Di chapter ini bakal fokus sama Nomin ya~
Mian for typo(s)
Happy reading~
...
Hening. Begitulah suasana saat ini di ruang makan keluarga Cho. Hanya terdengar suara dentingan sendok yang bertemu dengan piring.
Bahkan, saat makanan mereka sudah habis, masih tidak ada yang membuka mulut.
Keheningan itu seketika lenyap saat Mr.Cho membuka mulut untuk berbicara, "Jeno akan menginap atau pulang?"
Jeno yang ditanyapun langsung menoleh. "Saya pulang saja, Paman" jawab Jeno.
"Gak nginep aja? Ini udah malem lho. Rumah lu jauh, kan? Takutnya nanti lu ngantuk trus malah kejadian yang enggak-enggak." Ini Mingi yang jawab.
Mendengar ucapan Mingi yang --tumben-- benar, Seungyoun langsung mengangguk menyetujui. Lalu ia menambahkan, "Lagian besok libur, kan? Nginep aja. Itung-itung nemenin Minggunya Jaemin."
Baru saja Jeno akan menjawab tapi sudah di potong oleh ucapan Jaemin, "Oke fix. Jeno bakal nginep. Titik. Gak ada penolakan."
Sebenarnya Jeno ingin melawan, tapi dia ingat bahwa disini ada Mr. Cho dan di rumah ini dia hanya tamu. Setelah menemukan alasan yang tepat Jeno langsung menyanggah, "Tapi, Paman. Saya tidak membawa baju ganti. Lagian saya juga mau tidur dimana jika menginap? Lebih baik saya pulang saja."
"Pake baju gue aja. Banyak tuh yang kekecilan. Tapi, masih bagus kok. Baju Jaemin juga banyak yang kegedean. Masalah kamar lu tidur bareng Jaemin aja."
"Kamar aku? Emang kamar tamu kenapa?" Ucap Jaemin bertanya. Soalnya dia pikir kan masih ada kamar tamu kenapa harus Jeno bareng dia?
"Kamar tamu dah di alih fungsiin jadi ruang kerja. Gue aja nanti tidurnya bareng Seungyoun. Ya kan, Youn?" Ucap Mingi yang hanya di balas anggukkan oleh Seungyoun.
"Lah trus Wooseok hyung?"
"Nanti hyung pulang. Bentar lagi juga di jemput sama pak Choi."
"Ya udah. Jeno nginep aja. Tapi, ini nggak ngrepotin, kan?"--Jeno
"Apanya yang merepotkan? Saya justru senang jika ada teman Jaemin yang menginap. Apalagi ini pertama kalinya Jaemin mengenalkan temannya selain si Haechan." Jelas Mr. Cho panjang lebar.
Tiba-tiba salah satu penjaga pintu utama masuk dan berkata, "Permisi, Tuan. Tuan Wooseok sudah di jemput untuk pulang."
"Baiklah. Aku pulang dulu ya~ Paipai semua nya."--Wooseok.
Woseok pun bangkit dan berjalan diikuti oleh sang pengawal yang tadi di belakangnya.
"Pa, Jaemin sama Jeno ke kamar dulu ya." Ucap Jaemin yang langsung berdiri dan menarik tangan Jeno.
Cklek!
Jaemin mengunci pintu kamarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
You're My Destiny
RandomKisah cinta antara orang yang berbeda ras, kasta, golongan, kebangsaan, dan budaya mungkin sudah biasa di dunia ini. Tapi, bagaimana jika kisah cinta kali ini berbeda dunia? Bukan, bukan berbeda dunia dalam artian antara manusia dengan mereka ya...