Dimasa sekolah ada banyak hal yang bisa dijadikan pilihan lain selain memilih menyukai seseorang. Para remaja tidak diharuskan memiliki cinta monyetnya, namun tidak dilarang juga.
Tidak sedikit dari merekaㅡpara pelajar. Memilih untuk fokus pada masa depan dan mengkesampingkan urusan kasmarannya.
Tapi bagaimana kalau sesuatu terjadi diluar kendali kita? Menyukai orang tidak pernah direncanakan kan? Para ahli pun pasti mengetahui hal tersebut.
"Kak, aku naik bus saja."
Aya selesai memakai sepatunya dan Minho juga sudah mau berangkat kuliah. Tapi tiba-tiba saja Aya ingin berangkat sendiri.
"Aku bisa mengantarmu, Ay. Tidak perlu pakai bus." Minho mengernyit tidak mengerti.
"Aya ingin naik bus. Sendirian."
Minho menaikkan alisnya membiarkan Aya pergi. "Yasudah pergilah."
Aya mengangguk lalu memasang senyum kecil. Senyuman yang akhir-akhir ini membuat Minho khawatir.
"Apa rahasia mereka?" Batin Minho bertanya.
Setelah menghabiskan sekitar 20 menit di dalam bus akhirnya Aya sampai di sekolahnya. Dia melewati gerbang dan beberapa kali bertemu dengan teman yang dikenalnya.
Sekarang dia berjalan menuju kelas, sekolah sudah ramai karna 15 menit lagi akan bel masuk. Aya melihat Hyunjin sedang berjalan bersama Minju, sepertinya Minju berangkat bersama dengan Hyunjin.
"Hei."
Bukan Aya yang menyapa. Justru Aya lah yang di sapa.
"Kau Aya kan?" Tanya Soobin, seingat Aya dia adalah teman dekat Yeji.
Aya mengangguk kikuk.
Soobin juga merasa canggung karna ini kali pertama kalinya dia menyapa Aya, mereka tidak pernah mengobrol sebelumnya. Karna memang lingkup pertemanan itu sudah berbeda, dan tidak ada alasan untuk keduanya mengobrol seperti teman. Walaupun ya...semua harus berteman. Tapi, tidak sedikit juga yang sampai lulus pun mereka tidak tahu kalau mereka pernah berada disekolah yang sama.
"Apa kau melihat Hyunjin? Atau Yeji?"
Oke, pertanyaan Soobin sedikit membuat Aya mengernyit. Kenapa menyapa Aya hanya untuk bertanya dua orang yang berbeda?
Aya langsung menunjuk Hyunjin yang baru masuk ke dalam kelas. "Kalau Yeji aku tidak tahu. Aku baru sampai." Jawabnya.
Soobin mengangguk. "Terima kasih ya. Katakan pada Yeji kalau aku ingin menemuinya di waktu istirahat nanti."
Aya mengangguk paham. Setelah Soobin pergi, Aya melanjutkan langkahnya menuju kelas. Lalu Aya kembali di sapa, kali ini bukan sapaan dengan suara. Namun hatinya tersapa otomatis ketika melihat Beomgyu.
Di depan pintu kelasnya, dia sedang berdiri menatap lurus kearah Aya. Tanpa sadar Aya menghembuskan nafasnya, dia lelah dengan semua ini, perasaannya terasa melelahkan.
Dia memilih masuk kedalam kelas dan mencoba untuk tidak mengingat Choi Beomgyu itu.
"Ay, Chaewon ulang tahun hari ini." Yeji berbisik, matanya melirik ke tempat duduk Chaewon dan Minju. Lalu Hyunjin yang duduk dibelakang Minju.
"Hyunjin sudah menyiapkan kejutan bersama Felix dan Jisung." Yeji memberitahu. "Pulang sekolah nanti mereka akan melakukannya."
"Jadi, kita ikut kan?" Sahut Aya ke intinya.
Yeji mengangguk cepat. "Mungkin ini adalah ulang tahun Chaewon yang akan kita rayakan bersama untuk terakhir kali."
"Kenapa begitu?" Aya tidak mengerti.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Favorit Boy❣ ✔
Fiksi PenggemarTeruslah melukai, buat aku sadar kalau memperjuangkan mu itu tidak ada gunanya sama sekali... "Tidak masalah, Gyu. Aku baik-baik saja." Araya menahan nafasnya lantaran dadanya kian terasa sesak. "Selalu...aku selalu baik-baik saja." Dan pada akhirny...