Thirty Two

1.5K 238 21
                                    

Aya menuruni anak tangga rumahnya dengan langkah lesu. Semalaman dia tidak bisa tidur karna pikirannya terus menuju ke tetangga sebelah.

Sedikit mendengus Aya mendudukkan bokongnya ke kursi meja makan. Memasang senyum palsu untuk Papa nya dan dua anggota keluarga lainnya.

"Hari ini berangkat dengan siapa?" Chanyeol membuka suara. Aya mendongak sekilas lalu melihat kearah Minho.

"Eh...itu. Aku ada janji dengan temanku."

Aya membuang nafas malas. "Minta antar Papa ya?" pintanya manja.

Chanyeol tersenyum kecut. "Papa ada meeting pagi dengan Mama juga."

"Yasudah." jawab Aya malas lalu mengoleskan selai ke roti. "Masih banyak kendaraan umum di kota ini. Jangan di pikirkan." balasnya sinis yang Chanyeol tahu itu pasti kalimat kekesalan dari si bungsunya.

"Maaf ya? Bagaimana kalau mulai besok kau menggunakan supir saja untuk antar jemput kemanapun kau pergi." tawar Chanyeol.

"Nanti ku pikirkan lagi. Aku berangkat dulu." sekedar pamit tanpa kecupan Aya meninggalkan keluarganya yang terasa hening.

Mood nya benar-benar tidak baik sekarang.



ㅎㅎㅎ



"Hei."

Aya menoleh kesamping, tepat ke arah pagar rumah Beomgyu. Anak itu duduk didalam mobil dengan kaca jendela depan terbuka.

"Ada apa?"

"Naik."

"Aku berangkat naik bus. Deluan saja."

"Naik sekarang dengan sukarela atau kupaksa naik." seru Beomgyu dingin.

Tidak ingin berdebat lebih lama akhirnya Aya memilih menaiki mobil Beomgyu dengan suasana hati benar-benar tidak enak.

Ditengah perjalanan pun keduanya tidak ada yang membuka suara. Jujur Aya merasa sakit hati ketika Beomgyu tidak menemuinya tadi malam padahal Beomgyu sendiri yang bilang akan menemui Aya. Tapi mana buktinya?

"Maaf. Kemarin ak-"

"Tidak usah dibahas!"

Beomgyu diam.

"Aku minta maaf karna tidak menepati perkataanku." kata Beomgyu yang diakhiri dengan helaan nafas. "Jangan dingin seperti ini, Aya."

Aya langsung menolehkan kepala ke arah Beomgyu. Tatapan matanya tajam, seketika Beomgyu tidak bisa berkutik lagi. Tatapan Aya serasa membunuhnya detik itu.

"Aku sudah bilang jangan dibahas! Kau tidak dengar?"

Beomgyu menginjak rem dan matanya menatap kosong kearah depan.

Giliran Aya yang diam.

"Katakan padaku bagaimana cara untuk tidak membahas ini?" matanya masih menatap depan. "Disaat kau merasa bersalah membiarkan seseorang menunggu tapi tidak dikunjungi. Katakan bagaimana bisa aku tidak membahasnya dan tidak meminta maaf padamu."

Aya masih diam menikmati pacuan jantungnya yang tiba-tiba cepat.

Beomgyu menghela nafas. "Kau sudah sarapan belum?"

"Sudah." jawab Aya pelan.

"Aku belum."

Aya tidak merespon.

"Temani aku sarapan ya?"

"Tidak bisa. Aku ada kelas pagi ini."

"Jangan bohong." sela Beomgyu. "Aku sudah menanyakan jadwal kelasmu barusan. Kelasmu dimulai jam 10 nanti."

My Favorit Boy❣ ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang