Calista|Pt.01

3.2K 300 666
                                    

Peringatan!
•Ini cerita adalah hasil murni dari fikiran aku sendiri.

•••

[Selamat membaca]

Hari ini bukan hari yang indah. Mungkin orang lain bilang kalau hari ini adalah hari yang indah, tetapi berbeda dengan Calista. Ketika gadis itu mengambil hasil nilai rapor, dirinya sangat dimarahi oleh Mama nya. Apakah nilai Calista jelek? Atau dia tidak mendapatkan peringkat 5 besar seperti biasanya? Atau juga dia membuat ulah saat berada di sekolah?

Ruang tamu, adalah saksi bisu untuk Calista saat ini yaitu dirinya habis di tampar oleh Mama nya sendiri. Dia sedang berada diruang tamu, bersama Mama nya yang sangat marah kepada dirinya saat ini juga.

Pakk

"Aww!" rintih Calista kembali memegang pipi nya, dia merintih kesakitan karena terkena tamparan yang sangat sakit menurut nya.

"Kenapa kamu gak bisa dapat peringkat 1? Kakak kamu aja bisa, kenapa kamu enggak? Minimal kamu bisa gitu dapetin peringkat 5 besar seperti Lana, Adik mu itu!" bentak Ratu Alaska (Mama Calista) yang sangat marah saat ini.

Calista hanya menunduk saja, tidak berani menatap wajah sang Mama "T-tapi kan aku juga udah bisa dapat peringkat 7. Bukanya itu udah bagus ya Mah?" tanya Calista gugup.

"Bagus dari mana? Seharusnya kamu bisa dong dapetin peringkat 1! Kenapa susah banget sih kayaknya? Tinggal belajar setiap hari, hapalin catatan yang penting! Emang kamu enggak bisa? Begitu aja gak bisa, beda kamu kayak Kakak dan Adik mu!" kesal Ratu.

"Mah! Menurut aku, itu semua bakalan susah tanpa ada niat dan usaha. Percuma kalau aku udah belajar setiap hari tapi aku niat kan nya untuk hal yang lain. Itu akan sia-sia. Kenapa Mama gak ngehargain usaha aku dalam belajar? Aku juga mau kok jadi kayak Kakak yang selalu bisa mendapatkan peringkat 1. Tapi, balik lagi ke ucapan aku diawal, bukankah semua itu perlu usaha? Tidak mudah Mah mendapatkan semua itu. Coba Mama rasain jadi aku, mungkin Mama bakalan capek juga sama semuanya!" tegas Calista.

Dirinya kali ini harus benar-benar melawan Mama nya, jika tidak, Mama nya akan terus-terus an bersikap seperti ini kepada nya.

"Udah berani ya kamu!?" tanya Ratu tegas hendak menampar pipi Calista, lagi. Tapi terhenti kan karena teriakkan dari Calista.

"Tampar Mah, tampar aja! Aku rela kok pipi aku jadi bahan kekesalan Mama sama aku! Iya aku tau aku bukan anak yang pandai seperti Kakak dan Adik. Tapi, nanti suatu saat aku bakal buktikan kalau aku bisa lebih dari itu!" Setelah mengucapkan itu, Calista pun pergi meninggalkan Mama nya sendirian.

"HEH! SINI KAMU! MAMA BELUM SELESAI MARAHIN KAMU! DASAR ANAK DURHAKA!" teriak Ratu.

Calista masuk ke dalam kamar nya, membanting pintu dengan sangat kencang. Tidak peduli dengan Mama nya yang berteriak memanggil dirinya terus-terus an. Yang dia butuhkan sekarang ini adalah ketenangan.

Kenapa Mama nya marah sekali dengan dirinya? Padahal itu hanya sebuah peringkat. Apakah peringkat itu sangat penting dan bisa membuat Mama nya bahagia? Peringkat juga tidak menjamin setiap orang bisa sukses dan banyak uang. Atau supaya Mama nya itu bisa memamerkan kepada para teman nya bahwa anak nya itu mendapatkan peringkat 1 di kelas?

Masih jaman kah pamer dengan hal itu?

Kayaknya sih masih...

Tubuh nya dia hempaskan ke atas kasur, merenggangkan kedua kaki, menatap ke dinding langit kamar nya, lalu memejamkan mata untuk meredakan semua emosi nya.

Bukan nya mereda, air mata Calista malah keluar perlahan dari kelopak mata nya. Mengusap nya dengan sangat kasar, dirinya tidak boleh menangis saat ini.

She Is Mine[END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang