"Hei!! Bangun!!"
Tiara membuka matanya. Ada jeda sedikit saat dia mencoba untuk mencerna apa yang terjadi saat ini. Tiara memandang sekitar. Sedetik kemudian, gadis itu tersentak kaget.
Dia ingat semuanya.
Dia sedang berada di gedung acara karena terjebak gempa dan air bah. Harusnya dia terjaga tadi malam, tapi dia malah ketiduran. Di tengah kecaman antara hidup dan mati, dia masih sempat-sempatnya tidur, Tiara meringis kecil.
Winwin masih di sampingnya, membuatnya menghela napas lega. Lelaki itu menatapnya cemas sambil menoleh kanan-kiri melihat orang lalu lalang. Tiara baru sadar, tempat ini menjadi lebih riuh dan ramai dari pada kemarin.
"Apa kata mereka?" Tanya Winwin cemas.
Ah iya, Tiara hampir lupa kalau lelaki di sampingnya ini nggak mengerti dengan bahasa yang ada di sini. Itulah sebabnya dia membangunkan Tiara.
Tiara langsung bangkit berdiri, sedikit oleng karena mendadak kepalanya sakit sekali seperti kembali beradaptasi dengan lingkungan yang baru. Buru-buru Winwin menangkapnya.
"Kamu gakpapa?" tanya Winwin cemas.
Tiara berusaha menetralkan kembali pandangannya yang berbayang. Perlahan dia mengangguk.
"Yang benar? Kamu hampir demam tadi malam,"
"Aku baik-baik saja. Tadi mungkin karena langsung berdiri makanya pusing," jawab Tiara dengan masih setengah mengerang. "Aku harus ke sana, aku harus mencari tau ada apa," lanjutnya sambil menunjuk ke arah kerumunan.
Winwin menatapnya cemas, dia jadi menyesal membangunkan Tiara tadi. Padahal gadis itu setengah demam. Tapi .. di sisi lain, mereka butuh informasi, dan satu-satunya orang yang bisa memberikannya informasi, hanya Tiara.
"Mau pegang tanganku? Aku anterin kamu ke sana," kata Winwin.
Tiara menatapnya sebentar, lalu mengangguk. Gadis itu menerima tangan Winwin yang lalu ikut pergi bersamanya mendekati kerumunan, mereka melihat orang-orang mulai berkemas.
Dari pembicaraan yang terdengar, Tiara bisa menangkap bahwa bantuan akan segera datang.
"Bantuan akan datang sebentar lagi," kata Tiara serius, seakan rasa sakitnya menguap seketika saat mendengar informasi itu. "Tim SAR akan datang dengan sampan karet,"
Winwin mengangguk paham. "Itu berarti .."
"Winwin, apapun yang terjadi, kita harus naik. Kita harus naik sampan itu," kata Tiara lagi. "Kamu harus bersiap-siap,"
"Kenapa?"
Tiara menatap Winwin dengan wajah kaku. "Sampan karetnya terbatas,"
Winwin menelan ludah. Pantas saja dari tadi dia melihat orang-orang seakan bersiap untuk berlomba, ternyata karena ini.
"Kalau gitu, kamu jangan jauh-jauh dariku, kita harus naik bersama," kata Winwin.
Tiara terkesiap sebentar, kemudian mengangguk setuju. Nggak ada banyak waktu untuk berpikir, saat ini yang paling penting adalah dia bersama Winwin. Maka yang paling benar di lakukan adalah, bekerja sama.
"Oke," kata Tiara.
Dengan begitu, Tiara dan Winwin memilih untuk siaga. Mereka harus ikut keluar dari gedung secepatnya, setidaknya dengan begitu satu kekhawatiran akan berkurang. Tempat ini sudah nggak aman, dan nggak ada makanan.
Saat sirene bantuan terdengar, orang-orang mulai berlarian menuju jendela keluar. Winwin dan Tiara ikut berlari.
Misi penyelamatan terlihat begitu bar-bar karena semua orang mementingkan dirinya sendiri untuk naik. Semuanya wajar, karena nggak ada satu orangpun yang ingin tertinggal. Tapi keadaan itu membuat Winwin dan Tiara akhirnya berpisah karena dorongan orang-orang yang ada di belakang mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tied | Winwin [Dong Sicheng] [✓]
Fanfic"kita sedang panik saat mengikatkan diri satu sama lain, Tapi kemudian benar-benar terikat .." July, 2019 © Akashimy #1 in Winwinwayv 110120 #1 in Bencana 040220 #2 in nctwinwin 190220 #3 in Winwinnct 190220