Eight

1.8K 245 9
                                    

"Ramai sekali rumahnya?" Gumam Aya ketika memasuki perkarangan rumah. Aya baru saja pulang dari rumah Yeji. Wajah nya masih penuh masker coklat milik Yeji sekarang.

"Sedang ada acara apa ya?" Aya bertanya-tanya didalam hatinya.

Tiba-tiba seseorang berlari kearahnya, tidak memasang senyuman apapun dan menyodorkan sebuah kotak yang mungkin isinya adalah makanan kecil.

Aya kikuk ketika Beomgyu menyodorkan kotak tersebut.

"Ambil ini, Mama membagi-bagikan untuk tetangga." Ujar Beomgyu datar.

"Terima kasih." Ucap Aya setelah menerima kotak tersebut. "Memangnya ada acara apa?" Tanya Aya membuka percakapan lebih dulu.

"Kakekku baru saja sembuh dari penyakit keturunannya. Jadi Mama memberi penghormatan atas rezeki itu."

Aya mengangguk-angguk. "Selamat untuk kesembuhan Kakekmu ya."

"Terima kasih. Masuk sana, wajahmu seperti coklat."

Aya membeku, astaga dia lupa kalau maskernya belum dicuci. Secepat kilat dia berlari masuk kedalam rumahnya tanpa berpamitan dengan Beomgyu. Aya malu. Sedangkan Beomgyu menggelengkan kepalanya.

"Dia bukan tipe ku." Monolog Beomgyu. "Tapi, sedikit menarik perhatian. Astaga, kenapa aku sangat tidak peka terhadap sekitar sih?"

Lalu dia kembali ke dalam rumahnya, berbincang dengan para sepupunya yang berdatangan kerumah.

"Dari mana, Gyu?"

"Memberi kotak bingkisan untuk tetangga di samping, Ma."

"Oh...keluarga Park?"

Beomgyu mengedik tidak tahu. Lagipula mana penting marga orang untuk diketahuinya kan?

"Astaga anak ini tidak pernah berubah. Mulai perhatikan sekitarmu, Gyu. Tetangga samping memiliki seorang anak gadis, cantik dan baik sekali, gadis keluarga Park. Lalu disampingnya juga ada, keluarga Hwang."

"Ma...kenapa memberitahu ku hal ini?"

Mama tertawa. "Siapa tahu kau tertarik dan menjadikan salah satu dari mereka pacarmu, Mama akan senang. Kedua gadis itu memiliki kesan baik, dua-duanya sudah Mama sapa."

"Kapan? Kenapa aku tidak tahu?"

"Ya! Memangnya kapan kau memperdulikan lingkunganmu hah?!"

Beomgyu diam. Benar juga kata Mamanya, dia memang secuek itu dengan sekitaran.











ㅎㅎㅎ











Sore ini Aya merasa bosan, tidak ada yang spesial di hari minggu nya. Papa dan Mama tadi pagi meluangkan waktu untuknya dan Minho, tapi sore ini mereka pergi ke luar kota untuk memeriksa bisnis yang mereka berdua kelola.

Aya rasanya ingin marah, tapi kedua orangtuanya bekerja juga untuk membahagiakan nya bukan?

"Padahal aku sudah mengecek jadwal bioskop minggu ini. Kebetulan ada film keluarga yang sedang tayang." Aya bergumam sembari menscrool layah ponselnya ke atas. Merasa bosan dia menaruh ponsel itu begitu saja.

Rumah benar-benar sepi. Minho sedang tidur. Tadinya Aya ingin mengajak Yeji keluar, tapi tahu nya Yeji sedang acara keluarga.

Ting!

Ting!

Ponselnya berdenting dua kali. Aya tidak langsung mengeceknya. Dia kedapur mengambil minum, Aya pikir dentingan itu berasal dari layanan operator yang nyasar ke ponselnya.

My Favorit Boy❣ ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang