behind the front desk

899 11 1
                                    

Atiqah tidak bekerja sendiri, selain dirinya, juga terdapat work-mate lainnya. Namun hari itu Atiqah sedang mendapatkan shift sore, artinya dia baru akan pulang pukul 8 malam. Meskipun sudah di penghujung pekan, kesibukan justru kian bertambah. Pasalnya semakin banyak paket dan dokumen yang bedatangan dan pada Senin depan seluruh barang tersebut harus sudah diantarkan ke lantai yang dimaksudkan. 

Akhirnya Atiqah memutuskan bahwa malam itu dia hanya akan menginventarisir dokumen dan paket yang sampai di resepsionis paling lambat pukul 7 malam saja. Selebihnya akan dia kerjakan pada Senin pagi. Tibalah dia pada sebuah box berukuran panjang 70cm, lebar 35cm, dan tinggi 10cm, namun beratnya bahkan tidak sampai 1 kg dan bertuliskan URGENT diatasnya. Saat Atiqah membaca nama tersebut, rupanya dia mengenal nama penerima paket tersebut dan dia pun langsung menanyakan ke security yang bertugas apakah penerima paket masih berada di lantai kerjanya atau sudah pulang. Dan ternyata yang dimaksud masih berada di lantai 39. 

"Selamat Malam, Pak. Paket ini baru datang dan tertulis URGENT."
"Buka saja paketnya."
"Maaf tapi saya rasa.."
"Aku bilang buka, ya buka saja." Teriak pria itu sambil melemparkan pulpen yang dia pegang. Untung saja bukan gelas atau barang pecah belah lainnya yang dilemparkan.

Dengan perasaan takut, Atiqah pun meletakkan paket tersebut di sofa terdekat dan membukanya perlahan.
"You want these?" Pertanyaan pria itu menyela konsentrasi Atiqah dan tanpa pikir panjang ia pun mengambil apapun yang pria itu sodorkan.

 "You want these?" Pertanyaan pria itu menyela konsentrasi Atiqah dan tanpa pikir panjang ia pun mengambil apapun yang pria itu sodorkan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Just eat.."
"What?"
"The candies."
"Oh sorry.."
"Its okay, do not take the package too seriously."

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tanpa berpikir panjang, dia pun membongkar paket dan menemukan isi paket yang tampak menggelikan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tanpa berpikir panjang, dia pun membongkar paket dan menemukan isi paket yang tampak menggelikan.
"Oh, come on atiqah. Thats not your first."
"No sir, you missunderstanding."
"Bagian mana aku salah paham? Kau tidak menolak setiap kali kuajak jalan, meski di jam malam. Menurutmu, apakah asumsi ku tentangmu salah?"
"I am not that girl."
"Girl..? Are you? Ku dengar kau juga main gila dengan mantan bosmu."
"Itu hanya rumor."
"Tapi wajah dan tubuhmu berkata sebaliknya. Why dont we test it?"
---

Meja front desk memiliki sisi dalam yang lebih rendah dibandingkan sisi depan. Disanalah bos baru menghimpit kaki, pantat, dan area bawah tubuhnya. Seketika Atiqah panas dingin dan merasakan gejolak tak tertahankan tatkala tangan bosnya menghampiri paha dalamnya yang ditutupi keliman rok.

Pria itu menggesekkan tangannya hingga menemui sela lipatan celana dalam berenda yang terasa panas. Tangan itu menggesek depan-belakang hingga sebagian celana dalam itu melipat ke dalam belahan kemaluan atiqah. Gesekan tangan itu begitu konstan hingga atiqah berjinjit kaki dan tanpa dia sadari tubuhnya meleleh seiring dengan tubuhnya yang mulai berubah posisi.

Punggung atiqah menemukan dada keras bos barunya, kedua tangan atiqah bertumpu pada ujung meja, sedangkan tangan kiri si boss sedang merogoh sesuatu dari kotak kado tersebut.

Atiqah menggeram tatkala jemari bossnya perlahan merambah ke dalam kemaluannya yang lengket dan panas, kemudian terus mengorek hingga ke dalam, membuat posisi tubuhnya kian menungging ke belakang. Tubuhnya menikmati dan hatinya terbuka bagi pria mana saja yang bersedia membelainya.

Saat atiqah terbuai dengan kocokan jemari tersebut, boss nya juga dengan sengaja menempatkan kemaluannya yang kian menonjol di belahan pantat atiqah, sambil menggoyangkannya dengan tempo perlahan. Sontak tubuhnya kian meremang, dan tak ayal pantat atiqah pun ikut bergerak mencari kenikmatan.

Hanya dengan menggeser celana dalam renda tersebut, tangan kiri boss menyelipkan butt plug sesuai dengan fungsinya.

Dinginnya butt plug ditambah panasnya kemaluan atiqah, membuat mulutnya mendesah dan mengerang berulang kali. Dan tanpa atiqah sadari, tubuhnya hanya dibalut dengan pakaian dalam dan sepatu keds putih.

Sepanjang malam atiqah tidak berontak, justru dirinya kian pasrah tatkala boss tersebut membuka resleting celana dan bermain lembut saat kedua kelamin mereka menyatu dalam syahdu.

Tangannya menjamah seluruh fitur yang ada di tubuh atiqah, sekalipun pantatnya tidak bulat berisi, tapi dadanya yang dibalut 38C cukup menyenangkan untuk dinikmati.

Aksi keduanya jelas terekam kamera cctv dan menjebak Atiqah dalam kungkungan bossnya tersebut.

Building One Shoot (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang