue pasti ajak tuh cewek kenalan.” Ucapnya.
Namun, Rafael terlihat menggeleng-gelengkan kepala dan tersenyum tipis saat mendengar perkataan teman-temannya itu, sungguh Rafael sama sekali tidak tergiur dengan kecantikan perempuan yang melintasinya tadi, Rafael hanya menikmati posisinya kini. Siapa perempuan itu? Yaa, dia adalah Alexa, murid populer yang memiliki paras cantik. Namun lihatlah, Rafael sama sekali tidak tergiur dengan kecantikan Alexa, bahkan untuk berlama-lama memandangi wajah Alexa pun Rafael sudah tidak menginginkan. Hanya satau yang Rafael pikirkan: Sandara Milena.
Dengan posisi yang sama, Rafael hanya mengubah posisi kepalanya yang sedikit mengadah ke atas, ia terbangkan angan-angannya jauh menjelajah angkasa, ia mencoba untuk mengerti tentang Sandara, tapi intuisinya kadang tidak berfungsi dengan baik jika itu tentang Sandara.
“Raf?”
Lalu seseorang membuyarkan lamunan Rafael, kemudian Rafael pun dengan segera menoleh.
“Eh, elo, ada apa?” Ucap Rafael.
“Lo kenapa? Kesambet? Gue jadi serem lihat lo ngelamun gitu, bukannya apa-apa, gue takut aja hantu-hantu cewek pada ngerasukin lo, yaa secara kan lo itu ganteng.” Ucapnya, Rafael hanya tersenyum cool seraya menggeleng-gelengkan kepala.
“Lo berlebihan.” Singkat Rafael.
“Yaa, gue sih ngomong fakta, Raf. Kalau menurut gue, lo itu tinggal milih aja mau cewek yang kayak gimana, secara kan lo itu ganteng, gue yakin lo pasti bakalan lebih mudah dapetin cewek, secara lo itu kan..” Ucapnya terputus, karena seseorang berhasil memutuskan kalimatnya.
“Secara-secara aje lo dari tadi!” Maki yang lainnya.
“Yee, gue belum selesai ngomong udah main putus-putusin aja.”
Teman-teman Rafael berusaha untuk mengajak ngobrol Rafael, namun Rafael seolah tidak memperdulikannya, ia masih saja dalam posisi santainya. Seringkali teman-teman bad nya itu membujuk Rafael agar berkenalan dengan Alexa, namun dengan santainya Rafael menolak untuk itu.
“Raf? Apa lo udah punya cewek? Gue gak yakin kalau lo gak punya cewek, secara lo kan ganteng, man. Kalau gue jadi lo mungkin gue udah pacarin 33 siswi di sekolah ini. Ajib kan? Sayangnya karisma gue masih kalah.” Ucap teman Rafael, kemudian Rafael hanya tersenyum miring tanpa menoleh ke arah temannya itu.
“Gue masih sendiri, alias jomblo. Tapi bukan berarti gue gak menaruh hati. Cewek mah ada lah yang gue cintai, tapi cuek.” Ucap Rafael santai.
“Njir, siapa cewek yang udah nyuekkin lo, Raf? Asli parah, setahu gue gak mungkin ada cewek yang nolak lo, gak mungkin banget..” Ucapnya.
“Kemungkinan itu selalu ada dalam kehidupan, Gus.” Jelas Rafael, pada temannya yang bernama Bagus, Bagus yang selalu bertanya pada Rafael.
“Siapa cewek yang udah ngisi hati lo, Raf?” Tanya Bagus, namun Rafael terdiam, Rafael pun membuang batang rokok yang sempat ia hisap itu, saat seseorang datang menghampiri Rafael.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dia Bukan Pelacur (END)
ChickLit(Completed!) (FanfictionSMASH-cerita yang gue tulis beberapa tahun lalu, ketika gue masih berproses)