VIP ACCESS

17.7K 86 0
                                    

Sebuah gedung, selalu sebuah gedung, dengan segala kemewahan dan arogansinya yang menawarkan berbagai alasan agar kita mengarahkan kaki untuk menjelajahinya. Wanita itu sedang menjalankan aksinya, menjelajahi gedung meski waktu menunjukkan pukul 11 malam.

Banyak lantai yang telah diredupkan cahanya, tapi langkahnya yang santai tak membuatnya takut ataupun tergesa-gesa. Beberapa kali dia harus menggunakan transportasi dalam gedung untuk mempercepat aksinya.

Tap
Pintu kaca itu pun terbuka dan menampilkan sebuah ruangan kecil berukuran 1.5 x 1.5 meter persegi yang dilengkapi toilet juga lift VIP di dalamnya. Aura dingin sangat kental di dalamnya, mengingat dia memang sendirian malam itu.

"Finally, selesai juga

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Finally, selesai juga." Begitu yang ia ucapkan saat saat dia harus kembali ke lantai kerjanya yang berada di lantai tertinggi, lantai 51. Segera ia mengemasi sebuah clutch bag yang berisikan dompet dan ponselnya, minimalis tapi sangat penting.

Kembali ia menuju VIP lift, tapi sepertinya niatan itu diurungkannya. Sesekali dia ingin merasakan lift publik yang letaknya lebih dekat dari meja kerjanya. Ia melakukan tap pada panel yang terpasang di dinding granite. Menunggu, tak lebih dari 2 menit, pintu pun terbuka dan ia pun melangkah masuk.

Nobody inside the elevator.
Dengan langkah percaya diri, ia menekan tombol menuju lantai basement dimana mobilnya berada. Sambil lift bergerak turun, sesekali dia melihat pantulan dirinya di dinding dalam lift yang berhiaskan stainless mirror, sehingga memungkinkan dia untuk bercermin barang sesaat sebelum akhirnya pintu terbuka untuk lantai 46.

Dia tak memperhatikan wajah ataupun postur tubuh orang tersebut. Seseorang yang juga sepertinya akan menjadi teman hingga ke lantai Basement. Tak lama lampu dalam lift pun mati, display lift pun blank, kosong tak menunjukkan angka satupun. Sepertinya sedang ada pemadaman. Dan mereka berdua terkurung di dalamnya.

"Kamu takut gelap?" Tanya pria itu.
"Iyalah. Mana ponsel drop lagi." Jawab wanita itu dengan kesal dan gemetar. Kemudian dia perlahan merapatkan diri menuju si pria tadi, mencari perlindungan sekaligus teman.
"Saya masih disini. Nggak perlu takut."

Gerah mulai terasa karena memang lift tidak didesign dengan pendingin udara, sebatas fan untuk menyejukkan saja. Selain itu, mereka juga kegerahan karena hal lainnya, saat tiba-tiba si pria itu menyeringai dalam gelap tanpa wanita itu tahu. Perlahan dia mencoba menyesuaikan tangannya dengan lekuk tubuh si wanita, menentukan titik penyerangan untuk melemahkan lawannya.

Gotcha.
Pinggang itu pun menjadi saksi dari aksi pertama kontak fisik mereka berdua. Entah bagaimana pria yang tidak diketahui namanya itu menyerang leher sang wanita, menahan pergerakan dagunya kemudian mencumbui basah di sepanjang area yang pria itu inginkan.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Building One Shoot (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang