Awal

2.7K 429 20
                                    

Tiara harus menyelamatkan dia, bagaimanapun caranya. Meskipun dia harus mengorbankan celana panjang yang di gunakannya agar menjadi tali penghubung di antara mereka, tak masalah. Mau bagaimana lagi, hanya itu yang dia punya sekarang. Yang paling penting, laki-laki itu harus selamat dulu.

Mungkin orang lain akan berpikir Tiara begitu baik hati sampai melakukan semua ini, tapi sebenarnya, alasan itu  demi dirinya sendiri juga. Tiara nggak mau di tempat ini, sendirian.

Winwin, masih tak berdaya berpegangan tangan pada kayu gorden. Astaga, kapan saja dia bisa pergi terbawa arus dengan mudahnya.

Tiara nggak mau itu terjadi. Kalau dia pergi, artinya Tiara harus bertahan pada pintu ini sendirian. Di tengah air. Di kegelapan. Pada arus yang deras. Menangis.

Nggak. Tiara nggak mau itu terjadi.

Bagaimanapun juga, dia harus selamat.

Mereka, harus selamat.

"Ambil celana itu! Aku akan menarikmu dari sini!" Teriak Tiara sambil membentangkan sebelah celananya ke arah Winwin, sedang sebelahnya lagi ada bersama Tiara.

Winwin tampak bengong sebentar, tapi dia tau hanya ini satu-satu cara agar dia mempunyai pegangan yang sama dengan Tiara, yang lebih kuat. Jadi dia meraih sebelah celana itu dan pelan-pelan menarik badannya sendiri menuju Tiara.

Di sisi Tiara, dia juga menarik Winwin semampunya, walaupun nggak begitu banyak membantu karena dia malah sibuk mempertahankan diri agar tidak oleng dan melepaskan pegangan.

Setelah perjuangan yang cukup panjang dimana Winwin harus berusaha datang padanya di tengah arus air, akhirnya dia tiba di depan Tiara adan ikut berpegangan pada kenop pintu.

"Kamu gak papa kan?" Tanya Tiara cemas begitu dia sampai.

Winwin mengangguk pelan. Sebenarnya ada banyak pertanyaan di kepala Winwin, seperti .. kenapa dia harus membuka celananya agar menjadi menyelamatkannya, tapi urung. Itu tidak penting sekarang, karena gadis ini pasti sudah memikirkannya matang-matang tadi.

"Makasih ya, sudah menolongku," kata Winwin pada akhirnya.

Tiara menatap Winwin sambil menggigit bibir, menahan diri untuk tidak menangis. Sesaat tadi dia bahkan ragu dengan apa yang harus dia lakukan, tapi saat Winwin mengucapkan terimakasih, dia mulai merasa bahwa dia melakukan hal yang benar.

Tak ada waktu untuk mendramatisasi pertemuan, Winwin dan Tiara segera melihat sekitar. Menyapu pandangan untuk mencari celah agar mereka berdua keluar dari tempat ini.

"Kita harus naik!" Kata Winwin.

"Iya, tapi bagaimana caranya?" Kata Tiara.

"Kamu bisa manjat gak?" Tanya Winwin sambil menoleh pada Tiara.

Tiara nggak yakin, tapi dia mengangguk. Apapun yang terjadi, maupun dia nggak punya bakat memanjat sekalipun, Tiara pasti bisa, begitu pikirnya.

Winwin lalu menunjuk pada gorden panjang gedung "Kita harus naik itu, lalu memanjati dinding agar sampai pada pagar lantai dua!"

Tiara menengadah pada arah telunjuk Winwin. Pada sebuah gorden utama yang jatuh dari lantai tiga. Di sebelahnya ada dinding dengan sedikit space yang panjang hingga menuju salah satu jendela lantai dua. Patut untuk di coba.

Tapi, bagaimana caranya mereka melewati arus air?

"Kamu bisa berenang?" Tanya Winwin.

Tiara menggeleng.

Winwin menelaah sekitarnya sekali lagi, mencari cara lain selain berenang. Sepertinya sulit karena arus air memang masih kuat. Di sekitar mereka tak banyak barang yang tersisa, karena sebagian sudah tenggelam. Sisanya tinggal lemari hias dan perabotan yang di tempel di dinding.

Tied | Winwin [Dong Sicheng] [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang