Twenty Seven

1.4K 223 25
                                    

Beomgyu merasa bosan berada di rumah seorang diri. Sore tadi masih ada Mama nya dirumah, tapi begitu malam datang, Mama memilih pergi mengunjungi tempat tinggal Yeonjun, Kakaknya.

Yeonjun tinggal dirumah kos-kosan atau semacam apartment kecil bersama temannya.

Sudah seminggu Yeonjun tidak menelpon jadi Mama berinisiatif langsung datang. Beomgyu tadi diajak, tapi belum lagi Beomgyu bersiap, Mamanya sudah pergi lebih dulu. Alias, dia ditinggal.

Beomgyu berkali-kali masuk dapur dan membawa sesuatu keluar dari sana. Dia duduk di ruang tengah, menonton film yang tampaknya tidak seru. Entah sudah berapa banyak cemilan yang di habiskan, tapi dia belum puas juga.

Baru saja Beomgyu membuka mulut hendak memakan cake. Suara ponsel mengganggunya, dia segera mencari ke sumber suara.

Ponselnya tergeletak di dekat meja televisi. Dengan berat hati, Beomgyu bergerak mengambil ponsel dan melihat siapa yang mengganggu nya.

Dia berdecak malas lalu mengangkat teleponnya. Dia sekedar mengangkat, tidak mengatakan 'halo' atau sebagainya.

"Beomgyu?"

"Hmm?"

"Kau dimana? Aku ingin pergi."

Beomgyu melihat jam dinding. "Ini sudah malam, kau mau kemana?" intonasinya masih datar seperti biasa.

Terdengar suara parau setelahnya. Dan orang yang menelpon Beomgyu juga terdengar seperti sedang flu.

"Suaramu bahkan sangat jelas kalau kau sedang flu, Na. Dirumah saja, jangan kemana-mana." mendadak laki-laki itu merubah suaranya, dan terdengar seperti perintah tegas.

Yena menghembuskan nafas lalu menggeleng, tentu saja Beomgyu tidak tahu itu.

"Aku ingin keluar. Disini ribut."

"Ribut? Kau dimana sekarang, Na?"

"Club."

Setelah mendengar jawaban Yena. Beomgyu langsung berdecak. Merepotkan saja pikirnya.

"Tapi sudah, kau dirumah saja. Aku akan pulang sendiri atau ketempat lain dulu setelah ini."

"Tunggu disana. 15 menit kuusahakan sampai."

"Terima kasih! Sayang." suara Yena tampak kegirangan diujung sana. Beomgyu tidak membalas lagi, dia langsung memutus sambungan.

Dia memang bosan, tapi malam ini sebenarnya dia sedang tidak ingin bertemu dengan perempuan manapun. Tapi, Yena benar-benar mengganggunya.

"Sangat merepotkan." kesal Beomgyu sembari mengambil mantel dan kunci mobilnya.











ㅎㅎㅎ











Aya mengulangi perbuatannya lagi. Dia berjalan ke minimarket sendirian. Dirumah padahal ada Rose, tapi Aya menolak tawaran Rose untuk menemaninya.

"Apa Mama pikir aku ini anak kecil? Hanya ke minimarket saja ditemani, begitu?" Aya berdecih lalu membuang tatapannya ke jalanan. Tetap saja selalu sepi kalau malam.

Masih dengan suasana sunyi, tiba-tiba suara mobil terdengar dari belakang Aya. Pengemudinya tampak menyetir dengan kencang, suara mobil mengebut pun akhirnya membuat Aya sedikit menepi ke pinggir, takut tersenggol atau apapun yang membahayakan nyawanya.

"Apa dia tidak melihat ada pejalan kaki disini?!" dumal Aya sembari menatap sinis mobil yang berjarak tidak jauh di depannya.

My Favorit Boy❣ ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang