Mr. Ward_2

3.2K 31 0
                                    

Tidak ada yang tahu, kecuali satpam apartemenku, bagaimana bisa aku tiba dengan selamat di kamarku sendiri. Kejadian itu terjadi cukup sekali bagiku, aku tidak ingin lainnya lagi.

Sudahkah aku menceritakan sekretaris Mr. Ward? Dia adalah seorang wanita pekerja keras, janda beranak 4, dan cucu setengah lusin. Jadi bagaimana menurut kalian??

Keesokan harinya setelah kejadian di apartemen Mr. Ward, aku jadi menghindari semua pekerjaan yang bisa mendekatkan aku padanya, bahkan aku tak berani menyerahkan hasil pekerjaan ku secara langsung pada sekretarisnya. Dan juga, dua hari berselang setelah kejadian tersebut, Mr. Ward secara mendadak sering muncul di kantor, dengan setelan jas nya yang kasual, tidak lupa sepatu boots nya. Oh, kalian tenang saja, aku juga akan menghindarinya.
.
.
.

"Hanya perasaanku atau kau memang menghindari ku?"
"Oh, sorry Mr. Ward. Aku tidak mendengar Anda datang."
"Ku kira kau lebih menikmati panggilan James."
"Tidak sopan tentunya."
"Siapa bilang? Jadi apakah sofa ku lebih nyaman dibanding kasur mu?"
"What? Bisakah kita tidak membahas hal yang tidak perlu, Mr. Ward?"
"Tidak bisa. Aku sudah menginvestasikan begitu banyak feromone untuk menggaet mu. Bukankah sebagai pebisnis aku harus mendapatkan keuntungan?"
"Tapi feromone Anda, seperti tidak bisa diterima pasar."
"Benarkah? Bagaimana jika pembeli berpura-pura tidak berminat? Padahal aku bisa memberikannya secara sukarela."

Aku kesulitan meneguk ludahku sendiri.

"Aku tahu, kau berusaha menahan hasrat mu. Tapi aku tidak keberatan membuka pintu kamarku lagi untukmu."
"Maaf Sir. Sepertinya pembicaraan ini tidak layak dilanjutkan di dalam kantor."
"Bagaimana jika di dalam kantor ku? Aku sudah memindahkan sofa itu ke sana. Kau pasti masih ingat sofa yang mana."
"Cukup Mr. Ward, ada banyak dokumen yang harus saya selesaikan."
"Okay... Akan ku tunggu kau nanti malam."
---
"Selamat malam miss Clutch."
"Malam officer, ada apa?"
"Sesuai dengan pemberitahuan, malam ini kantor akan ditutup lebih awal."
"Pemberitahuan yang mana?"
"Ada di news board lantai 1 miss, semenjak 2 hari silam."
"Kenapa harus ditutup lebih awal?"
"Seluruh pegawai sedang diundang untuk ikut dalam liburan."
"Oleh siapa?"
"Mr. Ward tentunya."
"Oh, kenapa aku baru tahu?"
"Sudah menjadi tradisi miss, Anda akan terbiasa."
"Baiklah aku akan bersiap untuk pulang."
"Bukankah Mr. Ward sedang menunggu Anda dibawah?"
"What?"
"Iya, Mr. Ward juga menyuruh kami untuk mengantarkan Anda."
"Ya sudah, ayo kita turun."

Aku ditemani seorang officer muda, seusia dengan adik ku yang baru saja lulus sekolah tingkat atas, name tag nya bertulis Steven.
"Apakah kau baru disini?"
"Iya Miss Clutch..."
"Darimana asalmu?"
"Nebraska."
"Wow, jauh sekali... Bagaimana kau bisa.."

Lift berdentang dan mengakhiri percakapan kami.
"Mari Miss Clutch, sebelah sini."
"Oh my Gosh... Mr. Ward, saya tidak menyangka Anda adalah penggemar ghost rider."
"Benarkah? Bagaimana jika kita berangkat sekarang?"
"Aku tidak mau."
"Oh, lalu apakah kau akan mengecewakan seluruh anak buah mu yang sedang bahagia disana?"
"Aku tidak menyangka Anda akan setega itu."
"Kau tidak datang, maka aku berhak membatalkan acara liburannya, Miss Clutch."
"Anda memang bajingan."
"Bajingan adalah nama tengahku, ayo sayang perjalanan ini masih panjang."
"Anda menyuruhku naik motor?"
"Lalu kau mau naik kuda? Berdua denganku?"
"Oh, shut up."
"Cepat naik atau aku akan menaiki mu."
Aku mengenakan helmet, jaket kulit, dan menaiki motor harley davidson itu.
.
.
.
"Dimana ini?"
"Pilihannya adalah camping disana atau rumah pohon ini."
"Aku akan memilih camping... Kenapa kau ikut?"
"Bukankah sudah kukatakan kita sedang berlibur?"
"Kita semua sedang berlibur."
"Terserah."

Sesampainya disana, kami bertemu dengan beberapa junior yang berstatus magang. Mereka juga tim yang menyiapkan ini semua, tapi sayangnya tenda yang tersisa hanya 1.
"Bukankah ini keren? Just chill out, honey."
"I am not your honey, Mr. Ward."
"James please."
"Uhhh... Kau benar-benar menyebalkan."
"Aku tidak ingat kau berkata menyebalkan saat sedang mendesah."
"Apakah kau tidak malu jika ada yang mendengar?"
"Jadi kau tidak malu, jika tidak ada yang mendengar?"

Aku tidak menjawab kalimatnya.
"Hey, apakah masih jauh? Dan kenapa jauh sekali?"
"Maaf miss Clutch, tapi liburan tahun ini berkonsep alam. Jadi memang seperti ini."
"Berapa jarak antar tenda?"
"Hanya sepuluh meter.. kami harap cukup jauh untuk membuat keributan."
"Keributan seperti apa?" Tanya Mr. Ward pada mereka, tapi mereka hanya tersenyum kecil.. oh aku mengerti makna senyuman itu.
"Terima kasih, kalian boleh kembali."
"Tentu, Mr. Ward. Semoga istirahat anda menyenangkan."
"Apa maksudnya?"
"Sudahlah, ayo masuk. Kecuali kau mau kedinginan di luar sana."
"Ini tenda ku."
"Ini tenda yang disewa perusahaan, ayo masuk." Dia menarik tubuhku dan membuatku terjatuh di atas tubuhnya.

"Tidakkah ini romantis?"
"Tidak sama sekali."
"Oke... Karena sekarang tidak ada siapa-siapa, bagaimana jika..."
"Aku lelah."
"Siapa menyuruhmu tidur? Aku masih perlu menghukum mu..."
"Apa salahku?"
"Banyak."
Entah bagaimana James membalikkan tubuhku sehingga tengkurap di atas pangkuannya. Dia menampar pantatku sebanyak 3 kali.
"Aku bukan anak kecil, James."
"Baiklah. Aku akan menghukum mu layaknya wanita dewasa... Sejak kapan kau se-nakal ini?"
"Aku tidak nakal."
"Memakai thong saat di kantor, apakah ada pria lain yang tahu?"
"Hei.. ahhh, James apa yang masukkan dalam pantatku?"

Dia tak menjawab. Justru sekarang dia mengoleskan sesuatu, mirip gel balsem atau sejenisnya di sepanjang belahan kemaluanku. Dasar James Sialan...ah kenapa rasanya panas? Sebenarnya apa yang James lakukan sih?
"James apa yang kau... Uhh"
"Selamat menikmati malam mu, sayang."
James pun keluar dari tenda, sedangkan aku masih memikirkan dan menghayati rasa panas yang menjalar di bawah sana.
.
.
.

"James..." Suaraku rasanya tercekat di tenggorokan, hampir lirih seperti berbisik. Ya Tuhan dimana pria itu? Bagaimana bisa dia membuatku seperti ini...
"Merindukanku sayang?"
"Apa yang kau oleskan tadi?"
"Kau suka?"
"Hentikan James..."
"Ayo ikut aku.."
"Hentikan dulu.. James aku tidak tahan."
"Ikut aku, jika kau mau menghentikannya." Aku pasrah dengan maunya, dia mengajakku berjalan menuju keremangan di tepian perimeter area yang disewa.

Kami tiba di sebuah hutan, jaraknya mungkin 50 meter dari tenda ku. Posisi berdiri ku tidak sempurna, tepatnya aku menungging, uh bagaimana jika ada yang lihat? Sungguh memalukan sekali pastinya.
"James..."
"Sabarlah, sayang."
"Apakah sudah sampai?"
"Iya.. kau harus lihat tampilanmu sekarang, kemeja mu berantakan, rok mu naik, dan ini... Apakah nikmat?" Dia menggoyangkan sesuatu yang menyumpal lubang pantatku.
"Kau sudah mirip dengan kucing betina liar yang sedang birahi di hutan... Apakah kau mencari pejantan, sayang?"
"Uh, James hentikan..."
"Kau suka kan?"
"Ughh... James."
"Bagaimana bisa aku tergoda dengan wanita muda sepertimu? Disaat usiaku menjelang 35 tahun..."
"Aku tidak tahu... James, hentikan."
"Hentikan apa? Aku tidak melakukan apapun."
"Rasanya geli James.."

James mengarahkan tanganku bersandar di pohon terdekat, tubuhku dalam posisi menungging, bahkan lebih tinggi daripada tadi.
"Ahh... James.."
"Kau merindukan jari-jariku kan?"
"Ahhh... Ah.. ah.."
"Aku yakin kau tidak akan puas dengan jari-jariku."
Aku bisa mendengar suara zipper dibuka, kemudian sesuatu yang tumpul dan keras membelai belahan kemaluanku berulang kali.
"Berhenti menggodaku, James.."
"Kau mau milikku? Seperti ini... Menggesekmu berulang-ulang?"
"James.. please."
James memasukkan ujungnya, menggesekkan nya sebentar di sepanjang belahan kemaluan ku, dan mengeluarkannya lagi. Aku rasanya hampir menangis menahan hasrat dan menantikan kenikmatan yang dia tawarkan.

"Kau ingin seperti tadi?"
"Eenghh..."
"Aku tidak dengar sayang..."
"Masuki aku James."
"Milikku masuk kemana?"
"Masukkan ke dalam kewanitaanku, James."
Dia pun memasukkannya, entah naluriah atau bukan... Tapi aku
"Lihatlah... Kau bergerak mencari kenikmatanmu kan? Aku suka melihat milikmu menelan habis milikku, sayang..."
Aku tidak peduli dengan kata-katanya, aku hanya butuh melakukan gerakan maju mundur... Ughh,, ini nikmat...
"Kau menikmatinya kan? Menghisap milikku, merasakan gesekannya tiap inchi.. Biarkan aku memuaskanmu, sayang."
"Ahhh..."
Aku mendesah sejadi-jadinya saat dia menyodok ku dengan kekuatan penuh... Aku mungkin sudah tidak peduli dimana kami berada, tapi jika ada yang melihat bagaimana?

"Miss Clutch yang pendiam, ternyata berubah binal dan menyukai rasa penis seorang James Ward. Bagaimana rasanya, Miss Clutch?"
"Engh.. James..."
"Tiap pagi kau harus memberiku sarapan panas."
"Iya.."
"Bagaimana dengan makan siang ku? Apakah kau juga akan membuka kemeja mu?"
"Iya.."
"Aku juga mau makan malam di kamar mu, miss Clutch."
.
.
.

Building One Shoot (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang