Author POV
"Kenapa kau menjauh dariku?"
"Apakah ada alasan buat ku untuk berdekatan denganmu, Mr. Ward?"
"Ada."
"Apa?"Tantangan yang terselip dalam pertanyaan miss Clutch tak ubahnya tantangan kucing liar jalanan. Tapi entahlah, mungkin bagi Mr. Ward rasanya berbeda, campuran antara naif dan ketakutan. Membuatnya harus berhati-hati untuk menjawab, sampai-sampai seorang Mr. Ward menghembuskan nafas panjang.
"Sekarang, apa salahku di matamu, sehingga kau berkeyakinan bahwa aku adalah pria yang harus kau jauhi?"
Rahang miss Clutch mengetat, tembakan yang tidak disangka sama sekali dari seorang James Ward berupa penilaian terhadap dirinya sendiri.
"Apakah kau kira aku tidak bisa memilah manakah pria baik-baik atau playboy?"
"Jadi menurut mu aku adalah player?"
"Bukan aku yang mengatakan ya..."
"Stop berputar-putar. Kau dan analogi mu amat sangat perlu diluruskan miss Clutch. Karena seekor singa tidak pernah bermain-main dengan mangsanya."
"Kalau begitu tunjukkan dimana salahku."
"Sebutkan dulu prakiraan mu, maka kujawab saat itu juga."
"Kau pemarah."
"Memang, oleh karenanya aku menyalurkan amarahku dengan mengikuti MMA. Sehingga pola hidupku berubah, tubuhku bertato, aku tidak begitu nyaman dengan jas bermodel slim fit atau kemeja."
"Kau aneh..."
"Kenapa?"
"Pertama kali aku datang, kau memberiku kata selamat yang tidak biasa."
"Karena aku jujur dengan perasaanku."
"Kau hanya terpancing nafsu saja."
"Benarkah? Jika memang aku seperti itu, maka sebaiknya dari dulu aku sudah merusak pintu apartemen dan menculikmu."
"Kau psycopath."
"Aku tidak psycopath, hanya nekat. Itupun jika kau menantangku. Jadi apalagi?"
"Jelas kau adalah tipikal pria yang perlu dijauhi."
"Bagaimana jika aku terus mengejarmu?"
"Aku akan resign dari perusahaan ini."
"Dan membayar penalti? Kau bahkan dikontrak selama 5 tahun."
"Apa?"
"Sepertinya kau tidak cukup teliti dan pandai membaca situasi. Aku menyukai dari semenjak masa wawancara, mempelajari CV mu, dan mengubah kontrakmu sebelum kau dipanggil untuk signing."
"Kau benar-benar kurang ajar."
"Aku tidak sepenuhnya kurang ajar, aku hanya cerdik dan pandai memainkan situasi. Jadi bagaimana? Masih ada waktu buatmu menyerah padaku selama 50 bulan ke depan, aku menantikan itu."Miss Clutch jatuh terduduk di sofa ruangan Mr. Ward.
"Jangan duduk di sofa itu. Membuatku jadi ingin menyentuhmu lagi."
"Aku... No comment."
"Apakah kau sudah menyerah, sayang?"
"Aku bukan sayang mu."
"Segera kau akan menjadi sayang ku."
"Dan kau mencampakkan ku setelahnya."
"Who said that?"
"Kan kau playboy?"
"Darimana aku disebut playboy?"
"Kau tidak sungkan untuk memamerkan tubuhmu di depan wanita."
"Jadi kau cemburu?"
"Tidak."
"Listen, dalam pertandingan MMA aku hanya datang bertanding, kemudian pulang. Mayoritas penonton disana adalah pria. Tentang aku yang membuka baju diluar ring, hanya karena aku ingin pamer padamu."
"Kau exhibitionist?"
"Memangnya kenapa jika aku pamer padamu? Kan kau sayangku."
"Ah sudahlah..." Miss Clutch akan berdiri namun Mr. Ward menahannya.
"Sudah kukatakan kan, jika kau sudah duduk disini maka kau tidak akan kemana-mana. Apa lagi unek-unek mu?"
"Kau seorang CEO, kenapa kau tinggal di tempat yang tidak lazim?"
"Apartemen itu lazim bagi bujangan sepertiku, serta lebih dekat dengan tempat gym ku. Aku jadi memiliki banyak waktu dengan anak-anak."
"Jadi kau menyukai anak-anak? Kemana anakmu?"
"Aku belum memiliki anak. Adikku adalah salah satu dari sekian anak-anak yang tidak beruntung. Aku hanya ingin agar mereka tak mengalami nasib yang sama seperti adikku, bahkan uang pun tak bisa menyelamatkannya."
"Ada apa dengan adikmu?"
"Kau mulai tertarik dengan kehidupan pribadiku?"
"Tidak."
"Bagaimana jika kita pulang dan mulai bercerita."
"Aku punya banyak pekerjaan."
"Mr. CEO kita tidak akan keberatan jika kau bolos sehari, miss Clutch."
.
.
.Note :
Setiap pria memiliki alasan dibalik sikap dan sifatnya, mencoba blak-blakan tidak ada salahnya dicoba mungkin itu lebih baik daripada berprasangka dengan pemikiran kita sendiri. Bisa jadi pemikiran kita sendiri yang melukai perasaan mereka, who knows?
KAMU SEDANG MEMBACA
Building One Shoot (Complete)
Short StoryMalam yang dingin, bekerja seorang diri, tidak pernah ada yang tahu apa saja yang terjadi dibalik gerbang utama sebuah gedung perkantoran. cerita ini akan menjelaskan sebanyak apa rahasia yang berada di balik automatic door transparan penuh musliha...