Jam dinding di kamar Seungyoun sudah menunjukan pukul 07.30 p.m. Namun, sang pemilik kamar masih bingung untuk mengenakan baju apa.
'Kalo bukan gara-gara Mingi, gak bakal bingung gini gue.' Pikir Seungyoun.
"Gak usah nyalahin gue, kalo gak gini lo gak bakal maju!" Oke, Seungyoun lupa kalo Mingi bisa baca pikiran.
"Ya trus gue harus gimana? Setengah jam lagi ini!" Ucap Seungyoun.
"Pake apapun senyaman lo aja," Mingi mengancingkan kemeja yang ia pakai dengan sesekali melirik ke Seungyoun, "Ya gak boxer juga tolol!" Pekik Mingi.
Oh, ayolah Mingi berkata senyamannya bukan berarti mengenakan baju sehari-hari di rumah! Dia kan mau makan malam bukan berenang!
Tadinya Seungwoo yang akan membantu Seungyoun. Tapi, sang eomma sudah menyuruhnya pulanh.
Akhirnya Mingi turun tangan. Setelah selesai memakai pakaian ia membuka lemari Seungyoun dan memilihkan baju untuk Vampire yang satu itu.
"Nih udah gue pilihin, gue berangkat dulu. Good Luck! Jangan gugup! Malu-maluin ntar!" Mingi berucap sambil berjalan keluar kamar.
Kemudian, Seungyoun mengenakan pakaian yang sudah dipilihkan oleh Mingi tadi.
Ripped jeans warna hitam, kaos warna putih polos yang di padukan dengan kemeja biru kotak-kotak. Lalu ia menyisirkan rambutnya ke belakang, menampilkan jidat putih nan mulusnya. Lalu ia memakaikan tindik panjang ke telinganya dan memakai sneakers warna putih.
Setelah selesai ia meraih ponselnyayang ada di nakas. Ternyata waktu yang tersisa hanya tinggal 10 menit lagi.
Seungyoun pun bergegas untuk pergi ke restoran yang menjadi tempat mereka makan malam. Restoran yang sama dengan pasangan Nomin tadi siang.
Oh! Bicara tentang Nomin, tadi mereka pulang setelah Seungyoun, dkk selesai makan.
***
Setelah 13 menit perjalanan akhirnya dia sampai di tempat yang ia tuju. Lalu ia masuk dan mencari meja yang sudah di pesankan oleh Seungwoo, meja nomor 13.
Di sana Seungyoun melihat Sejin yang sedang sibuk memainkan ponselnya. Seungyoun pun segera menghampiri lelaki manis yang menjadi pengisi hatinya.
"Hai, maaf ya. Saya terlambat."
Kalimat yang mengalun dari mulut Seungyoun membuat Sejin mendongakan kepalanya.
"Ah gak papa kok, aku juga baru dateng. Btw, gak usah bicara terlalu formal gak papa." Ucap Sejin.
Seungyoun mengangguk lalu duduk di hadapan Sejin. "Udah pesan makanan?"
Sejin menggeleng dan tersenyum manis, "Nungguin kamu dulu."
Senyuman Sejin membuat Seungyoun ikut tersenyum. Lalu ia memanggil waiters untuk memesan makanan dan minuman.
"Jadi, kamu mau ngomong apa?" Tanya Sejin to the point.
Sumpah, daritadi jantung Sejin udah dag dig dug serrr~ gitu.
Seungyoun senyum, dia meraih tangan Sejin.
Baru saja ia akan mengatakannya tiba-tiba ada seorang waiters datang untuk menyajikan makanan dan minuman yang tadi mereka pesan.
Wajah Seungyoun berubah masam. Dan itu membuat Sejin tertawa kecil.
Mendengar alunan tawa indah dari Sejin Seungyoun tersenyum dan kembali meraih tangan Sejin.
"I li--ah no! I love you, Lee Sejin. I love you more than myself. So, will you be mine?" Tanya Seungyoun penuh dengan keyakinan.
KAMU SEDANG MEMBACA
You're My Destiny
De TodoKisah cinta antara orang yang berbeda ras, kasta, golongan, kebangsaan, dan budaya mungkin sudah biasa di dunia ini. Tapi, bagaimana jika kisah cinta kali ini berbeda dunia? Bukan, bukan berbeda dunia dalam artian antara manusia dengan mereka ya...