6. Tanpa penolakan

3.6K 134 5
                                    

~~Jangan lupa baca Basmalah~~

Aku melangkah kan kaki ku menuju ruangan pak azmi sambil menghentak-hentakkannya. Jujur aku kesal sekali dengan Dosen yang satu itu.

Melihat dari kejauhan pintu ruangan Dosen muka datar itu sudah membuat sekujur tubuh ku gemetar. Seakan-akan aku sedang masuk ke kandang singa.

"Tapi kan emang kandang singa sih".
wkwkwk:> batin ku.

Aura-aura horor sudah terlihat walaupun aku belum masuk ke ruangan pak azmi. Ku kumpulkan keberanian ku mengetuk pintu dan tidak ada jawaban sampai pada ketukan ketiga ganggang pintu bergerak.

Ceklek,

"Maaf saya ketiduran silahkan masuk" aku masih terpaku ditempat ku.

Yang pertama ku lihat adalah rambut yang sedikit berantakan, raut muka datar nya dan suara serak khas orang bangun tidur.

"Ah begitu sexy:)"

"kuatkan iman ku Ya Allah, jaga pandangan mu Icha" aku bermonolog pada diriku sendiri.

1 detik.....
2 detik.....
3 detik.....
4 detik....
5 detik...

"Apa kamu akan tetap berdiri seperti patung di situ? Ah iya saya memang butuh security untuk menjaga ruangan saya, jadi kalau kamu tertarik kamu bisa me....." belum sempat pak azmi melanjutkan ucapannya aku memotong nya.

Enak saja cantik-cantik gini mau di jadiin security, tanpa banyak bicara lagi aku langsung masuk ke ruangan pak azmi.

"Maaf ada apa bapak memanggil saya? Dan maaf pak saya tidak tertarik dengan tawaran bapak tadi" ucapku.

jika dia bukan dosen ku ingin sekali aku melemparkan buku yang sedang aku pegang ini ke arah nya.

Pak azmi melangkah ke singgasananya, aku mengekorinya dari belakang, aku bisa mendengar kekehannya walau suaranya seperti orang berbisik.

Setelah aku mendaratkan tubuh ku di kursi yang berada di depan meja pak azmi, sambil mengedarkan pandangan ke setiap sudut ruangan ini, seketika aku merasa indra penciuman ku mendapatkan ketenangan.
Ku hirup dalam-dalam, pasti ini bau maskulin milik pak azmi sungguh menyegarkan batin ku.

"Astagfirullah" ada apa dengan ku mengapa ada desiran aneh di hati ini.

Aku berusaha menormalkan diriku dan berusaha agar tidak cegukan.

Pak azmi membuka pembicaraan karena suasana mendadak menjadi canggung.

"Saya ingin kamu menjadi asisten saya"

Ya Allah kenapa dia langsung to the point? , seenggaknya basa-basi dulu kan bisa.

perselisihan antara aku dan pak azmi di mulai.

"Tapi pak saya...."

"Tidak ada penolakan, kamu sudah masuk kriteria yang saya cari untuk menjadi asisten saya, seharusnya kamu bangga saya memilih kamu".

Telinga ku panas mendengar kata bangga tadi. Haruskah aku bangga bisa menjadi asisten muka datar itu??
rasanya tidak deh.

Aku mencari seribu alasan untuk menolak tawaran ini.

"Saya merasa kurang pantas pak, saya tidak bisa bicara di depan banyak orang"
aku belum menyelesaikan ucapan ku tapi dengan tampang muka datar nya Dosen itu menyela ucapan ku.

"kamu akan terbiasa nanti, makanya kamu harus mencoba"

"Tapi saya juga tidak pintar pak"
lagi-lagi pak azmi menyela ucapan ku.

"Saya pikir kamu cukup pintar untuk menjadi asisten saya".

"Saya juga tidak...."

"Saya sudah bilang tidak ada pe-no-la-kan kenapa kamu masih tetap menolak" menekankan di kata penolakan sepertinya aku memang tidak bisa menolak lagi.

"Saya heran kamu mahasiswa atau bukan sih?" dasar Dosen muka datar kalok aku bukan mahasiswa ngapain juga aku ada di universitas ini, yang harusnya tanya tuh aku bukan dosen ngeselin itu.

"Saya juga heran bapak ini dosen atau bukan sih?" tanya ku.

Aku membekap mulutku, dapat kekuatan dari mana aku, kenapa aku bisa seberani itu berbicara kepada pak Azmi sedangkan nilai semester ku ada digenggamannya .

Sorot mata Dosen sangat tajam dan menakutkan.

Brak.

Pakk azmi berdiri dan menggebrak meja walaupun tidak terlalu keras tapi itu sudah membuat nyali ku menciut.

"Apa saya harus membuktikannya? kalau iya maka tunggu saja bagaimana kamu akan mengulang kuliah mu dari semester ini Aliza Choirun Nisa".

Ya Allah tolong aku, aku menggelengkan kepalaku.
Lalu mengangkat sedikit kepala ku .

"Saya mau menjadi asisten bapak asal jangan sampai saya mengulang di semester ini pak" Aku cegukan.

Ah gugup kembali menyerang ku.

Pak Azmi tersenyum.
Itu adalah senyum kemenangan.

Boleh buang Dosen muka datar ini ke laut enggak?
Biar di makan ikan hiu terus tenanglah hidup ku.

"Jangan berpikir macam-macam tentang saya Icha".

Suara itu membuatkan ku tersentak dan meninggalkan lamunan ku.

Hah demi apa??
Dia kok bisa tahu aku lagi mikirin dia??

Apa dia itu pesulap atau paranormal ya? kok bisa tahu yang ada dipikiran aku.

Maaf baru update lagi, soalnya lagi sibuk banyak tugas disekolah.
Maklum ya guys kelas 3.
Kalian tahu lah.
wkwkwkwk.

Ingat!!!!
Jangan lupa vote , komen , terus sebarkan Link cerita ini ke semua teman, saudara, kakak, adik, paman, tante, dan tetanggga kalian.

Happy reading⚘

Dosen ku Jodoh kuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang