Perkemahan kali ini sedikit berbeda dengan perkemahan zaman sekolah menengah. Kalau di sekolah menengah dulu perkemahannya pasti punya aturan, tapi kali ini lebih mirip seperti liburan hanya saja dilarang pesta minuman beralkohol dan hal bebas lainnya.
Diluar itu, mereka boleh melakukan apa saja tanpa aturan dari para panitia.
"Ini mirip dengan liburan akhir tahun bersama teman-teman. Aku suka ide hiking ini." celetuk Ryujin. Aya, Yeji, Minju, Chaewon dan Chaeryeong tengah duduk di depan tenda mereka, saat ini masih pagi. Jam 5 subuh.
Entah kenapa keenam perempuan itu memilih duduk didepan sisa api unggun yang masih menyala sembari meminum teh hangat buatan Minju.
"Ide siapa ya." gumam Chaewon. "Apa jangan-jangan ini hanya jebakan saja?" terka nya acak.
Chaeryeong setuju dengan terkaan Chaewon. "Itu masuk akal. Bisa saja setelah kembali dari sini kita akan di tekan habis-habisan di kampus."
Awalnya tidak ada yang berpikir semacam ini, tapi karna Chaewon menerka, mereka jadi memikirkannya.
"Kuharap tidak. Kalau pun iya juga tidak masalah, dari dulu aku benar-benar ingin menjadi mahasiswi sibuk." simpul Chaewon. "Rasanya aku ingin lepas memperhatikan Felix. Aku ingin bisa untuk sekali saja tidak memikirkan anak itu."
"Ya! Kenapa dengan kalian?" tanya Minju.
"Tidak ada, aku hanya merasa kalau selama ini aku selalu menahan Felix. Aku baru paham kalau banyak hal dilewatkannya hanya karna aku tidak setuju."
Ryujin menanggapi dengan kekehan sinis. "Kalau kau memang ingin membuka dunia sedikit lebih lebar untuk Felix, aku setuju, Won." sarannya. "Dunia itu tidak hanya tentang kalian berdua."
Chaewon mengangguk. "Aku merasa bersalah setiap kali mengingat Felix banyak mengalah untukku."
"Dilepaskan boleh, terlepas jangan." sahut Chaeryeong. "Jangan sampai terlalu jauh kalau melepas."
Semua menatap Chaeryeong.
Chaeryeong mendadak kaku. "Be-begini...maksudku, bagaimana pun laki-laki mudah terpengaruh, apalagi kita semua masih baru di dunia perkuliahan, tidak menutup kemungkinan kalau Felix malah terlalu enak karna kau membebaskannya." suaranya menjadi kaku tanpa alasan.
Minju menyenggol lengan Ryujin yang duduk disampingnya, merasa heran dengan perubahan suara serta ekpresi Chaeryeong.
"Chaer, kau dengan Han baik-baik saja kan?" tanya Ryujin hati-hati.
"Baik. Hanya saja, dia sedikit berubah akhir-akhir ini. Kupikir aku terlalu melepaskannya, jadi dia berpikir aku sudah tidak perduli."
Aya menepuk bahu Chaeryeong memberi semangat.
"Kami juga baru bertengkar dan sedang perang dingin. Sekedar bertanya sudah makan saja rasanya tidak bisa untuk sekarang. Maka nya, Won, kau harus memikirkannya benar-benar kalau ingin melepas, jangan sampai menyesal."
"Iya." jawab Chaewon singkat.
ㅎㅎㅎ
"Minju."
Gadis itu berbalik dan menemukan Hyunjin dibelakangnya.
"Hyunjin. Ada apa?" tanyanya mencoba biasa saja..
Hyunjin menggaruk tengkuknya. "Aku tidak melihat Aya di sekitar tenda kalian. Kau tahu dia dimana?"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Favorit Boy❣ ✔
FanfictionTeruslah melukai, buat aku sadar kalau memperjuangkan mu itu tidak ada gunanya sama sekali... "Tidak masalah, Gyu. Aku baik-baik saja." Araya menahan nafasnya lantaran dadanya kian terasa sesak. "Selalu...aku selalu baik-baik saja." Dan pada akhirny...