14

21.8K 2.1K 84
                                    

Taeyong duduk dengan santai di bawah pohon besar di belakang sekolah. Ia sedang menyantap makan siangnya dengan lahap. Taeyong tak peduli dengan kehadiran sepasang kekasih yang berada di belakangnya. Ia hanya ingin menikmati masakan ibunya tercinta.

"Eum.. Enak sekali~" beberapa kali ia bergumam untuk memuji rasa masakan ibunya, jarang-jarang ibunya mau memasak.

"Taeyong?"

Taeyong menoleh ke samping saat mendengar seseorang menyebut namanya, matanya membulat lucu saat melihat siapa orang yang memanggilnya itu.

"Kenapa sendirian? Aku temani, ya?"

Taeyong mengangguk saja membalas perkataan orang tersebut, ia kembali menyibukkan diri dengan melahap telur gulung yang masih tersisa.

"Ibumu memasak? Tak mau membaginya denganku?" tanya orang tersebut, Taeyong mendengus.

"Dengar Jaehyun, aku tidak suka membagi masakan ibuku dengan orang lain!" gerutu Taeyong sambil menatap Jaehyun sinis.

"Kamu memang tidak berubah, sini aku suapin?" Orang itu -Jaehyun- menawarkan diri.

"Jangan! M-maksudku tidak perlu!" sahut Taeyong gelagapan, ia malu.

"Kenapa, hm? Malu? Tak apa, sayang. Sini berikan tempat makanmu." Jaehyun mengulurkan kedua tangannya, ia tersenyum lebar. Gips yang biasanya membalut tangan kirinya sudah terlepas, ia sangat senang akan hal itu karena bisa bebas memeluk Taeyong-nya.

Taeyong dengan malu-malu menyerahkan kotak makannya pada Jaehyun, pipinya merona.

"Ahh.. Lucunya! Ayo buka mulutmu, baby. Aaaaa." Jaehyun menyodorkan telur gulung ke bibir mungil Taeyong.

"Bagaimana? Lebih enak aku suapin, kan?" Jaehyun menggoda Taeyong sambil tertawa pelan. Hatinya menghangat saat ini. Jaehyun sangat senang bisa menghabiskan banyak waktu bersama Taeyong.

"Biasa saja! Suapi lagi~" kata Taeyong yang membuat Jaehyun gemas. Dasar tsundere.

"Eyy.. Nagih juga, kan! Hahaha."

Mereka tertawa bersama pada akhirnya. Dalam hati Jaehyun berharap agar waktu berhenti saja. Ia masih ingin menghabiskan banyak waktu bersama calon istrinya itu.

---

Taeyong terbangun saat sebuah napas menerpa wajahnya. Ia mengernyitkan alisnya sebelum membuka kedua matanya. Taeyong tersentak kaget saat melihat wajah Jaehyun yang sangat dekat dengannya, maju sedikit saja mereka pasti akan berciuman.

"A-apa yang kamu lakukan, Jae?" tanya Taeyong gugup, matanya berusaha melirik ke arah lain. Jaehyun terkikik geli. "Lucunya~ Ayo pulang, bel pulang sudah berbunyi daritadi."

Taeyong mendorong pelan dada bidang Jaehyun. Ia bangkit dan menepuk-nepuk pantatnya, bukan bermaksud menggoda, Taeyong hanya ingin membersihkan tanah yang menempel karena sedari tadi ia tidur di halaman belakang sekolah ---bersama Jaehyun tentunya.

"Kita pulang bersama. Aku akan mengajakmu ke suatu tempat." ujar Jaehyun bersemangat, ia merangkul Taeyong dan mengecup pelipisnya.

"Wajahmu tetap wangi walaupun banjir keringat dan banjir liur, hahaha." ucap Jaehyun bercanda. Taeyong mendelik dan spontan mengusap wajahnya. "Di mana yang berisi liur?!"

"Bercanda~ kalaupun memang benar, kamu masih terlihat cantik. Kamu tak pernah jelek di mataku." Taeyong memutar bola mata malas saat mendengar gombalan Jaehyun, ia berusaha tetap tenang padahal detak jantungnya tengah menggila.

"Dasar tukang gombal!"

"Aku menggombal hanya untukmu, honey."

Cih, bullshit.

---

i'm back ngahahaha
gimana chap ini? ngebosenin kah?
aku kehabisan ide, hiks~
tolonk berikan ide TT

45 votes for next~

[Ariyaxn©2019]

Mantan • Jaeyong ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang